![]() |
Ilustrasi: Kaum Luth. |
SESUATU yang sedang berkembang saat ini adalah masalah "LGBT atau Lesbian, Gay, Biseksual dan Trangender".
Lesbian dan Gay adalah pecinta sesama jenis. Biseksual adalah pecinta semua jenis dan Transgender adalah perubahan jenis.
Dipicu dengan merebaknya legalisasi pernikahan sesama jenis di barat - bahkan di AS 50 negara bagian melegalkannya - LGBT ini didukung penuh oleh banyak vendor terkemuka seperti Mark Z Facebook. Ciri khas campaign mereka adalah pelangi atau rainbow yang menunjukkan bahwa manusia ini beragam, termasuk mereka.
Gaya yang sama dalam pola pikir yang dianut barat adalah persamaan dalam kemanusiaan. Persamaan berarti semua harus sederajat dalam hal apapun termasuk dalam hal hak kemanusiaan. Sesudah jargon ini dikencangkan, mulailah industri mereka bergerak memompa pemikiran dalam bentuk Iklan, film-film Hollywood, Musik, gambar-gambar dan yang paling massif ya internet.
Pola pikir yang menentang pemikiran mereka dianggap konvensional, kolot dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Campaign LGBT secara bertahap dibangun dengan jargon perubahan dalam bentuk pemikiran dan budaya. Tahapan-tahapan ini yg nantinya diharapkan membuat manusia menerima secara perlahan kehadiran mereka.
Pada tahapan tertentu, manusia akan mengikuti pola mereka. Dan sebenarnya ini bukan barang baru di kota besar. Coba search aja di facebok dengan keyword "lesbian" atau "gay", mereka punya komunitas yang terus bertambah dan usianya masih sangat muda berkisar belasan tahun.
Itu yang kelas bawah. Yang kelas atas dalam pemikiran melakukan debat dan diskusi untuk membenarkan pemikiran mereka. Pada sisi ini mereka menjadi atheis, hukum Tuhan sama sekai tidak dipakai dalam kosakata mereka yang biasanya berputar di science dengan membawa genetik. Minggir semua kitab suci, karena sudah tidak sesuai zaman dan menentang pola pikir mereka.
Anda akan pusing debat dengan mereka. Dengan bahasa Inggris yang lancar, mereka akan berbicara sistem reproduksi dan kemungkinan kesalahan yang harus diterima sebagai bagian dari kemanusiaan. Ini menunjukkan kuatnya pengaruh barat dalam pemikiran mereka. Dan yang plonga plongo bisa terkagum dan mengikuti pemikiran mereka, karena "tidak mau ketinggalan zaman". Bukan hanya kagum dengan pemikiran bahkan paling ekstrim mereka akan mengikutinya sbg budaya.
Dan perlahan-lahan mereka akan membentengi diri mereka dengan "takdir" karena sudah terlahir begitu secara biologis. Takdir yang dimaksud adalah dikembalikannya keputusan kepada Tuhan karena takdir diartikan kehendak Tuhan. Tuhan lagi yang disalahkan.
Situasi ini mirip dengan berkembangnya gerakan feminisme tahun 1966 di - lagi lagi - Amerika Serikat. Gerakan yang berawal menuntut kesamaan upah dalam kerja, berkembang luas menjadi pola pikir yg masuk ke ruang pernikahan. Keadilan dianggap kesamaan dalam segala hal bukan sesuai porsinya.
Dunia bergerak mundur sebenarnya, bukan maju. Yang maju hanyalah teknologinya. Pemikiran-pemikiran seperti ini adalah pemikiran yang sama dari bangsa-bangsa yang tertera dalam kitab-kitab samawi yang menuai hasil dari perilakunya. Kembali ke masa jahilliyah.
(Ditulis Oleh: Denny Siregar)
Lesbian dan Gay adalah pecinta sesama jenis. Biseksual adalah pecinta semua jenis dan Transgender adalah perubahan jenis.
Dipicu dengan merebaknya legalisasi pernikahan sesama jenis di barat - bahkan di AS 50 negara bagian melegalkannya - LGBT ini didukung penuh oleh banyak vendor terkemuka seperti Mark Z Facebook. Ciri khas campaign mereka adalah pelangi atau rainbow yang menunjukkan bahwa manusia ini beragam, termasuk mereka.
Gaya yang sama dalam pola pikir yang dianut barat adalah persamaan dalam kemanusiaan. Persamaan berarti semua harus sederajat dalam hal apapun termasuk dalam hal hak kemanusiaan. Sesudah jargon ini dikencangkan, mulailah industri mereka bergerak memompa pemikiran dalam bentuk Iklan, film-film Hollywood, Musik, gambar-gambar dan yang paling massif ya internet.
Pola pikir yang menentang pemikiran mereka dianggap konvensional, kolot dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Campaign LGBT secara bertahap dibangun dengan jargon perubahan dalam bentuk pemikiran dan budaya. Tahapan-tahapan ini yg nantinya diharapkan membuat manusia menerima secara perlahan kehadiran mereka.
Pada tahapan tertentu, manusia akan mengikuti pola mereka. Dan sebenarnya ini bukan barang baru di kota besar. Coba search aja di facebok dengan keyword "lesbian" atau "gay", mereka punya komunitas yang terus bertambah dan usianya masih sangat muda berkisar belasan tahun.
Itu yang kelas bawah. Yang kelas atas dalam pemikiran melakukan debat dan diskusi untuk membenarkan pemikiran mereka. Pada sisi ini mereka menjadi atheis, hukum Tuhan sama sekai tidak dipakai dalam kosakata mereka yang biasanya berputar di science dengan membawa genetik. Minggir semua kitab suci, karena sudah tidak sesuai zaman dan menentang pola pikir mereka.
Anda akan pusing debat dengan mereka. Dengan bahasa Inggris yang lancar, mereka akan berbicara sistem reproduksi dan kemungkinan kesalahan yang harus diterima sebagai bagian dari kemanusiaan. Ini menunjukkan kuatnya pengaruh barat dalam pemikiran mereka. Dan yang plonga plongo bisa terkagum dan mengikuti pemikiran mereka, karena "tidak mau ketinggalan zaman". Bukan hanya kagum dengan pemikiran bahkan paling ekstrim mereka akan mengikutinya sbg budaya.
Dan perlahan-lahan mereka akan membentengi diri mereka dengan "takdir" karena sudah terlahir begitu secara biologis. Takdir yang dimaksud adalah dikembalikannya keputusan kepada Tuhan karena takdir diartikan kehendak Tuhan. Tuhan lagi yang disalahkan.
Situasi ini mirip dengan berkembangnya gerakan feminisme tahun 1966 di - lagi lagi - Amerika Serikat. Gerakan yang berawal menuntut kesamaan upah dalam kerja, berkembang luas menjadi pola pikir yg masuk ke ruang pernikahan. Keadilan dianggap kesamaan dalam segala hal bukan sesuai porsinya.
Dunia bergerak mundur sebenarnya, bukan maju. Yang maju hanyalah teknologinya. Pemikiran-pemikiran seperti ini adalah pemikiran yang sama dari bangsa-bangsa yang tertera dalam kitab-kitab samawi yang menuai hasil dari perilakunya. Kembali ke masa jahilliyah.
(Ditulis Oleh: Denny Siregar)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »