MELAKONI profesi sebagai penulis dan wartawan sejak Agustus 1985, banyak pengalaman berkesan yang saya lalui. Tidak semuanya manis memang, tetapi semua menyisakan hikmah, pelajaran dan pemahaman. Tak salah jika ada ungkapan 'pengalaman adalah guru yang terbaik'.
Di antara pengalaman yang cukup berkesan adalah pertemuan secara tidak sengaja dengan Bupati Pesisir Selatan Drs. H. Nasrul Abit di Padang Bukit, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Rabu 3 Agustus 2006. Waktu itu berlangsung iven kunjungan Wapres RI, Muhammad Jusuf Kalla.
Usai acara dan penanaman pohon, wapres bersama rombongan langsung meninggalkan lokasi yang terletak di pinggir Jalan Raya Padang - Bukittinggi km 43 itu. Selanjutnya, Gubernur Gamawan Fauzi serta para bupati, walikota dan para pejabat lainnya ikut menyusul. Tinggal saya bengong sendiri, tak tahu hendak gabung dengan siapa.
Saat itulah saya melihat mobil sedan plat merah BA 1 G masih berada di tengah lapangan. Pintu depannya kanan dan kiri tampak terbuka tetapi tak ada siapa pun di dalamnya. Saya pun memandang ke sekeliling. Tampaklah Bupati Pesisir Selatan Drs. H. Nasrul Abit sedang berbicara dengan sekelompok orang dengan pakaian bertuliskan kelompok tani. Spontan, saya mengabdikan momen itu dengan kamera.
Setelah pembicaraan mereka selesai, saya menemui dan menyalami Bupati Nasrul Abit sembari memperkenalkan diri sebagai wartawan. "Anda benar-benar bupati yang sangat peduli terhadap petani, padahal bupati dan walikota lain sudah sejak tadi meninggalkan lokasi," cetus saya.
Usai berbincang singkat, Bupati Nasrul Abit mengajak saya makan siang seraya bertanya di mana tempat makan yang bagus. Saya menawarkan ke Rumah Makan Lamun Ombak, lokasinya di pinggir jalan menuju Kota Padang. Nasrul Abit menyatakan setuju. Menunggu pelayan menghidangkan menu makanan, saya kembali mengajak Bupati Nasrul Abit berbincang ringan.
"Pak Bupati... eh, sebaiknya saya memanggil Uda (Kakak) sajalah ....". "Kenapa?," tanya Nasrul Abit, mimik wajahnya tampak serius menatap wajah saya. "Karena saya merupakan adik ipar Uda," jawab saya. "Adik ipar bagaimana? Apakah Bung adik dari isteri saya?," tanya Nasrul Abit lagi. "Benar, Uda, adik kandung malahan, seayah dan seibu," jawab saya lagi. "Oh ya, mengapa kita belum pernah bertemu sebelumnya?," tanya Nasrul Abit penasaran. "Mungkin karena kesibukan Uni (sapaan akrab kepada kakak perempuan) saja, Da, maka beliau belum sempat menghubungi saya," jawab saya sekenanya.
Nasrul Abit terlihat semakin bengong seraya terus memandangi saya. "Hmmm, saya masih belum mengerti. Lagipula, isteri saya belum pernah cerita kalau punya adik kandung yang belum pernah bertemu sejak kami menikah. Bagaimana bisa ya?," ujar Nasrul Abit yang masih penasaran.
"Bisa saja, Uda. Bukankah Uni, Wartawati, sedangkan saya, wartawan. Karena usia saya lebih muda, praktis saya jadi adik beliau,” terang saya. Mendengar itu, spontan, Bupati Nasrul Abit tergelak dan nyaris tersedak. Setelah meneguk air putih, ia pun menepuk pundak saya dengan akrab. "Kena kerjain saya ha ha ha.... suprais, baru kali ini saya bertemu wartawan secerdas Bung," ujar Nasrul Abit.
Kami pun makan siang semeja dalam suasana penuh keakraban sembari berbincang santai tentang berbagai hal, termasuk tentang pengalaman heroik saya kenal dan bertemu Bupati Darizal Basir yang hendak mencalonkan diri kembali sebagai bupati Pesisir Selatan periode kedua berpasangan dengan Nasrul Abit.
Oya, untuk diketahui, isteri Nasrul Abit memang bernama Wartawati, SPd, MPd. Informasi tersebut telah saya ketahui sebelumnya.
***
Setelah makan siang itu saya tidak pernah lagi bertemu dengan Bupati Nasrul Abit. Maklum, wilayah aktivitas saya lebih banyak di Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Kalau pun sesekali berkunjung ke Pesisir Selatan, tidak sempat bertemu dengannya.
Hingga pekan lalu, Rabu 4 November 2015 jam 13.29, saya kembali bertemu Nasrul Abit. Ketika ia memasuki Gedung Auditorium Gubernuran Sumbar, Nasrul Abit melihat dan menyalami saya dengan akrab sembari tertawa. Saat itu akan berlangsung Dialog Forum Editor membedah visi dan misi Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar.
Nasrul Abit merupakan calon wakil gubernur yang mendampingi Irwan Prayitno selaku calon gubernur. Kali ini saya yang kaget. Bagaimana tidak! Meski sudah lebih dari sembilan tahun tak bertemu, Nasrul Abit ternyata masih ingat kepada saya. "Hai, apa kabar Adik Ipar Uda?," katanya menyapa.
Saat kami masih berjabat erat, sejumlah rekan wartawan datang mendekat hendak menyalami Nasrul Abit. Di antaranya Khairul Jasmi, pemimpin redaksi Harian Singgalang yang akan memandu Dialog Forum Editor. Kepada mereka pun saya kemukakan: Nasrul Abit itu kakak ipar saya.
*) Zakirman Tanjung alias Zastra Certa (Zakirman Susastra Cancer Tanjung) adalah penulis dan wartawan, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat -- email: [email protected]
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »