ANDA mungkin pernah mendengar ungkapan berbahasa Arab "Man Jadda Wajada." Ungkapan yang terkenal dikalangan aktivis dakwah dan penuntut ilmu tersebut bukanlah bagian dari Al Quran atau ucapan Rasulullah saw. Sebagian orang memang beranggapan demikian, namun perlu diketahui bahwa ucapan tersebut hanyalah ungkapan yang disampaikan ulama terdahulu untuk memotivasi seseorang agar bersungguh-sungguh dalam beribadah dan berusaha.
Para ulama selalu menyeru agar ummat bersungguh-sungguh dalam beribadah dan tidak lalai dalam mengingat Allah swt dalam setiap tarikan nafasnya. Demikian juga dalam mengerjalan urusan dunia, harus bersungguh-sungguh, dan jangan menyepelekan suatu pekerjaan. Jika sudah selesai suatu pekerjaan, maka kerjakan urusan yang lain. Namun, urusan dunia tidak boleh melalaikan seseorang terhadap urusan akhirat.
Dalam menjalani kehidupannya, Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa selalu memegang prinsip "Man Jadda Wajada (Siapa yang bersungguh-sunggu pasti mendapat)". Prinsip hidup ini sudah tertanam pada dirinya sejak kecil. Almarhumah Ibundanya Sudarni Sayuti, sedari kecil selalu mengingatkan agar dia bersungguh-sungguh dalam mengerjakan suatu urusan dan bersungguh-sungguh dalam beribadah. Pesan tersebut, diakui Irwan Prayitno membentuk karakter dalam dirinya dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Diakui Irwan Prayitno, cukup banyak hasil yang didapatnya, kalau melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh.
Di depan ratusan orang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan, Irwan Prayitno kembali mengingatkan prinsip "Man Jadda Wajada" ini kepada para pencari ilmu di kampus tersebut ketika memberikan kuliah umum, pekan lalu. Kulaih umum tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua STAI Balai Selasa, Lukman Hakim, dan dihadiri segenap dosen. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Nasrul Abit, mantan Bupati Pesisir Selatan, dan Sengaja Budi Syukur selaku tokoh masyarakat Pesisir Selatan.
Menurut Irwan Prayitno, dari keinginan yang kecil, jika dengan kesungguhan, maka pasti akan didapat hasilnya. Dalam menempuh pendidikan, sangat diperlukan kesungguhan. Begitu banyak hasil yang didapat dari kesungguhan tersebut. Irwan Prayitno mencontohkan pada dirinya sendiri. Saat dirinya ingin menyelesaikan pendidikan hingga S3. Berkat kesungguhan, dirinya dapat mewujudkan keinginannya itu. Bahkan, dirinya berhasil menamatkan S3 di Universiti Putra Malaysia (UPM) dengan waktu lebih cepat dari masa normal, dan nilainya di atas rata-rata. Gelar PhD Pendidikan Bidang Training Management, berhasil diraihnya dengan prediket Cumlaude dan IPK 3,97.
Bukanlah suatu hal mustahil, dari STAI Balai Selasa akan lahir seorang profesor atau ilmuan, akan lahir seorang pengusaha yang sukses, akan lahir ulama yang paham dengan hukum Allah secara luas, dan lain sebagainya. Kuncinya, mahasiswa STAI Balai Selasa harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Irwan Prayitno mengakui, gelar akademik yang diperoleh sebagai hasil dari menuntut ilmu, hanya bagian kecil dari kunci kesuksesan tersebut. Kunci terbesarnya adalah bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-cita. Tentunya harus disertai doa dan ibadah kepada Allah swt.
Banyak contoh, jelas Irwan Prayitno, orang yang berasal dari keluarga kurang mampu dan sekolah dalam kondisi susah, tetapi dia bersungguh-sungguh untuk menjalaninya, maka dia berhasil mencapai cita-citanya tersebut. Bahkan, ada orang yang putus sekolah karena ketiadaan biaya, namun dia memiliki keinginan kuat untuk kaya raya, dan bersungguh-sungguh untuk mencapainya, akhirnya dia menjadi seorang pengusaha yang kaya raya.
Irwan Prayitno mengakui, dulu dirinya tidak pandai bernyanyi dan memainkan alat musik. Tetapi dia belajar dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan keinginannya berdakwah di jalur seni, hasilnya dirinya bisa membuat album lagu religi, bernyanyi dan main drumd. Berkat kesungguhan, dirinya bisa mewujudkan mimpi itu. Begitu juga keinginannya untuk mendirikan lembaga pendidikan dengan modal hanya Rp15 ribu. Berkat kesungguhan dirinya berhasil mengembangkan Yayasan Pendidikan Adzkia menjadi besar seperti saat ini.
Keberhasilan Irwan Prayitno juga merambah di dunia politik. Dirinya menjadi anggota DPR-RI. Dirinya menjadi lima tahun sejak 2010 menjadi Gubernur Sumbar. Semua keberhasilan dalam hidup yang dilaluinya menurut pengakuan Irwan Prayitno tidak terlepas dari kesungguh-sungguhan. Sebagai Gubernur Sumbar, dirinya membuktikan kesungguhan menjaga amanah rakyat, dengan rela mengorbankan seluruh waktunya untuk bekerja untuk masyarakat.
Kesungguhan Irwan Prayitno dalam mengurus Sumatera Barat tidak mengenal hari libur. Dalam satu hari, dirinya menghabiskan waktu untuk menghadiri kegiatan dan undangan masyarakat mencapai 15 kegiatan. Dirinya, juga rutin berkunjung ke kabupaten kota, ke nagari-nagari menelusuri daerah-daerah pelosok. Melihat langsung kondisi pembangunan di tengah masyarakatnya. Bahkan dia menerobos daerah terisolir dengan menggunakan motor. Berkat kesungguhan dirinya bisa melacak motor trail menempuh medan berat di daerah terisolir.
Tidak hanya itu, Irwan Prayitno juga komitmen jangan ada surat-surat tertumpuk di meja kerjanya. Apapun urusan surat-menyurat dan administrasi yang membutuhkan persetujuan dan tandatangannya, hanya boleh terletak di mejanya, cukup dalam waktu semalam saja. Dirinya banyak melakukan hal-hal yang di luar batas kemampuan fisiknya. Seperti, mengadakan rapat tidak hanya siang hari. Tetapi juga setiap malam mulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
Rapat yang dilakukan malam hari ini, bertujuan untuk mengevaluasi seluruh program dan kegiatan pembangunan yang dilakukan. Rapat, menurutnya juga dilakukan pada Sabtu dan Minggu. Bahkan dirinya, dalam satu hari siang dan malam juga harus pulang balik ke Jakarta, untuk menjemput program pemerintah pusat agar dapat direalisasikan di Sumbar.
Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang/Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group
"Allah adalah Rabb langit dan bumi, serta apa yang ada diantara keduanya, maka ibadahilah Dia, serta bersabarlah dengan sungguh-sungguh di dalam beribadah kepadanya, apakah kamu melihat yang serupa dengan-Nya." (QS. Maryam ayat 65). "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS. Al Insyirah ayat 6-7).
Para ulama selalu menyeru agar ummat bersungguh-sungguh dalam beribadah dan tidak lalai dalam mengingat Allah swt dalam setiap tarikan nafasnya. Demikian juga dalam mengerjalan urusan dunia, harus bersungguh-sungguh, dan jangan menyepelekan suatu pekerjaan. Jika sudah selesai suatu pekerjaan, maka kerjakan urusan yang lain. Namun, urusan dunia tidak boleh melalaikan seseorang terhadap urusan akhirat.
Dalam menjalani kehidupannya, Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa selalu memegang prinsip "Man Jadda Wajada (Siapa yang bersungguh-sunggu pasti mendapat)". Prinsip hidup ini sudah tertanam pada dirinya sejak kecil. Almarhumah Ibundanya Sudarni Sayuti, sedari kecil selalu mengingatkan agar dia bersungguh-sungguh dalam mengerjakan suatu urusan dan bersungguh-sungguh dalam beribadah. Pesan tersebut, diakui Irwan Prayitno membentuk karakter dalam dirinya dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Diakui Irwan Prayitno, cukup banyak hasil yang didapatnya, kalau melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh.
Di depan ratusan orang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan, Irwan Prayitno kembali mengingatkan prinsip "Man Jadda Wajada" ini kepada para pencari ilmu di kampus tersebut ketika memberikan kuliah umum, pekan lalu. Kulaih umum tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua STAI Balai Selasa, Lukman Hakim, dan dihadiri segenap dosen. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Nasrul Abit, mantan Bupati Pesisir Selatan, dan Sengaja Budi Syukur selaku tokoh masyarakat Pesisir Selatan.
Menurut Irwan Prayitno, dari keinginan yang kecil, jika dengan kesungguhan, maka pasti akan didapat hasilnya. Dalam menempuh pendidikan, sangat diperlukan kesungguhan. Begitu banyak hasil yang didapat dari kesungguhan tersebut. Irwan Prayitno mencontohkan pada dirinya sendiri. Saat dirinya ingin menyelesaikan pendidikan hingga S3. Berkat kesungguhan, dirinya dapat mewujudkan keinginannya itu. Bahkan, dirinya berhasil menamatkan S3 di Universiti Putra Malaysia (UPM) dengan waktu lebih cepat dari masa normal, dan nilainya di atas rata-rata. Gelar PhD Pendidikan Bidang Training Management, berhasil diraihnya dengan prediket Cumlaude dan IPK 3,97.
Bukanlah suatu hal mustahil, dari STAI Balai Selasa akan lahir seorang profesor atau ilmuan, akan lahir seorang pengusaha yang sukses, akan lahir ulama yang paham dengan hukum Allah secara luas, dan lain sebagainya. Kuncinya, mahasiswa STAI Balai Selasa harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Irwan Prayitno mengakui, gelar akademik yang diperoleh sebagai hasil dari menuntut ilmu, hanya bagian kecil dari kunci kesuksesan tersebut. Kunci terbesarnya adalah bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-cita. Tentunya harus disertai doa dan ibadah kepada Allah swt.
Banyak contoh, jelas Irwan Prayitno, orang yang berasal dari keluarga kurang mampu dan sekolah dalam kondisi susah, tetapi dia bersungguh-sungguh untuk menjalaninya, maka dia berhasil mencapai cita-citanya tersebut. Bahkan, ada orang yang putus sekolah karena ketiadaan biaya, namun dia memiliki keinginan kuat untuk kaya raya, dan bersungguh-sungguh untuk mencapainya, akhirnya dia menjadi seorang pengusaha yang kaya raya.
"Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu wahai (golongan) manusia dan jin. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman ayat 31-32). "Bukankah Kami telah melapangkan dadamu ? Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan sebutan (nama) mu bagimu. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al Insyirah ayat 1-5).
Irwan Prayitno mengakui, dulu dirinya tidak pandai bernyanyi dan memainkan alat musik. Tetapi dia belajar dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan keinginannya berdakwah di jalur seni, hasilnya dirinya bisa membuat album lagu religi, bernyanyi dan main drumd. Berkat kesungguhan, dirinya bisa mewujudkan mimpi itu. Begitu juga keinginannya untuk mendirikan lembaga pendidikan dengan modal hanya Rp15 ribu. Berkat kesungguhan dirinya berhasil mengembangkan Yayasan Pendidikan Adzkia menjadi besar seperti saat ini.
Keberhasilan Irwan Prayitno juga merambah di dunia politik. Dirinya menjadi anggota DPR-RI. Dirinya menjadi lima tahun sejak 2010 menjadi Gubernur Sumbar. Semua keberhasilan dalam hidup yang dilaluinya menurut pengakuan Irwan Prayitno tidak terlepas dari kesungguh-sungguhan. Sebagai Gubernur Sumbar, dirinya membuktikan kesungguhan menjaga amanah rakyat, dengan rela mengorbankan seluruh waktunya untuk bekerja untuk masyarakat.
Kesungguhan Irwan Prayitno dalam mengurus Sumatera Barat tidak mengenal hari libur. Dalam satu hari, dirinya menghabiskan waktu untuk menghadiri kegiatan dan undangan masyarakat mencapai 15 kegiatan. Dirinya, juga rutin berkunjung ke kabupaten kota, ke nagari-nagari menelusuri daerah-daerah pelosok. Melihat langsung kondisi pembangunan di tengah masyarakatnya. Bahkan dia menerobos daerah terisolir dengan menggunakan motor. Berkat kesungguhan dirinya bisa melacak motor trail menempuh medan berat di daerah terisolir.
Tidak hanya itu, Irwan Prayitno juga komitmen jangan ada surat-surat tertumpuk di meja kerjanya. Apapun urusan surat-menyurat dan administrasi yang membutuhkan persetujuan dan tandatangannya, hanya boleh terletak di mejanya, cukup dalam waktu semalam saja. Dirinya banyak melakukan hal-hal yang di luar batas kemampuan fisiknya. Seperti, mengadakan rapat tidak hanya siang hari. Tetapi juga setiap malam mulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
Rapat yang dilakukan malam hari ini, bertujuan untuk mengevaluasi seluruh program dan kegiatan pembangunan yang dilakukan. Rapat, menurutnya juga dilakukan pada Sabtu dan Minggu. Bahkan dirinya, dalam satu hari siang dan malam juga harus pulang balik ke Jakarta, untuk menjemput program pemerintah pusat agar dapat direalisasikan di Sumbar.
"Dalam berumah tangga pun, saya bersungguh-sungguh. Buktinya saya dikaruniai sepuluh orang anak. Walau banyak anak, tetapi saya berhasil mengantarkan mereka menjadi anak-anak yang sukses menempuh pendidikannya. Putra pertama, Jundhi Fadhillah menyelesaikan studi MBA di Boston Amerika, dan telah bekerja di perusahaan energi di Jakarta. Putri kedua, Waviatul Ahdi menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Gigi UI. Putri ketiga, Dhiya’u Syahidah menyelesaikan studinya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan sekarang menyelesaikan S2 di Westminster University – UK. Putra keempat, Anwar Jundhi kuliah di ITB. Putri kelima, Atika, kuliah di FE UI. Puta keenam, Ibrahim, kuliah di Jurusan Teknik Kimia UI. Putri Ketujuh, Shohwah dan Putri kedelapan, Farhana, sekolah di SMA 1 Padang. Dua orang lainnya masih sekolah di SMP dan SD. Tak hanya itu, anak-anak saya juga hafal al Quran," ungkapnya, disambut gelak tawa mahasiswa.
Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang/Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »