![]() |
| Wako Mahyeldi-Wawako Emzalmi. |
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang memang masih terbilang lama. Kemungkinan besar baru digelar pada tahun 2018. Namun, riak-riak menjelang pelaksanaan Pilkada mulau muncul ke permukaan.
Tak hanya ota dari lapau ke lapau, namun riak-riak tersebut juga menghiasi media sosial. Warga kota yang memiliki perhatian khusus terhadap Pilkada Kota Padang mulai memunculkan gagasan dan usulan, agar kepemimpinan pasangan Walikota Mahyeldi dan Wakil Walikota Emzalmi dilanjutkan saja.
Alasan mereka, kepemimpinan Mahyeldi dan Emzalmi di Kota Padang terbukti membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi pembangunan Kota Padang di segala bidang. Bahkan, Kota Padang dinilai sebagai kota yang saat ini mampu berkembang dan maju dengan pesat.
Tulisan ini terinspirasi status Ficky Tri Sahputra di jejaring sosial facebook. Ficky, demikian dia akrab disapa, sehari-hari bekerja sebagai jurnalis di salah satu TV swasta lokal. Dia pun kerap meliput kegiatan Pemerintah Kota (Pemko) Padang, baik itu meliput kegiatan Walikota Mahyeldi maupun meliput kegiatan Wakil Walikota Emzalmi.
"Aneh saja... kota padang sudah maju dan berkembang.. by pass mulai melebar, tenda ceper ilang... pasar raya tumbuh, namun kenapa tidak dilanjutkan saja duet maut ini pak ?????? a bana masalah e nan subana e pak ??? agiah jawek tanyo ambo nan ciek ko pak ???" demikian tulis Ficky Tri Sahputra di akun facebook miliknya.
Namun, tulisan ini tidak bertujuan untuk menguak "keretakan" hubungan Mahyeldi-Emzalmi, sebagaimana santer menjadi ota dari lapau ke lapau atau status warga kota di media sosial. Tapi, ide agar duet maut itu dilanjutkan menjadi perhatian khsus di sini.
Sebenarnya, kedua pemimpin Kota Padang ini memiliki kelebihan masing-masing yang saling melengkapi. Makanya, sebagian warga kota ingin duet maut itu dilanjutkan, sebab keduanya sudah terbukti mampu memajukan Kota Padang pasce gempa dasyat yang memporak porandakan daerah yang memiliki julukan Ranah Bingkuang ini.
Mahyeldi merupakan seorang politisi yang matang dan senior di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bahkan, saat ini Mahyeldi duduk sebagai anggota Dewan Syuro PKS. Kematangan di dunia politik ini tentu merupakan modal terbesar Mahyeldi dalam memimpin Kota Padang.
Sedangkan Emzalmi dibesarkan sebagai birokrat tulen. Jabatan terakhirnya di birokrasi adalah Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Padang. Sebelum menjabat Sekdako, ia kerap dipercaya menjabat eselon II di lingkungan Pemko Padang. Modal sebagai birokrat tulen yang dimiliki Emzalmi menjadi pelengkap Mahyeldi sebagai Walikota Padang.
Beberapa bukti keberhasilan kepemimpinan Mahyeldi-Emzalmi sebagaimana disebutkan Ficky pada statusnya tersebut memang tidak terbantahkan. Di tangan Mahyeldi-Emzalmi, pelebaran jalan Bypass yang tak mungkin dilakukan menjadi mungkin.
Persoalan konsolidasi berangsur-angsur ditangani, bahkan Mahyeldi-Emzalmi turun langsung berhadapan dengan masyarakat. Kini, pelebaran jalan Bypass tanpa kendala, walau masih menyisakan persoalan konsolidasi tanah, namun pembangunan pelebaran jalan Bypass tetap dapat dikerjakan.
Tenda ceper yang selama ini menjadi masalah di Pantai Padang, di tangan Mahyeldi-Emzalmi dapat dihilangkan. Jika Anda berkunjung ke Pantai Padang saat ini, Anda tidak akan melihat lagi tenda ceper itu. Bahkan, bangunan-bangunan liar sepanjang Pantai Padang sudah dibongkar semua. Anda dengan leluasa dapat menikmati keindahan Pantai Padang.
Demikian juga pembangunan Pasar Raya Padang. Lapak-lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kerap dikeluhkan pengunjung Pasar Raya, saat ini sudah tertata dengan apik. Pasar Raya Padang bukan lagi pasar yang supek. Bukan lagi pasar yang becek. Namun sudah tertata dengan baik.
Dalam Pengembalian fungsi Kota Padang sebagai pusat perdagangan regional, pemko menargetkan pembangunan Pasar Raya Inpres III dan IV selesai pada tahun 2017. Prioritas percepatan pembangunan sarana perdagangan kota dan sentra ekonomi diarahkan pada lanjutan pembangunan Inpres III dalam tahun jamak (multiyear) tahun kedua yang telah disepakati bersama dengan DPRD Kota Padang pada tahun 2015 lalu dan ditargetkan pada tahun 2017 mendatang Pasar Inpres I, II, dan IV sudah dapat dioperasionalkan secara optimal.
Dengan demikian, tuntaslah pembangunan Pasar Raya Inpres I, II, III, dan IV. Selanjutnya, Pemko Padang akan berupaya menjadikan Pasar Raya Padang sebegai pusat perdagangan regional yang nyaman dan dinamis. Sebagai Wakil Walikota Padang Emzalmi menekankan konsep revitalisasi Pasar Raya diarahkan kepada religius. Dimana nantinya bangunan Pasar Raya akan terhubung dengan Masjid Taqwa Muhammadiyah.
Menurut Emzalmi, dalam perencanaannya, nanti atap bangunan Pasar Raya seperti orang sedang sujud. Tujuan dibangunnya Pasar Raya dengan konsep religi dimaksudkan agar seluruh pengunjung dan pemilik toko termotivasi untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak hanya mementingkan duniawi, tetapi juga akhirat.
Melihat keberhasilan Mahyeldi-Emzalmi dalam menata dan membangunan Kota Padang, maka pantaslah harapan agar duet kepemimpinan mereka tetap dilanjutkan. Tentu, harapan warga kota tersebut terpulang kepada mereka berdua, apatah lagi santer disebut-sebut kalau hubungan keduanya tak harmonis.
Secara pribadi, penulis pernah bertanya kepada Emzalmi, "benarkah hubungan uda retak dengan walikota?" Emzalmi membantahnya dan mengatakan hubungan mereka tetap harmonis dan bertekad menuntaskan kepemimpinan mereka demi kesejahteraan warga Kota Padang.
Ditulis Oleh:
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Tak hanya ota dari lapau ke lapau, namun riak-riak tersebut juga menghiasi media sosial. Warga kota yang memiliki perhatian khusus terhadap Pilkada Kota Padang mulai memunculkan gagasan dan usulan, agar kepemimpinan pasangan Walikota Mahyeldi dan Wakil Walikota Emzalmi dilanjutkan saja.
Alasan mereka, kepemimpinan Mahyeldi dan Emzalmi di Kota Padang terbukti membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi pembangunan Kota Padang di segala bidang. Bahkan, Kota Padang dinilai sebagai kota yang saat ini mampu berkembang dan maju dengan pesat.
Tulisan ini terinspirasi status Ficky Tri Sahputra di jejaring sosial facebook. Ficky, demikian dia akrab disapa, sehari-hari bekerja sebagai jurnalis di salah satu TV swasta lokal. Dia pun kerap meliput kegiatan Pemerintah Kota (Pemko) Padang, baik itu meliput kegiatan Walikota Mahyeldi maupun meliput kegiatan Wakil Walikota Emzalmi.
"Aneh saja... kota padang sudah maju dan berkembang.. by pass mulai melebar, tenda ceper ilang... pasar raya tumbuh, namun kenapa tidak dilanjutkan saja duet maut ini pak ?????? a bana masalah e nan subana e pak ??? agiah jawek tanyo ambo nan ciek ko pak ???" demikian tulis Ficky Tri Sahputra di akun facebook miliknya.
Namun, tulisan ini tidak bertujuan untuk menguak "keretakan" hubungan Mahyeldi-Emzalmi, sebagaimana santer menjadi ota dari lapau ke lapau atau status warga kota di media sosial. Tapi, ide agar duet maut itu dilanjutkan menjadi perhatian khsus di sini.
Sebenarnya, kedua pemimpin Kota Padang ini memiliki kelebihan masing-masing yang saling melengkapi. Makanya, sebagian warga kota ingin duet maut itu dilanjutkan, sebab keduanya sudah terbukti mampu memajukan Kota Padang pasce gempa dasyat yang memporak porandakan daerah yang memiliki julukan Ranah Bingkuang ini.
Mahyeldi merupakan seorang politisi yang matang dan senior di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bahkan, saat ini Mahyeldi duduk sebagai anggota Dewan Syuro PKS. Kematangan di dunia politik ini tentu merupakan modal terbesar Mahyeldi dalam memimpin Kota Padang.
Sedangkan Emzalmi dibesarkan sebagai birokrat tulen. Jabatan terakhirnya di birokrasi adalah Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Padang. Sebelum menjabat Sekdako, ia kerap dipercaya menjabat eselon II di lingkungan Pemko Padang. Modal sebagai birokrat tulen yang dimiliki Emzalmi menjadi pelengkap Mahyeldi sebagai Walikota Padang.
Beberapa bukti keberhasilan kepemimpinan Mahyeldi-Emzalmi sebagaimana disebutkan Ficky pada statusnya tersebut memang tidak terbantahkan. Di tangan Mahyeldi-Emzalmi, pelebaran jalan Bypass yang tak mungkin dilakukan menjadi mungkin.
Persoalan konsolidasi berangsur-angsur ditangani, bahkan Mahyeldi-Emzalmi turun langsung berhadapan dengan masyarakat. Kini, pelebaran jalan Bypass tanpa kendala, walau masih menyisakan persoalan konsolidasi tanah, namun pembangunan pelebaran jalan Bypass tetap dapat dikerjakan.
Tenda ceper yang selama ini menjadi masalah di Pantai Padang, di tangan Mahyeldi-Emzalmi dapat dihilangkan. Jika Anda berkunjung ke Pantai Padang saat ini, Anda tidak akan melihat lagi tenda ceper itu. Bahkan, bangunan-bangunan liar sepanjang Pantai Padang sudah dibongkar semua. Anda dengan leluasa dapat menikmati keindahan Pantai Padang.
Demikian juga pembangunan Pasar Raya Padang. Lapak-lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kerap dikeluhkan pengunjung Pasar Raya, saat ini sudah tertata dengan apik. Pasar Raya Padang bukan lagi pasar yang supek. Bukan lagi pasar yang becek. Namun sudah tertata dengan baik.
Dalam Pengembalian fungsi Kota Padang sebagai pusat perdagangan regional, pemko menargetkan pembangunan Pasar Raya Inpres III dan IV selesai pada tahun 2017. Prioritas percepatan pembangunan sarana perdagangan kota dan sentra ekonomi diarahkan pada lanjutan pembangunan Inpres III dalam tahun jamak (multiyear) tahun kedua yang telah disepakati bersama dengan DPRD Kota Padang pada tahun 2015 lalu dan ditargetkan pada tahun 2017 mendatang Pasar Inpres I, II, dan IV sudah dapat dioperasionalkan secara optimal.
Dengan demikian, tuntaslah pembangunan Pasar Raya Inpres I, II, III, dan IV. Selanjutnya, Pemko Padang akan berupaya menjadikan Pasar Raya Padang sebegai pusat perdagangan regional yang nyaman dan dinamis. Sebagai Wakil Walikota Padang Emzalmi menekankan konsep revitalisasi Pasar Raya diarahkan kepada religius. Dimana nantinya bangunan Pasar Raya akan terhubung dengan Masjid Taqwa Muhammadiyah.
Menurut Emzalmi, dalam perencanaannya, nanti atap bangunan Pasar Raya seperti orang sedang sujud. Tujuan dibangunnya Pasar Raya dengan konsep religi dimaksudkan agar seluruh pengunjung dan pemilik toko termotivasi untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak hanya mementingkan duniawi, tetapi juga akhirat.
Melihat keberhasilan Mahyeldi-Emzalmi dalam menata dan membangunan Kota Padang, maka pantaslah harapan agar duet kepemimpinan mereka tetap dilanjutkan. Tentu, harapan warga kota tersebut terpulang kepada mereka berdua, apatah lagi santer disebut-sebut kalau hubungan keduanya tak harmonis.
Secara pribadi, penulis pernah bertanya kepada Emzalmi, "benarkah hubungan uda retak dengan walikota?" Emzalmi membantahnya dan mengatakan hubungan mereka tetap harmonis dan bertekad menuntaskan kepemimpinan mereka demi kesejahteraan warga Kota Padang.
Ditulis Oleh:
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
