Tolak Calon Pemimpin yang Bermodal Pencitraan dan Duit

Tolak Calon Pemimpin yang Bermodal Pencitraan dan Duit
"DUIT bukan segala-galanya, tapi segala-galanya perlu dan butuh duit." Demikian satu hal yang selalu diperbincangkan mengiringi derap langkah serta gegap gempitanya pelaksanaan pilkada serentak yang sebentar lagi bakal digelar di seantero negeri ini.

Sangatlah mahal. Kita mafahami bersama, harga yang harus dibayar untuk sebuah kata 'demokrasi'.

Kalau kita melihat  gaji kepala daerah tidak masuk dalam logika berfikir secara sehat. Calon kepala daerah sanggup membayar puluhan milyar untuk bisa melengang sebagai peserta calon kandidat. 

Pertanyaannya, apakah calon kepala daerah yang maju di bursa pilkada serentak hanya niat ikhlas untuk mewujudkan cita-cita pahlawan kemerdekaan.

Tetapi kenapa sosok yang maju di pilkada tidak pernah menghamburkan uangnya untuk membantu masyarakat di sekitarnya selama ini?

Kalau bicara untung rugi dalam pilkada, kita khawatir negeri ini akan hancur dalam permainan intrik politik.

Mari kita bijak menentukan sikap dalam pemilihan calon pemimpin, jangan-jangan setelah kita pilih untuk 5 tahun kedepan pertengahan jalan kita di tinggalkan. 

Resiko rakyat tidak bijak menentukan calon pemimpinnya tahun berganti tahun musim berganti zaman, kita selalu terjebak dalam apatisme tentang pesta demokrasi walaupun pilkada telah di laksanakan, namun kesejahteraan masyarakat juga tidak ada peningkatan 

Sebab dan akibat itu terjadi oleh paradigma kita tidak berubah dalam menentukan calon pemimpin. Kita selalu terpesona oleh cassing calon pemimpin. 

Apatah lagi, kita tidak mau tau dengan proses politik, sebelum calon tersebut terdaftar sebagai peserta pemilu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »