Inspirasi "Irwan Prayitno" Untuk Negeri Dibedah DR Asrinaldi

Inspirasi "Irwan Prayitno" Untuk Negeri Dibedah DR Asrinaldi
SENIN siang (19/10/2015), Toko Buku Sari Anggrek mengadakan bedah buku "Inspirasi Untuk Negeri". Buku setebal 445 halam tersebut merupakan karya Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa, mantan Gubernur Sumatera Barat periode 2010-2015. Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan, diantaranya insan pers, tokoh masyarakat, mahasiswa, dan tokoh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di daerah ini. Bertindak sebagai narasumber bedah buku tersebut adalah DR. Asrinaldi, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas (Unand), dan moderator Miko Kamal.
"Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis." (QS. Al Qalam ayat 1). "Tuhan yang mengajari manusia menulis dengan pena." (QS. Al-'Alaq ayat 4). "Dia memberikan Al Hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi karunia yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran selain orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah ayat 269).

Sebagai pembedah buku, Asrinaldi mengaku tidak mau menyentuh aspek politik. Sebab, akan terlalu jauh kalau dirinya masuk dalam konteks politik. Asrinaldi menegaskan, posisinya hanya dalam konteks akademik. Menurutnya, secara konteks akademik, apa yang ditawarkan Irwan Prayitno dalam bukunya sangat menarik karena tidak hanya mengungkapkan persoalan, tetapi sekaligus menawarkan solusi terhadap berbagai persoalan yang ada dan dihadapi Sumatera Barat.

Menarik untuk dicermati, jelas Asrinaldi, buku ini merupakan kumpulan artikel Irwan Prayitno yang dipubllikasi di pelbagai media massa tahun 2011-2013 (beberapa artikel ditambahkan di edisi ke-2 tahun 2014). Satu hal yang penting di sampaikan bahwa buku ini secara umum menggambarkan bagaimana “kegelisahan” seorang pemimpin dalam melihat negeri yang dipimpinnya agar bisa keluar dari setiap masalah yang dihadapi.

Oleh karena buku ini ditulis ketika beliau menjabat sebagai Gubernur yang pada saat itu sedang menghadapi masalah yang cukup berat. Gempa besar yang terkadi tanggal 30 September 2009 telah meluluhlantakan semua infrastruktur dan sarana publik. Tentu bukanlah hal yang mudah membangun negeri bagi pemimpin baru ketika menghadapi kondisi ini. Realita telah membuktikan bahwa negeri yang sedang dihadapi bencana memang membutuhkan pemimpin yang kuat dan visioner untuk membangun kembali negerinya. 
Secara implisit, sebenarnya buku ini bercerita tentang seorang pemimpin dengan kepemimpinanya dalam melaksanakan tugas yang dilaksanakan karena tanggung jawabnya sebagai kepala daerah. Banyak contoh bagaimana gagasan dan pemikiran Irwan Prayitno pada akhirnya menjadi kebijakan yang dilaksanakannya secara konsisten sehingga menjadi keberhasilan yang dapat dinikmati oleh masyarakat Sumatera Barat.

Berbagai usaha dilakukan oleh Irwan Prayitno sebagai gubernur untuk membangun kembali Sumatera Barat pasca gempa berkekuatan 7,9 skala Richter tersebut. Berbagai bantuan mengalir datang ke Sumatera Barat termasuk dari pemerintah pusat yang mengucurkan dana sebesar Rp2,7 triliun lebih di tambah dengan bantuan asing untuk rehab dan rekon. Tentu bukanlah hal yang mudah menyusun skala prioritas kemana uang tersebut harus dialokasikan. Belum lagi persoalan di lapangan yang masih penuh dengan ketidakmenentuan karena ketakutan terjadinya gempa susulan. 

Di sinilah dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dari seorang gubernur yang baru terpilih untuk menenangkan warganya dan memberi harapan baru untuk Sumatera Barat yang lebih baik. Tanpa disadari dalam jangka waktu lima tahun sejak dilantik, Sumatera Barat berhasil keluar dari “keterpurukan” sehingga  menjadi provinsi yang tetap disegani di Indonesia. Ini dapat dibuktikan dengan berbagai keberhasilan yang dicapai oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten di tingkat nasional.

Khusus untuk keberhasilan provinsi Sumatera Barat paling tidak dibuktikan dengan penghargaan terhadap kinerja di bidang tertentu dari pemerintah pusat yang telah mencapai 206 buah. Berbagai bukti ini secara umum sudah dijelaskan khusus dalam Bab Sumbar Bangkit, terutama pencapaian dalam bidang imvestasi, pertumbuhan ekonomi yang stabil, pengentasan kemiskinan dan lain sebagainya. Hal lain yang juga mendapat perhatian adalah peningkatan kualitas SDM di Sumatera Barat.  

Jamak diketahui, dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sedang dihadapi masalah, seorang pemimpin dituntut tanggap dan leluasa bertindak untuk segera menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakatnya. Inilah yang dilakukan oleh Irwan Prayitno selama menjadi Gubernur Sumatera Barat. 
"Menurut saya, apa yang ditulis dalam buku ini sesungguhnya menggambarkan dua hal yang penting untuk dipahami.  Pertama, bahwa semua tindakan Irwan Prayitno sebagai kepala daerah justru berdasarkan pada pemikiran dan pemahaman yang mendalam terhadap realita masalah yang dihadapinya. Kedua, tulisan yang ada dalam buku ini juga menjadi dasar pijakan awal kebijakan Irwan Prayitno untuk direncanakan dan dikembangkan oleh SKPD  sehingga menjadi tindakan nyata," ungkap Asrinaldi.

Kedua dimensi di atas dapat dilihat dari tulisan Irwan Prayitno, misalnya, bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani yang menjadi basis membangun ekonimi masyarakat yang terpuruk akibat gempa 30 September 2009 tersebut. Dalam buku ini Irwan Prayitno menyadari bahwa hampir 50 persen masyarakat di Sumatera Barat hidup dari sektor pertanian. Karenanya membangkitkan ekonomi haruslah dari apa yang menjadi pekerjaan pokok masyarakat Sumatera Barat pada umumnya (hal 72-76).

Satu hal yang patut disampaikan bahwa buku ini memang berisi tulisan yang inspiratif bagi pembacanya untuk bisa berbuat lebih baik lagi untuk dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tentu dengan mencontoh pada perumpamaan dan gagasan yang ditulis Irwan Prayitno dalam beberapa bagian dalam buku ini. 

Apalagi buku ini secara tidak langsung juga menegaskan pencapaian yang sudah dilakukan Irwan Prayitno selama menjadi Gubernur Sumatera Barat periode 2010-2015.  Ini juga dapat menjadi inspirasi bagi pembacanya. Walaupun tidak cukup ruang untuk menjelaskan semua pencapaian tersebut, paling tidak dengan membaca buku ini, orang semakin paham bagaimana sesungguhnya Sumatera Barat ini di bawah kepemimpinan Irwan Prayitno.  Begitu juga, buku ini sebenarnya juga merefleksikan bagaimana Sumatera Barat ini ke depan, terutama dalam menghadapi tantangan yang semakin berat, jelas Asrinaldi.
Pada kesempatan bedah buku tersebut, Irwan Prayitno menegaskan, buku "Inspirasi Untuk Negeri" tidak bertujuan untuk membantah buku yang berjudul "Fakta Bukan Fitnah, Sumatera Barat di Bawah Irwan Prayitno Tanpa Kemajuan" yang dituding berisi fitnah terhadap dirinya. Sebab, buku "Inspirasi Untuk Negeri" diterbitkan terpisah. Buku "Inspirasi untuk Negeri" ditulis Irwan Prayitno semasa masih menjabat sebagai Gubernur Sumbar dan diterbitkan pada tahun 2013.

Hanya kebetulan saja bedah bukunya dilakukan saat ini yang diinisiatori oleh pengelola Sari Anggrek, Miko Kamal. Tetapi Irwan Prayitno mengakui kumpulan artikel dalam buku tersebut memang menggambarkan kinerja dan karya nyatanya selama lima menjabat Gubernur Sumatera Barat.

Dalam buku "Inspirasi Untuk Negeri" tersebut ada berbagai topik dan isu yang ditulis Irwan Prayitno, di antaranya politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial budaya, olahraga dan lingkungan hidup. Kalau buku tersebut dianggap menjawab pertanyaan masyarakat tentang apa yang telah dirinya kerjakan selama memerintah, itu adalah hak orang untuk menafsirkan demikian.

Sementara itu, Direktur Eksekutif LSM Mamak Ranah Minang, Syahrial Aziz mengatakan, walau buku "Inspirasi Untuk Negeri" bukan bertujuan untuk membantah buku "Fakta Bukan Fitnah, Sumatera Barat di Bawah Irwan Prayitno Tanpa Kemajuan" yang ditulis oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan pengecut karena tidak berani mencantumkan namanya sebagai penulis, tetapi buku tersebut bisa sebagai jawaban atas pertanyaan masyarakat terhadap kinerja dan karya nyata Irwan Prayitno selama lima tahun menjadi Gubernur Sumatera Barat.

Apatah lagi, buku-buku tersebut berisi artikel yang berbobot, tak hanya mengungkapkan permasalahan yang dihadapi dalam membangun Sumatera Barat, tetapi juga berisi jawaban terhadap permasalahan tersebut. Bagi masyarakat Sumatera Barat yang ingin mengetahui kinerja dan karya nyata Irwan Prayitno selama menjabat Gubernur Sumatera Barat dapat membaca buku tersebut.

Syahrial Aziz menganjurkan publik Sumatera Barat untuk membaca buku tersebut jika ingin informasi yang berimbang terhadap fitnah yang dilontarkan pihak-pihak tak bertanggungjawab dan pengecut terhadap Irwan Prayitno. Selaku Pemimpin Redaksi Tabloid Bijak dan TabloidBijak.com, Syahrial Aziz sendir mengaku akan melaporkan penulis buku tersebut ke Polda Sumatera Barat karena telah mencatut berita di medianya tanpa izin dan dipenggal sedemikian rupa, sehingga membuat orang salah tafsir terhadap maksud berita tersebut.
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujarat ayat 6). "...dan barangsiapa diantara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya adzab yang besar. (QS. An-Nur ayat 11).

Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »