Wagub Nasrul Abit Minta Petani Gambir Jaga Kualitas Produksi

Wagub Nasrul Abit Minta Petani Gambir Jaga Kualitas Produksi
BENTENGSUMBAR. COM - Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Nasrul Abit Datuk Malintang Panai mengharapkan, para petani gambir agar tetap menjaga kualitas produksinya. Sebab, dengan menjaga kualitas produksi, maka harga akan bisa bersaing dan nama daerah akan terjaga dengan baik. 

"Gambir merupakan tanaman hutan. Saya harap, kita juga memperhatikan lingkungan hutan.  Jangan karena berharap banyak gambir, kita menebang hutan sembarang, malah bisa berakibat bencana alam,  longsor,  banjir dan galodo," ujar wagub di sela-sela kegiatan safari Ramadan di Masjid Istiqamah Nagari Lubuak Alai Kecamatan Kapur IX Limapupuluh Kota,  Sumatera Barat, Senin, 28 Mei 2018. 

Dikatakannya, menjaga kelestarian hutan dan menjaga kualitas produksi hasil hutan merupakan tanggungjawab bersama terutama masyarakat setempat. 

"Jangan pernah biarkan orang lain merusak hutan kita yang nota bene nanti membuat masyarakat kita sensara," imbaunya. 

Jendri Datuk Indo Marajo, salah seorang petani gambir setempat mengatakan, hidup sebagai petani gambir banyak suka dukanya. Saat harga gambir bagus, maka petani jadi bersemangat dan mau kerja siang malam. Namun, saat harga turun, seperti saat ini Rp25 ribu/kg, semua jadi tak bergairah.  

"Mungkin ini yang mesti dibantu oleh pemerintah, bagaimana menjaga stabilitas harga gambir agar kami bisa menata ekonomi kami lebih baik lagi," ujarnya. 

Ia mengatakan, kehidupan produktif pengolahan gambir bisa dilakukan secara kelompok, bisa juga secara perorangan. Dan yang cukup menarik musim panen daun gambir boleh berganti,  namun aktifitas produksi gambir tatap jalan dimana sebahagian hasil gambir menjadi hak nagari dalam pelaksanaan pembangunan. 

"Termasuk salah satu buktinya pembangunan masjid kami yang cukup baik dan bagus saat ini. Kerja keras membutuhkan tenaga seharian mengolah gambir dengan menghasilkan maksimal 30 kg/perhari, bersilaturrahmi di mesjid menjadi kabahagian tersendiri pula,"  ujarnya.

Dikatakannya, rata-rata pendapatan petani gambir perbulan berkisar pada Rp5 - 7,5 juta. Pada saat harga Rp.100 ribu/kg, ada keluarga yang medapat sampai Rp.25 - 30 juta sebulan. 

"Penghasilan kami di daerah hanya gambir semata,  tidak ada hasil kebun dan sawah yang tumbuh bagus di daerah ini, apakah soal kadar asam tanah atau zat kapur yang berlebihan saya kurang paham juga. Karena itu kami di sini membeli beras dan kebutuhan pokok lainnya. Jika ada sedikit kawan-kawan yang bisa menanam sayur ubi,  cabe rawit itu hanya sekedar konsumsi kebutuhan sendiri," ulasnya. 

Beberapa tahun lalu ada program TNI menanam padi seluas 7 ha, namun hanya mendapat panen yang gagal karena hama wereng hitam dan saluran irigasi air yang tidak bagus.

"Gambir adalah kehidupan kami, dalam menjalani hidup,  anak-anak kami butuh sekolah yang bisa membuat mereka lebih pintar dan cerdas dibandingkan kami," harapnya. 

Editor: Zamri Yahya, SHI
Laporan: Zardi Syahrir

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »