SORE itu penulis dikontak oleh salah seorang murid penulis. Namanya Lisa Marjohan. Anaknya pintar, berkacamata, dan terbilang cantik. Ketika menjadi satri penulis di Surau Cangkeh, dia memang sudah terlihat lebih dari teman-temannya. Penulis terkejut juga ketika dikontaknya, sebab kami sudah lama tidak berkomunikasi. Terakhir kami bertemu ketika dia duduk dibangku SMP, dan sekarang dia sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Dia mengutarakan maksudnya, yaitu ingin mengundang Irwan Prayitno Datuk Rajo Bandaro Basa untuk memotivasi pemuda dan anak-anak di kampungya yang juga kampung penulis. Penulis pun bertanya kepadanya, kenapa harus Irwan Prayitno ? Kenapa tidak seorang motivator saja ?
Dia mengutarakan maksudnya, yaitu ingin mengundang Irwan Prayitno Datuk Rajo Bandaro Basa untuk memotivasi pemuda dan anak-anak di kampungya yang juga kampung penulis. Penulis pun bertanya kepadanya, kenapa harus Irwan Prayitno ? Kenapa tidak seorang motivator saja ?
"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar Ra’d Ayat 11).
Dia pun mengemukakan alasannya. Pertama, Irwan Prayitno adalah anak Kuranji yang terbilang sukses dalam menempuh karir politiknya. Dia pernah menjadi anggota DPR RI tiga kali periode dan menjadi Ketua Komisi, sebelum menjadi Gubernur Sumatera Barat. Dengan mengundangnya, maka akan dapat menjadi contoh oleh anak-anak dan pemuda Surau Cangkeh Tampat Durian, bahwa seorang anak kampung pun bisa menjadi orang hebat asal serius dalam menuntut ilmu dan pekerjaan.
Kedua, Irwan Prayitno adalah sosok pemimpin ideal. Dia tak hanya sukses memimpin Sumatera Barat, tetapi juga sukses memimpin keluarganya. Walau memiliki 10 orang anak, Irwan mampu mendidik anak-anaknya dengan baik. Anak-anaknya hafiz al Quran, dan berhasil dalam menempuh pendidikan mereka. Harapannya, orang tua yang ada di kampung itu termotivasi untuk menididik anak-anak mereka dengan baik, baik dari segi pendidikan agama maupun pendidikan umum.
Ketiga, Irwan Prayitno memiliki hobi mengunjungi daerah terpencil. Kampung Surau Cangkeh Tampat Durian Kelurahan Koronggadang Kecamatan Kuranji memang termasuk kampung yang masih terisolir. Jalan-jalan di kampung tersebut masih perlu pembenahan, termasuk rencana membangun jalan tembus ke Perumnas Belimbing. Sebagai Ninik Mamak Nagari Pauh IX Kuranji, Irwan Prayitno tentu memiliki pengaruh besar, apatah lagi Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah adalah teman separtainya, dan Wakil Walikota Emzalmi adalah orang kampungnya. Dia tentu mampu mendesak Pemerintah Kota Padang menganggarkan dana untuk pembangunan jalan dan jembatan.
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim ayat 6).
Itulah beberapa alasan yang menyebabkan Lisa menjatuhkan pilihannya untuk mengundang Irwan Prayitno, disamping dia sendiri memang mengidolakan tokoh yang satu ini. Penulis pun bersedia memfasilitasi pertemuan antara Lisa dan Irwan Prayitno. Kami pun sepakat untuk bertemu di Adzkia, di rumah orang tua Irwan Prayitno. Kedatangan penulis dan Lisa disambut hangat oleh pria berkacamata ini. Singkat cerita, Irwan bersedia hadir pada acara tersebut karena jadwal pada Sabtu malam tanggal 3 Oktober 2015 masih kosong. Dan undangan kami adalah undangan ke-15 yang harus dihadiri Irwan pada hari itu, karena pada hari bersamaan dia juga harus menghadiri beberapa undangan masyarakat di Bukittinggi dan Padangpariaman.
Kehadiran Irwan Prayitno pada acara tersebut membuat Lisa terharu. Acara yang dia gagas dengan beberapa orang temannya sukses menghadirkan Irwan Prayitno dan Wakil Walikota Padang H Emzalmi, dan Novermal Yuska dari Partai Gerindra Sumbar. Sebelumnya, penulis pun minta bantu kepada Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kuranji Evi Yandri Rajo Budiman untuk menghadirkan Wakil Walikota H Emzalmi dan Evi Yandri pun menyanggupinya. Kehadiran Irwan dan Emzalmi disambut oleh Ketua RW Amril, ST, Ketua RT Anton, dan segenap tokoh masyarakat lainnya. Tak ketinggalan, anak-anak dan ibu-ibu pun antusias menyambut kehadiran kedua tokoh ini.
Urang sumando dan pemuda terpaksa berdiri di jalan, karena tempat duduk terbatas, hanya untuk anak-anak dan ibu-ibu, karena sasaran kegiatan Lisa memang memotivasi dan membuka mata mereka, bahwa anak mudik yang dianggap kampungan pun sebenarnya bisa sukses dan berprestasi. Dulu itu adalah tugas berat yang penulis, dan sekarang diambil alih Lisa. Pak RW dan pak RT pun mengungkapkan kebanggannya kepada Lisa, karena setelah penulis pergi merantau ke kampung istri penulis di Pauh, ternyata tugas itu dilanjutkan murid penulis, yaitu Lisa. Srikandi yang menjadi kebanggaan di kampung kecil itu yang terisolir tersebut. Lisa pun diharapkan warga mampu mengambil peran yang penulis mainkan dulu.
Pada saat memberikan kata sambutan, Irwan Prayitno pun menceritakan perjalanan hidupnya semasa sekolah sampai sukses seperti sekarang. Ketika sekolah ke Padang - sebelum tahun 80-an, Kuranji merupakan bagian dari Kabupaten Padangpariaman - dirinya sering mendapat ejekan sebagai anak mudik yang dipandang sebelah mata. Namun dengan semangat yang membaja, dirinya tetap sekolah dengan rajin, walau setiap hari mendapat ejekan sebagai anak mudik. Ejekan tersebut dijadikan Irwan sebagai motivasi untuk meraih sukses, dan dia pun membuktikan, kini anak mudik itu sudah pernah menjadi anggota DPR RI dan Gubernur Sumatera Barat.
Untuk itu, kata Irwan lagi, anak-anak Kuranji harus bangkit. Mereka harus bersekolah setinggi-tingginya. Banyak jalan untuk itu, apatah lagi saat ini beasiswa berserakan, tinggal dijuluk saja. Ditambah lagi, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memiliki program untuk itu. Tidak ada alasan bagi anak kurang mampu untuk tidak bersekolah. Pemprov Sumatera Barat pun menganggarkan dana yang cukup tinggi di bidang pendidikan.
"Sebagai anak mudik, kita harus bangkit. Kita harus melawan ejekan itu dengan pembuktian diri, bahwa kita juga mampu berprestasi. Walau kita anak mudik, tapi kita juga mampu menjadi anggota DPRD RI tiga kali berturut-turut, bahkan ketua komisi. Anak mudik ternyata juga bisa menjadi gubernur, memimpin daerah ini. Saatnya kita bangkit, tinggalkan kebiasaan bermalas-malasan. Mari kita tuntut ilmu setinggi mungkin," ujar Irwan memotivasi.
Sementara itu, Wakil Walikota Padang H Emzalmi meminta masyarakat untuk mengajukan sepucuk surat untuk pengaspalan jalan tersebut. Dirinya akan memfasilitasi agar jalan di kampung Surau Cangkeh tersebut segera diaspal kembali. Pak RW dan pak RT pun akan memusyawarahkan dengan warga, sehingga prosesnya lahir atas kesepakatan bersama, sehingga jalan segera bisa diaspal.
Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang‐orang yang zholim. Wallahu a'alam bishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »