![]() |
Acara Pembukaan Festival. |
BENTENGSUMBAR.COM - 228 tungku panjarangan berlomba untuk memasak randang yang paling lezat pada Festival Kuliner Nusantara Soto, Sate dan Rendang, Rabu, 3 Agustus 2016. Festival itu diikuti oleh utusan yang berasal dari 104 kelurahan dan 20 utusan kelompok industri.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi mengatakan, pada tahun ini, pihaknya melakukan inovasi pada Festival Kuliner Nusantara Soto, Sate dan Rendang. Pada tahun sebelumnya, kegiatan ini hanya diikuti oleh kelurahan, namun pada tahun ini juga diikuti oleh kelompok industri.
"Kegiatan ini diikuti oleh 104 kelurahan dan 20 utusan kelompok industri. Masing-masing kelurahan menggelar dua tungku untuk memasak randang," ungkapnya.
Ia mengatakan, festival ini merupakan agenda tahunan yang bertujuan untuk melestarikan kuliner tradisional Minangkabau, terutama Randang yang sudah terkenal kelezatannya. Digelarnya iven ini untuk mengingatkan kembali generasi muda bahwa Minangkabau memiliki kuliner yang tersohor dan turun temurun.
"Usai Festival Kuliner Nusantara Soto, Sate dan Rendang, kami juga akan menggelar Festival Siti Nurbaya pada 7-10 September 2016. Kami juga mengharap dukungan dari semua pihak," tegasnya.
Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan, Pemerintah Kota Padang tergerak hati untuk perlu mewariskan nilai budaya tersebut kepada generasi muda agar terjadi pewarisan nilai budaya yang ada.
"Ada pewarisan nilai dalam membuat rendang. Kini banyak generasi muda yang tidak tahu lagi cara memasak rendang dan kita tentunya tak mau generasi muda Minang lupa dengan budayanya sendiri," ujar Walikota Padang H. Mahyeldi Dt Marajo saat membuka iven tersebut.
Dikatakan Mahyeldi, dengan digelarnya Festival Kuliner Nusantara Sate, Soto dan Rendang akan menjadi momen untuk kebangkitan kuliner Minangkabau.
“Sehingga kita harapkan ke depan ini akan menjadi bagian yang kita tawarkan dalam peningkatan pariwisata kita di masa datang,” ujar Mahyeldi didampingi Wawako Emzalmi.
Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Raseno Arya menyebut bahwa rendang merupakan masakan terlezat di dunia. Rendang merupakan kuliner yang berasal dari Sumatera Barat. Bahkan Raseno mengaku setiap ke luar negeri terus membawa rendang dan membagikannya kepada turis.
“Mudah-mudahan kegiatan ini berlangsung sukses tanpa halangan,” ujarnya.
Ia mengatakan, dengan digelarnya festival ini akan semakin memperkokoh sekaligus mematenkan bahwa rendang merupakan kuliner yang berasal dari Sumatera Barat.
Usai acara pembukaan, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata Raseno Arya, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah, Wakil Walikota Emzalmi Zaini, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang melakukan peninjauan pada masing-masing tungku panjarangan randang. Bahkan Walikota Mahyeldi dan Wakil Walikota Emzalmi ikut melakukan demo memasak rendang.
“Iyo dikacau taruih (diaduk terus),” ujar walikota kepada perempuan yang memasak.
Saat berpindah ke tempat peserta lain, Mahyeldi mendapati peserta yang rendangnya sudah hampir jadi. Saat di kuali milik Kelurahan Padang Besi, walikota mencicipi rendang tersebut.
“Sabana lamak rasonyo (benar-benar enak rasanya),” ungkap Mahyeldi sambil menikmati potongan rendang yang sudah berada di mulutnya.
Kriteria Penilaian
Salah seorang anggota dewan juri, Rahmi J dari Ikatakan Chef Indonesia mengatakan, kategori penilaian adalah rasa, proses pembuatan, dan tampilannya. Rasanya harus gurih dan gampang diterima oleh semua kalangan.
"Tidak terlalu pedas dan tidak terlalu strong rempah-rempahnya. Kalau terlalu strong, takutnya nanti orang asing dan orang Jawa yang berkunjung ke sini tidak bisa menikmati," jelasnya.
Apatah lagi, jelas Rahmi, pemenang festival ini akan dipromosikan untuk jadi oleh-oleh khas Kota Padang. Makanya harus bisa diterima semua pasar.
Mengenai proses, ungkap Rahmi, karena yang diperlombakan adalah rendang Padang, maka proses pembuatannya bisa memakan waktu dua sampai tiga jam.
"Jika barus satu jam sudah kering, kan tidak masuk akal. Semua orang tahu proses membuat rendang itu memakan waktu dua sampai tiga jam. Untuk mengeringkan santan saja butuh waktu satu atau dua jam. Lantas proses empuknya daging, butuh waktu lagi," tuturnya.
Soal tampilan, terang Rahmi, harus menarik. Kalau tampilan tidak menarik, tentu orang akan malas memakannya.
"Kita memberikan kebebasan kepada peserta membawa rempah-rempah dari rumah mereka. Yang penting rasanya gurih dan bisa diterima oleh turis lokal dan internasional," cakapnya. (by)
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi mengatakan, pada tahun ini, pihaknya melakukan inovasi pada Festival Kuliner Nusantara Soto, Sate dan Rendang. Pada tahun sebelumnya, kegiatan ini hanya diikuti oleh kelurahan, namun pada tahun ini juga diikuti oleh kelompok industri.
"Kegiatan ini diikuti oleh 104 kelurahan dan 20 utusan kelompok industri. Masing-masing kelurahan menggelar dua tungku untuk memasak randang," ungkapnya.
![]() |
Wako Ikut Memasak Rendang. |
"Usai Festival Kuliner Nusantara Soto, Sate dan Rendang, kami juga akan menggelar Festival Siti Nurbaya pada 7-10 September 2016. Kami juga mengharap dukungan dari semua pihak," tegasnya.
Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan, Pemerintah Kota Padang tergerak hati untuk perlu mewariskan nilai budaya tersebut kepada generasi muda agar terjadi pewarisan nilai budaya yang ada.
![]() |
Wako Mahyeldi dan Kadisbudpar Medi Iswandi Lakukan Sosialisasi Festival Siti Nurbya di Sela- Sela Festival Kuliner Nusantara Soto, Sate dan Rendang. |
Dikatakan Mahyeldi, dengan digelarnya Festival Kuliner Nusantara Sate, Soto dan Rendang akan menjadi momen untuk kebangkitan kuliner Minangkabau.
“Sehingga kita harapkan ke depan ini akan menjadi bagian yang kita tawarkan dalam peningkatan pariwisata kita di masa datang,” ujar Mahyeldi didampingi Wawako Emzalmi.
Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Raseno Arya menyebut bahwa rendang merupakan masakan terlezat di dunia. Rendang merupakan kuliner yang berasal dari Sumatera Barat. Bahkan Raseno mengaku setiap ke luar negeri terus membawa rendang dan membagikannya kepada turis.
![]() |
Wawako Emzalmi Zaini dan Camat Padang Selatan Fuji Astomi Ikut Memperagakan Cara Memasak Rendang. |
Ia mengatakan, dengan digelarnya festival ini akan semakin memperkokoh sekaligus mematenkan bahwa rendang merupakan kuliner yang berasal dari Sumatera Barat.
Usai acara pembukaan, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata Raseno Arya, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah, Wakil Walikota Emzalmi Zaini, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang melakukan peninjauan pada masing-masing tungku panjarangan randang. Bahkan Walikota Mahyeldi dan Wakil Walikota Emzalmi ikut melakukan demo memasak rendang.
“Iyo dikacau taruih (diaduk terus),” ujar walikota kepada perempuan yang memasak.
Saat berpindah ke tempat peserta lain, Mahyeldi mendapati peserta yang rendangnya sudah hampir jadi. Saat di kuali milik Kelurahan Padang Besi, walikota mencicipi rendang tersebut.
![]() |
Wako dan Kadisbudpar Bersama Unsur Muspida. |
Kriteria Penilaian
Salah seorang anggota dewan juri, Rahmi J dari Ikatakan Chef Indonesia mengatakan, kategori penilaian adalah rasa, proses pembuatan, dan tampilannya. Rasanya harus gurih dan gampang diterima oleh semua kalangan.
"Tidak terlalu pedas dan tidak terlalu strong rempah-rempahnya. Kalau terlalu strong, takutnya nanti orang asing dan orang Jawa yang berkunjung ke sini tidak bisa menikmati," jelasnya.
Apatah lagi, jelas Rahmi, pemenang festival ini akan dipromosikan untuk jadi oleh-oleh khas Kota Padang. Makanya harus bisa diterima semua pasar.
![]() |
Rahmi J, Salah Seorang Dewan Juri. |
"Jika barus satu jam sudah kering, kan tidak masuk akal. Semua orang tahu proses membuat rendang itu memakan waktu dua sampai tiga jam. Untuk mengeringkan santan saja butuh waktu satu atau dua jam. Lantas proses empuknya daging, butuh waktu lagi," tuturnya.
Soal tampilan, terang Rahmi, harus menarik. Kalau tampilan tidak menarik, tentu orang akan malas memakannya.
"Kita memberikan kebebasan kepada peserta membawa rempah-rempah dari rumah mereka. Yang penting rasanya gurih dan bisa diterima oleh turis lokal dan internasional," cakapnya. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »