SUNGGUH di luar dugaan, sambutan masyarakat Lunang Silaut terhadap pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat 2015-2020, Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc Datuk Rajo Bandaro Basa dan Drs H Nasrul Abit, bak keluarga yang sudah lama tidak berjumpa. Mereka sangat antusias sekali menyambut kedua sosok yang dinilai berjasa dalam membangun dan memajukan kampung mereka.
Irwan Prayitno dan Nasrul Abit (IP2NA) berkunjung ke Kabupaten Pesisir Selatan selama dua hari, dari tanggal 22-23 Oktober 2015. Dalam kunjungan tersebut, IP2NA didampingi oleh Ketua Tim Relawan Pemenangan IP2NA Sengaja Budi Syukur, Sekretaris Syaiful, Wakil Ketua Hamdanus, Wakil Sekretaris Novermal Yuska, Bendahara Sri Tirta, dan segenap Relawan IP2NA Kabupaten Pesisir Selatan.
Alamsyah, putra Mande Rubiah yang mewakili pihak keluarga mengatakan, lekat tangan Irwan Prayitno selama lima tahun menjabat Gubernur Sumatera Barat dan Nasrul Abit selama lima tahun jadi Wakil Bupati dan 10 tahun menjadi Bupati Pesisir Selatan sangat dirasakan oleh masyarakat Pessel pada umumnya, dan Lunang pada khususnya. Salah satunya adalah membawa Pessel keluar dari ketertinggalan. Prestasi ini tentu tidak bisa dilupakan oleh masyarakat.
Alamsyah juga mengatakan, ditangan Irwan Prayitno dan Nasrul Abit, pariwisata Pessel bangkit dan kini diminati oleh wisatawan, seperti objek wisata Mandeh. Untuk itu, dia berharap, jika terpilih nantinya, IP2NA juga memperhatikan situs-situs budaya yang ada di Pessel, termasuk situs budaya Rumah Gadang Mande Rubiah. Jika selama ini hanya ditampung dalam APBD Kabupaten Pessel, maka kedepannya juga diharapkan dianggarkan pada APBD Provinsi Sumatera Barat.
Sementara itu, Irwan Prayitno dan Nasrul Abit mengatakan, kedatangan mereka ke Rumah Gadang Mande Rubiah adalah untuk memohon doa dan restu maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat tanggal 9 Desember 2015. Sebab, Irwan Prayitno sebagai urang Sumando dan Nasrul Abit sebagai Anak Nagari Pesisir Selatan, tidak bisa dilepaskan dari ikatan sejarah yang ada di daerah tersebut. Mereka mengatakan, pemeliharaan situs budaya yang ada, termasuk Mande Rubiah, termasuk bagian dari program penting yang dikawal oleh pasangan IP2NA, karena sudah diatur undang-undang.
Pujiono, tokoh masyarakat Silaut mengatakan, ditangan Nasrul Abit, daerah Silaut berkembang pesat. Jalan-jalan dibangun, dan program untuk mendorong kesejahteraan masyarakat digelontorkan. Di Silaut pun dibangun Kota Terpadu Mandiri (KTM) Lunang Silaut di dalam kawasan transmigrasi. Pembangunan KTM Lunang Silaut ini tentu saja menjadi awal kebangkitan masyarakat Silaut dari keterisoliran dan ketertinggalan menuju kebangkitan dan kesejahteraan.
Nasrul Abit pada kesempatan itu mengatakan, ditangan Irwan Prayitno selaku Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Kabupaten Pesisir Selatan terlepas dari ketertinggalan. Lima dari delapan daerah tertinggal di Sumatera Barat keluar dari status daerah tertinggal, yaitu Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangkan tiga kabupaten lainnya masih menyandang status sebagai daerah tertinggal. Ketiganya adalah, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman Barat dan Solok Selatan.
Pada tahun 2010 silam, di masa tahun pertama menjabat Gubernur, Irwan telah membuat kesepakatan bersama dengan delapan daerah tertinggal untuk bersama-sama berusaha lepas dari ketertinggalan. Tahun 2014, hasilnya mulai tampak yang dibuktikan dengan lepasnya lima kabupaten dari status tertinggal. Lima daerah yang keluar dari status tertinggal di Sumatera Barat diberikan penghargaan oleh pemerintah yang diserahkan oleh Wakil Presiden RI Boediono.
Pembangunan KTM Lunang Silaut berawal dari kunjungan Presiden RI ke daerah tersebut, jelas Nasrul Abit. Waktu itu, dia bersama tokoh masyarakat trans menyampaikan proposal kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Proposal itu ditindaklanjuti dengan membangun KTM Lunang Silaut. Semuanya tidak terlepas dari dukungan tokoh masyarakat Lunang Silaut. Untuk itu, Nasrul Abit mengharapkan dukungan kepada masyarakat Lunang Silaut, sebab yang meminta dia maju dan berpasangan dengan Irwan Prayitno adalah masyarakat Pessel, termasuk masyarakat Lunang Silaut.
Senada dengan itu, Irwan Prayitno mengatakan, agar amanah kepemimpinan itu dapat disandang dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka dirinya dan Nasrul Abit butuh dukungan masyarakat. Sebab, tanpa dukungan, mustahil akan tercapai. Dukungan masyarakat tidak hanya dalam alek Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, tetapi juga dalam mengisi pembangunan itu nantinya.
Dikatakan Irwan Prayitno, dalam memilih pemimpin, masyarakat harus cerdas melihat sosok yang akan diberikan dan dipercayakan amanah jabatan itu kepadanya. Jika salah-salah dalam memberikan amanah jabatan tersebut akan mendatangkan kehancuran dan azab dari Allah swt. Dalam Islam, ada kriteria seorang pemimpin yang layak untuk diberi amanah, yaitu Quwwatul Amin (kekuatan dalam menjalankan amanah), Hafizul Alim (memiliki kapasitas), dan Raufun Rahim (pengasih dan penyayang, tidak pemarah).
Masyarakat sudah cerdas dalam menentukan pilihan. Mereka sudah bisa menentukan mana yang baik, yang bisa mengemban amanah jabatan itu. Mereka sudah bisa membandingkan rekam jejak masing-masing calon. Untuk itu, Irwan Prayitno menyarankan masyarakat untuk menimbang baik buruknya dalam menetapkan pasangan calon yang akan mereka pilih. Pilih lah yang leboh kecil mudhorat dan besar manfaatnya, sehingga harapan masyarakat dapat ditumpangkan kepada mereka.
Usai pertemuan di rumah Datuk Ino, rombongan kemudian beristirahat di Hotel Lunang. Pagi harinya, rombongan mengunjungi KTM Lunang Silaut. Rombongan melihat cara pembuatan baju batik, dan keahliah ibu-ibu Silaut dalam membatik. Setelah itu, kunjungan dilanjutkan ke rumah Mas Heru, tokoh masyarakat trans Silaut. Sebelumnya, rombongan juga mengunjungi KH Nanang dan KH Tasmijan Abdul Khodir, ulama berpengaruh di Silaut.
Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Salah Seorang Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group
Irwan Prayitno dan Nasrul Abit (IP2NA) berkunjung ke Kabupaten Pesisir Selatan selama dua hari, dari tanggal 22-23 Oktober 2015. Dalam kunjungan tersebut, IP2NA didampingi oleh Ketua Tim Relawan Pemenangan IP2NA Sengaja Budi Syukur, Sekretaris Syaiful, Wakil Ketua Hamdanus, Wakil Sekretaris Novermal Yuska, Bendahara Sri Tirta, dan segenap Relawan IP2NA Kabupaten Pesisir Selatan.
Di Lunang, Kamis (22/10/2015), pasangan calon IP2NA mengunjungi Rumah Gadang Mande Rubiah. Menjelang magrib, rombongan IP2NA tiba di lokasi dan disambut dengan sirih carano oleh Mande Rubiah, Ninik Mamak Salapan Suku, ulama, cadiak pandai dan segenap masyarakat Lunang. Usai buka puasa bersama, rombongan sholat magrib berjamaah di mesjid di samping Rumah Gadang Mande Rubiah. Silaturahmi yang diselingi dialog baru berlangsung usai sholat magrib dan makan bersama.
Alamsyah, putra Mande Rubiah yang mewakili pihak keluarga mengatakan, lekat tangan Irwan Prayitno selama lima tahun menjabat Gubernur Sumatera Barat dan Nasrul Abit selama lima tahun jadi Wakil Bupati dan 10 tahun menjadi Bupati Pesisir Selatan sangat dirasakan oleh masyarakat Pessel pada umumnya, dan Lunang pada khususnya. Salah satunya adalah membawa Pessel keluar dari ketertinggalan. Prestasi ini tentu tidak bisa dilupakan oleh masyarakat.
Alamsyah juga mengatakan, ditangan Irwan Prayitno dan Nasrul Abit, pariwisata Pessel bangkit dan kini diminati oleh wisatawan, seperti objek wisata Mandeh. Untuk itu, dia berharap, jika terpilih nantinya, IP2NA juga memperhatikan situs-situs budaya yang ada di Pessel, termasuk situs budaya Rumah Gadang Mande Rubiah. Jika selama ini hanya ditampung dalam APBD Kabupaten Pessel, maka kedepannya juga diharapkan dianggarkan pada APBD Provinsi Sumatera Barat.
Sementara itu, Irwan Prayitno dan Nasrul Abit mengatakan, kedatangan mereka ke Rumah Gadang Mande Rubiah adalah untuk memohon doa dan restu maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat tanggal 9 Desember 2015. Sebab, Irwan Prayitno sebagai urang Sumando dan Nasrul Abit sebagai Anak Nagari Pesisir Selatan, tidak bisa dilepaskan dari ikatan sejarah yang ada di daerah tersebut. Mereka mengatakan, pemeliharaan situs budaya yang ada, termasuk Mande Rubiah, termasuk bagian dari program penting yang dikawal oleh pasangan IP2NA, karena sudah diatur undang-undang.
Usai bersilaturahmi di Rumah Gadang Mande Rubiah, rombongan IP2NA melanjutkan kunjungan ke Silaut. Sudah sedari senja masyarakat Silaut berkumpul di rumah Datuk Ino, ninik mamak dan tokoh masyarakat setempat. Mereka dengan sabar menanti kedatangan kedua pemimpin yang mereka harapkan dapat membawa Sumbar ke arah kebangkitan. Membawa Pessel bangkit setelah lepas dari ketertinggalan.
Pujiono, tokoh masyarakat Silaut mengatakan, ditangan Nasrul Abit, daerah Silaut berkembang pesat. Jalan-jalan dibangun, dan program untuk mendorong kesejahteraan masyarakat digelontorkan. Di Silaut pun dibangun Kota Terpadu Mandiri (KTM) Lunang Silaut di dalam kawasan transmigrasi. Pembangunan KTM Lunang Silaut ini tentu saja menjadi awal kebangkitan masyarakat Silaut dari keterisoliran dan ketertinggalan menuju kebangkitan dan kesejahteraan.
Nasrul Abit pada kesempatan itu mengatakan, ditangan Irwan Prayitno selaku Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Kabupaten Pesisir Selatan terlepas dari ketertinggalan. Lima dari delapan daerah tertinggal di Sumatera Barat keluar dari status daerah tertinggal, yaitu Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangkan tiga kabupaten lainnya masih menyandang status sebagai daerah tertinggal. Ketiganya adalah, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman Barat dan Solok Selatan.
Pada tahun 2010 silam, di masa tahun pertama menjabat Gubernur, Irwan telah membuat kesepakatan bersama dengan delapan daerah tertinggal untuk bersama-sama berusaha lepas dari ketertinggalan. Tahun 2014, hasilnya mulai tampak yang dibuktikan dengan lepasnya lima kabupaten dari status tertinggal. Lima daerah yang keluar dari status tertinggal di Sumatera Barat diberikan penghargaan oleh pemerintah yang diserahkan oleh Wakil Presiden RI Boediono.
Pembangunan KTM Lunang Silaut berawal dari kunjungan Presiden RI ke daerah tersebut, jelas Nasrul Abit. Waktu itu, dia bersama tokoh masyarakat trans menyampaikan proposal kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Proposal itu ditindaklanjuti dengan membangun KTM Lunang Silaut. Semuanya tidak terlepas dari dukungan tokoh masyarakat Lunang Silaut. Untuk itu, Nasrul Abit mengharapkan dukungan kepada masyarakat Lunang Silaut, sebab yang meminta dia maju dan berpasangan dengan Irwan Prayitno adalah masyarakat Pessel, termasuk masyarakat Lunang Silaut.
"Sekarang, bajak sudah saya sandang, tidak dikuduk. Tak mungkin saya elakan. Permintaan agar saya maju dan berpasangan dengan Irwan Prayitno sudah dikabulkan Allah swt. Maka, semuanya kami pulangkan kepada masyarakat. Kalau dibiarkan kami berjuang sendirian, tentu hasilnya tidak seperti yang kita harapkan bersama. Kami butuh dorongan, kami butuh dukungan," ungkap Nasrul Abit.
Senada dengan itu, Irwan Prayitno mengatakan, agar amanah kepemimpinan itu dapat disandang dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka dirinya dan Nasrul Abit butuh dukungan masyarakat. Sebab, tanpa dukungan, mustahil akan tercapai. Dukungan masyarakat tidak hanya dalam alek Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, tetapi juga dalam mengisi pembangunan itu nantinya.
Dikatakan Irwan Prayitno, dalam memilih pemimpin, masyarakat harus cerdas melihat sosok yang akan diberikan dan dipercayakan amanah jabatan itu kepadanya. Jika salah-salah dalam memberikan amanah jabatan tersebut akan mendatangkan kehancuran dan azab dari Allah swt. Dalam Islam, ada kriteria seorang pemimpin yang layak untuk diberi amanah, yaitu Quwwatul Amin (kekuatan dalam menjalankan amanah), Hafizul Alim (memiliki kapasitas), dan Raufun Rahim (pengasih dan penyayang, tidak pemarah).
Masyarakat sudah cerdas dalam menentukan pilihan. Mereka sudah bisa menentukan mana yang baik, yang bisa mengemban amanah jabatan itu. Mereka sudah bisa membandingkan rekam jejak masing-masing calon. Untuk itu, Irwan Prayitno menyarankan masyarakat untuk menimbang baik buruknya dalam menetapkan pasangan calon yang akan mereka pilih. Pilih lah yang leboh kecil mudhorat dan besar manfaatnya, sehingga harapan masyarakat dapat ditumpangkan kepada mereka.
Usai pertemuan di rumah Datuk Ino, rombongan kemudian beristirahat di Hotel Lunang. Pagi harinya, rombongan mengunjungi KTM Lunang Silaut. Rombongan melihat cara pembuatan baju batik, dan keahliah ibu-ibu Silaut dalam membatik. Setelah itu, kunjungan dilanjutkan ke rumah Mas Heru, tokoh masyarakat trans Silaut. Sebelumnya, rombongan juga mengunjungi KH Nanang dan KH Tasmijan Abdul Khodir, ulama berpengaruh di Silaut.
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (para rasul), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?" (QS. Al-'Araf ayat 96-97).
Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Salah Seorang Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »