BAGI kebanyakan orang, kenangan semasa menuntut ilmu di satu sekolah sulit untuk dilupakan. Ikatan pertemanan yang terjalin erat karena satu alumi sekolahan menjadi ikatan persaudaraan tersendiri. Tak jarang, ketika terjadi pertemuan kembali, karena sekian tahun tak bersua, menjadi ajang temu kangen dan mengenang kembali cerita lama, yang terkadang membikin tertawa.
Sebagai alumni SMP Negeri 1 Padang dan SMA Negeri 3 Padang, di mata teman-temannya, Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa merupakan siswa multi talenta. Disamping berprestasi secara akademik karena selalu juara umum di sekolah, Irwan Prayitno pada waktu itu adalah sosok remaja yang gaul dan agamis.
Sebagai alumni SMP Negeri 1 Padang dan SMA Negeri 3 Padang, di mata teman-temannya, Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa merupakan siswa multi talenta. Disamping berprestasi secara akademik karena selalu juara umum di sekolah, Irwan Prayitno pada waktu itu adalah sosok remaja yang gaul dan agamis.
Jum'at malam (30/10/2015), kenangan lama itu diceritakan kembali oleh Ir Dasrul Azwar, salah seorang sahabat dekat Irwan Prayitno. Secara kebetulan, usai bersilaturahmi dengan masyarakat Dharmasraya, Irwan Prayitno dan rombongan makan bersama di Rumah Makan Gunung Medan yang terkenal itu. Selain bertemu Irwan Prayitno, Dasrul Azwar juga bertemu junior mereka, Syaiful, SH, M. Hum.
Irwan Prayitno menceritakan, Dasrul Azwar merupakan teman dekatnya semasa sekolah di SMP Negeri 1 Padang dan SMA Negeri 3 Padang. Irwan Prayitno dan Dasrul Azwar menuntut ilmu di SMP Negeri 1 Padang pada tahun 1976-1979 dan di SMA Negeri 3 Padang pada tahun 1979-1982.
Jalinan pertemanan diantara mereka sudah bak saudara dekat, saling kunjungi dan tidur bersama di rumah orang tua masing-masing sering terjadi. Mereka berdua pernah ke Dharmasraya pada tahun 1980 dengan sepeda motor jadul ketika ibunda Dasrul Azwar meninggal dunia. Irwan Prayitno menceritakan, pada saat melintasi pendakian si Tinjau Lawik, Irwan Prayitno dan Dasrul Azwar mendorong motor tersebut karena tak sanggup melaju di jalan tanjakan tajam.
Dengan seragam abu-abu, dan kancing baju yang terbuka, tanpa helm pelindung, Irwan Prayitno berboncengan, Dasrul Azwar memacu sepeda motor jadul tersebut menuju Dharmasraya dengan jarak tempuh sekitar 233 KM. Kondisi jalan pada waktu itu tidak semulus sekarang, namun dengan tekad yang membaja, akhirnya mereka sampai di Dharmasraya. Bagi mereka berdua, kenangan tersebut tak akan pernah terlupakan.
Menurut Dasrul Azwar, semasa sekolah di SMA Negeri 1 Padang dan SMA Negeri 3 Padang, Irwan Prayitno selalu juara umum. Irwan Prayitno merupakan sosok yang agamis, sholat dan puasa sunah Senin - Kamis tak pernah dia tinggalkan. Namun, dalam bergaul, Irwan Prayitno dikenal sebagai siswa yang mudah bergaul dengan siapa saja.
Rupanya, kebiasaan 'balanjuang' sudah lama dilakoni Irwan Prayitno. Dasrul Azwar mengaku, sering tidur di rumah kedua orang tua Irwan Prayitno di Taratak Paneh Kelurahan Koronggadang Kecamatan Kuranji. Usai belajar bersama, mereka sering mengadakan acara 'balanjuang' dengan teman-teman sebayanya. Acara kebersamaan yang diiringi gelak tawa.
Dasrul Azwar pun menceritakan, tak hanya pintar dari segi akademik, Irwan Prayitno pada waktu itu juga merupakan pembalab tangguh. Sering mereka menjajal jalanan di Kota Padang, saling berpacu dengan motor-motor mereka. Balapan pun tak hanya dengan motor, tetapi juga dengan mobil. Dan Irwan Prayitno selalu tampil sebagai juara.
Irwan Prayitno juga aktif di kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Diakui Dasrul Azwar, jiwa dan bakat kepemimpinan yang terdapat dalam diri Irwan Prayitno sudah terlihat sejak sekolah. Irwan Prayitno selalu dipercaya oleh teman-teman sekelasnya untuk menjadi ketua kelas.
Jadi tak salah, kalau Irwan Prayitno sukses meniti karir di jalur politik, baik sebagai anggota DPR RI tiga kali periode maupun Gubernur Sumatera Barat (2010-2015). Dasrul Azwar pun mendo'akan sahabatnya itu agar kembali diberi kepercayaan masyarakat Sumatera Barat untuk memimpin daerah ini untuk lima tahun berikutnya.
Irwan Prayitno baru berpisah dengan Dasrul Azwar ketika tamat SMA Negeri 3 Padang, sebab Irwan Prayitno melanjutkan pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). Namun, komunikasi antara mereka tetap terjalin. Menurut Irwan Prayitno, sahabatnya Dasrul Azwar saat ini merupakan pengusaha suskses yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan peternakan sapi.
Berbeda dengan Irwan Prayitno dan Dasrul Azwar, Syaiful masuk SMP Negeri 1 Padang pada tahun 1979, waktu itu Irwan Prayitno dan Dasrul Azwar kelas III, dan Syaiful kelas I. Pada waktu sekolah di SMP Negeri 1 Padang, Syaiful terkenal sebagai siswa yang cukup nakal dan usil. Jika Irwan Prayitno sukses dalam karir politiknya, Dasrul Azwar sukses dibidang pekerbunan dan peternakan, maka Syaiful sukses sebagai pengacara, disamping aktif dikepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumbar.
Ikatan alumni itu pulalah, salah satu alasan Syaiful all out (sekuat tenaga, red) mendukung Irwan Prayitno pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat pada tanggal 9 Desember 2015 mendatang. Syaiful tercatat sebagai Sekretaris Tim Relawan Pemenangan Irwan Prayitno-Nasrul Abit (IP-NA). Disamping Syaiful dan Irwan Prayitno sama-sama urang sumando Pesisir Selatan.
Di mata Syaiful, Irwan Prayitno adalah sosok pemimpin yang peduli kemajuan olahraga di daerah ini. Irwan Prayitno telah menunjukan keseriusannya membina dan memajukan dunia olahraga di daerah ini. Usai dilantik sebagai Gubernur Sumatera Barat pada tanggal 15 Agustus 2010, Irwan Prayitno langsung memimpin rapat olahraga membahas masalah pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar dan waktu itu Irwan Prayitno masih berpakaian baju putih yang merupakan baju seorang guburnur.
Perhatian Irwan Prayitno secara umum untuk Sumatera Barat, ini yang pertama kali terjadi untuk Indonesia, yaitu 15 Kabupaten/Kota melaksanakan Pekan Olahraga Propinsi (Porprov) pada tahun 2010 pasca gempa 30 September 2009 yang meluluhlantakan Ranah Minang. Inilah yang menjadi bukti kebangkitan olahraga Sumatera Barat memang benar di tangan Irwan Prayitno, ungkap Syaiful.
Bukti lainnya, selama lima tahun Irwan Prayitno memimpin Sumatera Barat, tiga kali Porprov dilaksanakan. Di Porwil 2011, Sumatera Barat memperoleh rengking III dan target tercapai, atlit dapat bonus Rp50 juta. Dan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Pada PON 2012 di Pekan Baru Provinsi Riau, target 12 mendali emas juga tercapai, ditambah 12 perak dan 25 perunggu. Atlit mendapat bonus Rp150 juta. Semua ini terlaksana karena ada kebersamaan dengan seluruh stockholder.
Demikian juga pelatih dan termasuk pengurus-pengurus mendapatkan honor atas keberangkatannya, baik ke Porwil maupun ke PON. Pekan Olahraga Remaja di Surabaya pada penghujung anggaran tahun 2014, mendapat bantuan Rp4 miliar, dan dikirim tim PON remaja Surabaya, Sumatera Barat memperoleh rengking 5 dengan perolehan medali, 7 emas, 8 perak dan 10 perunggu, jelas Syaiful.
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus. Amin.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
