KITA sering mendengar istilah “Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan”. Lantas, apa sih fitnah itu, sehingga sampai-sampai dikatakan lebih kejam dari pembunuhan ? Dalam kamus al-Munawwir fitnah adalah bermakna memikat, menggoda, membujuk, menyesatkan, membakar, menghalang-halangi, membelokkan, menyeleweng, menyimpang, dan gila. Bentuk jamak dari kata fitnah adalah al-Fitan. Fitnah dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu perkataan bohong atau tanpa dasar kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang, seperti menodai nama baik, kehormatan dan lain-lain.
Fitnah merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Hal terkait fitnah adalah pengumuman fakta yang bersifat pribadi kepada publik, yang muncul ketika seseorang mengungkapkan informasi yang bukan masalah umum, dan hal tersebut bersifat menyerang pribadi yang bersangkutan.
Dalam bahasa al Quran, fitnah itu memiliki beragam makna: Azab (QS adz-Dzariyat ayat 14), Siksaan (QS an-Nahl ayat 110), Kufur (QS al-Baqarah ayat 217), Membakar dan Siksaan (QS al-Buruj ayat 10), Cobaan dan Ujian (QS al-‘Ankabut ayat 2-3), Pembunuhan dan Kerusakan (QS an-Nisa` ayat 101), Memalingkan dari Jalan Lurus (QS al-Isra’ ayat 73), Tipu Daya dan Kesesatan (QS. ash-Shaffat ayat 162), Dalih dan Penyebab (QS al-An'am ayat 23), Gila dan Kelalaian (QS al-Qalam ayat 6).
Fitnah merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Hal terkait fitnah adalah pengumuman fakta yang bersifat pribadi kepada publik, yang muncul ketika seseorang mengungkapkan informasi yang bukan masalah umum, dan hal tersebut bersifat menyerang pribadi yang bersangkutan.
Dalam bahasa al Quran, fitnah itu memiliki beragam makna: Azab (QS adz-Dzariyat ayat 14), Siksaan (QS an-Nahl ayat 110), Kufur (QS al-Baqarah ayat 217), Membakar dan Siksaan (QS al-Buruj ayat 10), Cobaan dan Ujian (QS al-‘Ankabut ayat 2-3), Pembunuhan dan Kerusakan (QS an-Nisa` ayat 101), Memalingkan dari Jalan Lurus (QS al-Isra’ ayat 73), Tipu Daya dan Kesesatan (QS. ash-Shaffat ayat 162), Dalih dan Penyebab (QS al-An'am ayat 23), Gila dan Kelalaian (QS al-Qalam ayat 6).
"Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh.” (QS Al-Baqarah ayat 217). "Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar." (QS al-Buruj ayat 10). "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS al-‘Ankabut ayat 2-3).
Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Barat 2015 ini, berbagai fitnah dan black campaign (kampanye hitam) kembali dialamatkan kepada sosok Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa. Fitnah dan black campaign tersebut tentu saja bertujuan untuk membunuh karakter Calon Gubernur (Cagub) yang berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Nasrul Abit ini. Namun, apakah Irwan Prayitno marah ? Tidak.
Irwan Prayitno bukanlah tipikal pemimpin yang suka marah. Sebab, marah dalam menghadapi persoalan sangat berdampak buruk kepada seseorang, terutama kepada kesehatan fisik dan mental. Menurut pakar psikologi ini, marah dapat menyebabkan stres dan ketidak bahagiaan, menyebabkan tekanan darah tinggi, membuat agan rentan terhadap peradangan dan nyeri otot, cepat letih, susah tidur, melemahkan kekebalan tubuh, menyebabkan isolasi sosial, menyebabkan detak jantung lebih cepat, meningkatkan hormon stres, mengakibatkan stroke, sakit kepala, masalah pernapasan, sering sakit, serangan cemas, depresi, dan gangguan pencernaan.
Orang yang suka marah besar kemungkinan memiliki kecenderungan lebih stres dan jauh dari rasa bahagia dibandingkan dengan orang lain. Dari stres akibat rasa marah, hal tersebut dapat menimbulkan tekanan darah tinggi, tekanan mental dan emosi yang semakin tidak terkendali. Saat marah, sebenarnya seketika tekanan darah meningkat dan irama napas menjadi cepat. Pada beberapa kasus, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan sakit kepala mendadak.
Dalam ilmu kedokteran, pelepasan hormon yang disebut kortisol selama kemarahan diketahui menyebabkan otot untuk melenturkan dan menerima serangan energi dalam beberapa detik. Sehingga pada akhirnya, pelepasan berulang Kortisol memiliki efek negatif seperti membuat tubuh rentan terhadap nyeri otot dalam jangka panjang. Ekspresi kemarahan tentu membutuhkan energi. Dalam proses itu, hormon stres akan meningkat dan pada akhirnya akan menguras habis energi tubuh.
Pikiran negatif yang menguasai otak pastinya akan membuat si pemarah sulit untuk mendapatkan tidur yang berkualitas. Kerugian ini akan menyebabkan seseorang untuk lebih mudah terserang sakit kepala. Stroke otak terjadi ketika satu atau lebih pembuluh darah di otak pecah. Hal ini dapat terjadi ketika kemarahan membuat tekanan darah naik sangat tinggi. Stroke otak dapat membunuh atau melumpuhkan seketika.
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." (QS .Ali Imran ayat 200). "Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar." (QS. Fushshilat ayat 35).
Ini pulalah kuncinya, kenapa selama lima tahun memimpin Sumatera Barat, Irwan Prayitno tidak pernah sakit dan cuti. Dalam menghadapi persoalan yang muncul, termasuk fitnah kepada dirinya, Irwan Prayitno lebih memilih sikap sabar. Kesabaran bisa menjadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari bahaya, baik bahaya dunia terlebih lagi bahaya akhirat. Sikap sabar akan mendatangkan keberuntungan bagi seseorang, apakah itu kesehatan, disukai orang, dan terutama mendapat pertolongan Allah swt dalam setiap persoalan yang dihadapi.
Menurut Irwan Prayitno, tak ada yang perlu diragukan dari janji Allah swt, karena Allah tak pernah dan tak akan pernah mengingkari janji-Nya. Tak ada yang perlu dibimbangkan lagi dari keberuntungan bagi orang-orang beriman yang sabar dan bertakwa, keberuntungan itu pasti datang, pasti akan mereka terima, baik di dunia maupun di akhirat. Kalau tidak di dunia, pasti di akhirat, asal mereka benar-benar beriman dan benar-benar sabar.
Para ulama mengungkapkan, bahwa setiap ujian dan cobaan pasti disertai dengan reward, rahmat dan pahala yang besar bagi orang yang bersabar, kuat dan bersyukur. Jika seseorang sabar dan ikhlas, semua tuduhan dan fitnahan ini dapat mengurangi atau menghapus dosa, menambah pahala, dan meningkatkan derajatnya di sisi Allah swt.
Imam Al-Ghazali mengatakan bahawa tukang fitnah tidak dapat dipercayai kata-katanya dan tidak diterima sedekahnya. Sesungguhnya fitnah ditegakkan di atas kedustaan, kedengkian dan kemunafikan. Kesemua sifat ini adalah tungku dapur kehinaan. Fakhr al-Din al-Razi dalam Mafatih al-Gaib mengatakan, fitnah yang berasal dari Allah di dalamnya mengandung hikmah, seperti anak-anak dan harta, sementara yang berasal dari manusia, mengandung malapetaka. Oleh karena itu Allah membenci manusia dengan berbagai fitnah yang dibuatnya, seperti pembunuhan, peperangan dan lain-lain.
Adalah kerugian besar bagi orang yang suka memfitnah, melakukan kezaliman, mencaci-maki, menuduh-nuduh dan perbuatan aniaya. Perilaku tersebut akan dapat membangkrutkan seseorang, karena semua pahalanya habis diambil untuk menebus perbuatan aniaya tadi, dan jika belum cukup, dosa-dosa orang yang dianiaya tadi ditimpakan kepadanya, sehingga dia menjadi orang yang bangkrut di akherat kelak.
"Telah berkata kepada kami Qutaibah bin Sa’id dan Ali bin Hujr, mereka berdua berkata: Telah berkata kepada kami Isma’il (yaitu Ibnu Ja’far), dari Al ‘Ala`, dari ayahnya, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Tahukah kalian siapa orang yang pailit (bangkrut)? Para sahabat menjawab: "Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta." Nabi berkata: "Sesungguhnya orang yang bangkrut di umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala) shalat, puasa, dan zakat; akan tetapi dia datang (dengan membawa dosa) telah mencaci si ini, menuduh si ini, memakan harta si ini, menumpahkan darah si ini, dan memukul si itu; maka si ini (orang yang terzhalimi) akan diberikan (pahala) kebaikannya si ini (pelaku kezhaliman), dan si ini (orang yang terzhalimi lainnya) akan diberikan kebaikannya si ini (pelaku kezhaliman). Jika kebaikannya telah habis sebelum dituntaskan dosanya, maka (dosa) kesalahan mereka diambil lalu dilemparkan kepadanya kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka." (HR Muslim No. 2581). Dalam hadis lain, Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan masuk syurga pembawa fitnah." (HR Bukhari-Muslim).
Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »