![]() |
Mahyeldi Ansharullah-Emzalmi Zaini, Walikota dan Wakil Walikota Padang. |
Kebanyakan, pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dapat menjaga "Hubungan Perkawinan Politik" diantara mereka hanya beberapa bulan setelah dilantik. Namun, jika sudah berbicara "mutasi" dan pembanginan "kue", hubungan yang harmonis tersebut mulai retak sedikit demi sedikit, tergantung dengan mutasi demi mutasi yang dilakukan, dan peran masing-masing dalam memainkan "kue" pembangunan.
Apatah lagi, jika Wakil Kepala Daerah punya keinginan untuk maju sebagai Kepala Daerah pada Pemilihan Kepala Daerah berikutnya. Maka, berbagai jurus akan dimainkan untuk menghambat agar sang Kepala Daerah tidak terlalu maju. Kalau dapat selama dia memimpin, tidak ada prestasi yang diukirnya, prestasi yang dapat dibanggakan dan dijual untuk Pilkada berikutnya.
Tak jarang pula, pembusukan dan pembunuhan karakter dilakukan. Akar rumput dipengaruhi agar membenci sang Kepala Daerah. Apakah itu pembusukan terhadap partainya, atau tipe kepemimpinan sang Kepala Daerah. Dan, yang banyak memainkan peranan ke akar rumput ini adalah tim sukses atau orang-orang yang selama ini dikenal dekat dengan sang Wakil Kepala Daerah.
Dan sering pula, jika kita amati dengan cermat, keretakan hubungan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disebabkan oleh "hasutan" tim sukses dan orang yang sering berada di lingkaran Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Apakah timses itu berasal dari kalangan partai pengusung dan pendukung, maupun relawan dari berbagai ormas dan perseorangan.
Masing-masing punya kepentingan, dan jika kepentingan itu tidak terakomodir, yang terjadi adalah keretakan hubungan antara timses yang berujung kepada keretakan hubungan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Ironisnya, kebanyakan diantara timses itu menjadi "calo" mutasi dan "calo" pembangian kue pembangunan. Parahnya, lagak mereka lebih pula dari Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Namun tidak dengan dwi tunggal kepemimpinan Mahyeldi-Emzalmi. Sampai saat ini, umum warga Kota Padang mengetahui, "Hubungan Perkawinan Politik" diantara mereka tetap berjalan harmonis. Kepemimpinan mereka saling dukung mendukung, dan saling isi mengisi.
Latar Mahyeldi sebagai seorang politisi yang dibesarkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tentu memiliki kekurangan dalam menjalankan roda pemerintahan, disamping sisi positif yang dimilikinya. Sebaliknya, Emzalmi yang memiliki latar birokrat dan sudah karatan di dunia pemerintahan, menutupi kekurangan tersebut. Maka dapat dilihat secara umum, roda pemerintahan di Kota Padang berjalan mulus dan hampir boleh dikatakan tidak ada riak yang berarti.
Belakangan memang senter beredar isu keretakan "Hubungan Perkawinan Politik" Mahyeldi-Emzalmi. Isu tersebut justru dihembuskan oleh orang-orang yang selama ini antipati dengan kepemimpinan Mahyeldi-Emzalmi. Mereka sengaja menghembuskan isu-isu tersebut ke akar rumput agar dwi tunggal kepemimpinan Mahyeldi-Emzalmi tidak dilanjutkan.
Tujuannya tentu jelas, membidik Pilkada Kota Padang yang akan dilaksanakan pada tahun 2018. Mereka ini terus mendorong agar Emzalmi maju sebagai Kepala Daerah, dan tampil head to head melawan Mahyeldi. Suatu jebakan, yang menurut hemat penulis, yang sengaja mereka ciptakan agar "kuda hitam" yang mereka usung berkibar di pilkada Kota Padang 2018.
Mereka mungkin menyangka kedua pimpinan Kota Padang ini adalah orang-orang bodoh yang bisa dengan mudah mereka perdaya. Padahal tidak. Kedua sosok pimpinan Kota Padang ini memiliki pikiran jernih untuk membangun dan memajukan kota ini. Mereka tidak mudah terjebak isu yang dihembuskan.
Beberapa hari lalu, penulis sempat berdiskusi panjang lebar dengan Emzalmi. Ia menegaskan, hubungannya dengan Mahyeldi tetap berjalan seperti biasa. Tidak ada keretakan, seperti yang diisukan tersebut. Sebab, orientasi Emzalmi bukan kekuasaan semata, tetapi bagaimana membangun Kota Padang sesuai dengan visi misi yang diemban Mahyeldi-Emzalmi.
Ia pun mengingatkan, jika ada Anak Nagari yang berminat untuk menjadi Kepala Daerah, silahkan maju. Sebab, dirinya akan tetap fokus menyelesaikan masa jabatan dan kepemimpinannya bersama Mahyeldi.
Penjelasan Emzalmi ini, tentu saja mengisyaratkan, kalau dirinya tidak terlalu bernafsu untuk menjada Kepala Daerah. Semua keputusan dia serahkan kepada warga kota yang selama ini mendukungnya. Jika warga kota tetap menginginkan dirinya maju mendampingi Mahyeldi pada pemilihan berikutnya, maka dia pun siap untuk mendampingi Mahyeldi kembali.
Ditulis Oleh:
Zamri Yahya
Wakil Ketua FKAN Pauh IX Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »