Putin Ingin Senjata Kimia di Dunia Dimusnahkan

Putin Ingin Senjata Kimia di Dunia Dimusnahkan
BENTENGSUMBAR. COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin bertepatan dengan pembukaan konferensi ke 22 negara-negara anggota Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) di kota Den Haag mengirim pesan dan menuntut pemusnahan total senjata kimia di dunia.

Putin meminta seluruh negara yang memiliki senjata kimia mengerahkan usahanya untuk memusnahkan senjata sadis dan tak manusiawi ini secepatnya dan negara non OPCW juga segera bergabung.

Saat ini Israel, Mesir, Korea Utara dan Sudan Selatan bukan anggota OPCW. Isu senjata kimia dan larangan penggunaan senjata tak manusiawi ini semakin mendapat pertahatian besar khususnya setelah pengalaman pahit penggunaan senjata ini di era perang dunia pertama yang menewaskan dan menciderai ribuan orang.

Setelah perang dunia pertama, berbagai negara dunia mencapai kesepakatan terkait pentingnya melarang penggunaan senjata sadis yang menimbulkan dampak tragis bagi manusia dan lingkungan. Dengan menandatangani protokol 1925 Jenewa, penggunaan sejata kimia di perang dilarang, namun pengembangan, produksi dan kepemilikan senjata seperti ini tidak dilarang.

Dengan demikian meski banyak negara yang menandatangani protokol Jenewa, namun mereka masih merasa berhak menyerang dengan senjata kimia jika dirinya dan sekutu mereka diserang senjata serupa.

Menyusul serangan kimia besar-besaran rezim Saddam Husein ke Republik Islam Iran di dekade 1980-an, dan korban mengerikan akibat serangan brutal tersebut, masyarakat internasional di dekade 90-an sepakat menyusun perjanjian pemusnahan senjata kimia dan pelarangan senjata pemusnah massal serta bahan kimia ini.

Konvensi pelarangan penyebaran, produksi, penyimpanan dan penggunaan senjata kimia serta pemusnahannya atau dikenal dengan Konvensi Pelarangan Senjata CWC ditandatangani di Paris pada 13 Januari 1993 serta dijalankan pada tahun 1997 serta dibentuklah Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dengan 87 anggota.

Saat ini OPCW di Den Haag bertanggung jawab melaksanakan isi konvensi tersebut. Kini 192 negara dunia bergabung dengan organisasi ini. Seiring dengan dilaksanakannya konvensi senjata kimia tahun 1997, kini kekuatan besar militer khususnya Amerika terpaksa memusnahkan senjata merusak ini.

Meski demikian, sejumlah negara masih bersikeras memiliki senjata kimia. Menurut laporan, rezim Zionis Israel memiliki cadangan terbesar senjata kimia dan tetap menolak menandatangani konvensi ini serta bergabung dengan OPCW.

Saat ini isu penggunaan senjata kimia oleh kelompok teroris,khususnya di Suriah oleh Daesh dan sejumlah kelompok teroris Takfiri lainnya menjadi kekhawatiran besar masyarakat internasional. Mamish de Bretton, pengamat senjata kimia terkait penggunaan senjata ini oleh Daesh meyakini bahwa hal ini bentuk kemunduran mengerikan ke era Nazi.

Rusia berulang kali menuntut tindakan serius Dewan Keamanan PBB menyikapi kasus ini. Sejatinya Barat ketika mengklaim pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia, seperti serangan ke Khan Shaykhun di Provinsi Idlib pada April 2017 telah menunjukkan sensitifitas dan reaksi keras terkait kasus ini serta menuntut penyidikan besar-besaran.

Vasily Nebenzya, wakil Rusia di PBB menekankan, penyidikan terkait kasus Khan Shaykhun sebuah penyidikan menipu. Sebaliknya Barat terkait penggunaan senjata kimia oleh kelompok teroris di berbagai wilayah Suriah memilih bungkam dan mengabaikannya.

(parstoday)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »