Kenapa Irwan Prayitno Tak Utamakan Pembangunan Kantor Gubernur ?

Kenapa Irwan Prayitno Tak Utamakan Pembangunan Kantor Gubernur ?
PERTANYAAN yang sering muncul dibenak warga Sumatera Barat, kenapa selama memimpin daerah ini, Irwan Prayitno Datuk Rajo Bandaro Basa selaku gubernur tak kunjung memperbaiki kantor gubernur yang rusak pasca gempa 30 September 2009 ? Pertanyaan ini juga sering muncul dan menjadi salah satu hots isu di tengah-tengah pelaksanaan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah Gubernur (Pilkadagub) Sumatera Barat yang sedang berlangsung. 

Orang sering mengecam kelalaian Irwan Prayitno dalam membangun kembali kantor Gubernur Sumatera Barat ini. Kantor yang menjadi salah satu kebanggaan orang Sumatera Barat. Tempat berkantornya Gubernur, Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah, Asisten, dan Biro-Biro di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Bahkan, selama kepemimpinan Irwan Prayitno - Muslim Kasim, mereka tidak pernah berkantor di Rumah Bagonjong tersebut. Wakil Gubernur Muslim Kasim berkantor di gedung sebelah Rumah Bagonjong, sedangkan Irwan Prayitno selaku gubernur berkantor di rumah dinas. 


"Akibat kantor gubernur di Rumah Bagonjong rusak kena gempa, maka saya berkantor di rumah dinas, karena kantor sementara yang disediakan untuk saya tidak memadai dalam pelaksanaan tugas saya selaku gubernur. Kantor sementara itu ruangannya sempit, kalau rapat hanya bisa menampung lima orang, ruangan tunggunya kecil dan panas pula, sehingga bikin gerah masyarakat yang ingin bertemu dengan saya. Kalau banyak tamu, mereka tak sabaran antri dan sering bikin kegaduhan yang menyebabkan bagian protokoler saya terganggu pekerjaannya. Tak mungkin pula di ruangan kerja sekecil itu saya menerima tamu dari kementerian. Makanya saya pindah ke rumah dinas di istana gubernur. Rumah dinas bisa dijadikan ruangan penerima tamu. Rapat-rapat saya adakan diruangan istna karena mampu menampung 20 - 40 orang. Rapat-rapat SKPD saya laksanakan di auditorium yang mampu menampung sekitar 200 orang," ujar Irwan Prayitno ketika penulis tanya alasannya berkantor di rumah dinas. 

Lantas kenapa Irwan Prayitno tak kunjung membangun kembali Rumah Bagonjong kalau memang itu alasannya ? Kenapa baru dimulai retrofit (perbaikan dan perkuatan kembali, red) Rumah Bagonjong pada September 2014 ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dan menghindari fitnah serta persepsi yang salah dalam melihat persoalan ini, penulis tabayun langsung kepada Irwan Prayitno, yang kali ini maju lagi sebagai calon Gubernur Sumatera Barat berpasangan dengan Nasrul Abit. Lambanya proses retrofit kantor gubernur juga dijadikan semacam kampanye hitam bagi lawan-lawan politik Irwan Prayino, dan mencapnya sebagai gubernur gagal yang tak layak dilanjutkan kepemimpinannya. 

Sebagai gambaran,  retrofit Rumah Bagonjong dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama mulai dilaksanakan pada September 2014 dan tahap kedua pada Juni 2015. Agar aktivitas kepemerintahan tidak terganggu, selama pekerjaan retrofit berlangsung, seluruh pegawai dipindahkan ke gedung baru yakni escape building. Namun demikian, masih tetap ada dua biro, yaitu Biro Pemerintahan dan Biro Sosial yang terpaksa menghuni Kantor Gubernur, karena escape building ternyata tidak mampu menampung seluruh pegawai.

Kepada penulis, Irwan Prayitno menjelaskan, dirinya memang tidak melakukan retrofit Rumah Bagonjong terlebih dahulu, disaat rumah-rumah masyarakat yang rusak terkena gempa belum tuntas diperbaiki. Sebab, ketika dilantik sebagai Gubernur Sumatera Barat pada 15 Agustus 2010, Ranah Minang baru saja diguncang gempa hebat pada 30 September 2009. Lebih dari 200 ribu rumah yang rusak pada tujuh kabupaten/kota se Sumatera Barat. Kerusakan terparah dialami Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padangpariaman, dan Kabupaten Pesisir Selatan. Daerah lainnya yang terkena dampak gempa itu adalah Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Agam. 


Warga yang rumahnya terkena gempa diberi bantuan untuk merehabilitasi rumah-rumah mereka. Tercatat sebanyak 197.751 rumah telah dibantu pemerintah untuk dibangun kembali, dengan bantuan kepada rumah yang rusak berat dan rusak sedang. Bagi rumah yang mengalami rusak berat diberi bantuan Rp15 juta, dan yang rusak sedang diberi bantuan Rp10 juta.  Hingga 2012 seluruh rumah yang terkena gempa sudah bisa diselesaikan dengandengan total dana Rp2,7 triliun. Selama tiga bulan (Oktober-Desember 2010) pemerintah sudah mencairkan Rp2,114 triliun rupiah untuk 143.000 rumah. Atas keberhasilan ini, Pemprov Sumbar mendapatkan penghargaan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) karena tercepat dalam rehab rekon. Kemudian pencairan Rp600 miliar dilanjutkan hingga tahun 2012. 

Sebenarnya, pada saat itu, Irwan Prayitno bisa saja mendahulukan proyek retrofit Rumah Bagonjong. Apalagi pada saat itu dia memegang uang Rp2,4 triliun secara gelondongan dari BNPB. Tapi itu tidak dia lakukan. Dia ingin rumah masyarakat dulu yang dituntaskan, termasuk pembangunan kembali infrastruktur jalan, jembatan, rumah sakit, pasar, sekolah-sekolah, dan rumah ibadah.  Pelaksanaannya dilakukan pada tahun 2010, 2011, dan 2012. 

Pada tahun 2013, Irwan Prayitno baru melakukan pembangunan beberapa kantor dinas. Pembangunan kantor dinas diutamakan adalah yang terletak di bedeng-bedeng, seperti Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 2013 itu juga dilakukan pembangunan Kantor Kapolda, Kajati, pasar, RSU M Djamil Padang, Bappeda, Perpustakaan, PU dan escape building

Baru, pada September 2014, Irwan Prayitno melakukan pembangunan kembali dan perkuatan (retrofit) Rumah Bagonjong tahap pertama, dan pada Juni 2015 dilaksanakan tahap kedua. Kantor Gubernur Sumatera Barat termasuk dalam 27 gedung yang rusak berat akibat gempa besar 2009, namun konstruksi bangunannya masih dinilai kuat, sehingga tidak dirobohkan, dan hanya perlu perbaikan serta penguatan struktur bangunan, khususnya di lantai 3 dan 4. Diperkirakan retrofit Rumah Bagonjong akan siap pada 2016 dan sudah bisa ditempati Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat yang baru nantinya.   

Berdasarkan perencanaannya, rumah dinas wakil gubernur yang bersebelahan dengan Rumah Bagonjong juga akan dibongkar. Disana akan didirikan bagunan dan dibuat jembatan ke seberangnya. Dalam benak Irwan Prayitno, kompel kantor Gubernur Sumatera Barat akan dibangun mewah nantinya. Nah, sudah jelas bagi kita, Irwan Prayitno lebih mengutamakan penyelesaian rehab rekon rumah masyarakat yang rusak akibat gempa, ketimbang membangun kantor yang mewah. Irwan Prayitno tak ingin menari di atas penderitaan rakyatnya. Suatu keteladanan yang patut kita puji dari penghulu suku Tanjung Kenagarian Pauh IX Kota Padang ini. 


"Pemimpin itu harus bisa melihat dengan mata rakyat, harus mengerti bahasa rakyat dan merasakan perasaan rakyat. Memajukan kemakmuran rakyat adalah tugas setiap pemimpin." (Imam Ali bin Abi Thalib Kwh)

Sebagai anak muda, kita harus berfikiran positif terhadap pemimpin kita, dan tak mudah termakan fitnah dalam suasana pesta demokrasi Pilkadagub Sumbar ini. Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus dalam pemilihan Gubernur Sumatera Barat tanggal 9 Desember 2015 mendatang. Amin.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua PK KNPI Kuranji

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »