BENTENGSUMBAR. COM - Saat ini, harga pangan tidak bergejolak menjelang lebaran. Padahal dulu, harga pangan selalu menjadi salah satu sumber rente ekonomi. Ini merupakan salah satu dampak dari pemberantasan mafia pangan sampai ke akar-akarnya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan Satuan Tugas (Satgas) Pangan terus fokus mengawasi distribusi kebutuhan pokok masyarakat.
Polri memperingatkan kepada semua pihak agar tak menimbun bahan pangan untuk mendapatkan keuntungan berlimpah menjelang Lebaran 2018. Penimbunan bakal menimbulkan gejolak harga pangan di pasaran.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, jajarannya akan menindak tegas para mafia pangan yang beroperasi jelang Lebaran 2018.
"Jangan sampai ada penimbunan, ada mafia yang main, ini (akan) kami pukul," ujar Tito di Lapangan Silang Monas, Jakarta, baru-baru ini.
Kapolri mengungkap, polisi sudah menangkap 495 orang yang diduga terlibat mafia pangan. Lebih dari 390 orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.
Ia berharap, banyaknya pihak yang ditetapkan sebagai tersangka kasus mafia pangan membuat siapapun mengurungkan niat untuk menimbun bahan pangan.
"Mudah-mudahan ini bisa menekan niat mereka memainkan komoditas pangan ini," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Berdasarkan keterangan Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, dan Dirut Bulog, kata Kapolri, stok pangan untuk Lebaran terkategori aman. Oleh karena itu, Polri fokus kepada distribusi pangan.
Bila menengok pengalaman tahun-tahun sebelumnya, lonjakan harga pangan kerap terjadi lantaran adanya kelangkaan di pasaran.
Pemerintah selalu mengatakan bahwa hal itu terjadi akibat penimbunan barang oleh pihak-pihak yang coba mengambil keuntungan besar.
Tito menyampaikan kecukupan suplai bahan pangan yang diupayakan pemerintah pusat perlu dikawal agar tak ditimbun untuk menaikan harga. Kondisi stabilitas harga pangan itu diupayakan terjaga menjelang Hari Raya Idulfitri 1439 Hijriah.
"Jaga kekompakan kita, suplai yang cukup dan kemudian distribusi yang bisa kita jaga, terutama adanya Satgas Pangan penegakan hukum," tutur dia.
Menjelang Lebaran, lanjut Tito, Satgas Pangan bakal berada langsung di pasar tradisonal yang menjadi sasaran kejahatan. Koordinasi dan pemetaan masalah di lapangan telah dilakukan bersama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
"Saya ucapkan terima kasih banyak sudah bekerja keras untuk menekan mafia dan kartel yang merusak distribusi," imbuh dia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengapresiasi kinerja Satgas Pangan yang terus mengupayakan harga bahan pokok tetap terjangkau di masyarakat. Ia mengharapkan stabilitas harga pangan di 2017 bisa kembali dirasakan pada tahun ini.
"Bahwa tahun lalu kita telah berhasil dan ini satu capaian dalam sejarah kita mampu mengendalikan harga pangan dan itu adalah prestasi kerja sama yang luar biasa dari seluruh instansi terkait," tutur dia.
Menurut Enggar, evaluasi bakal terus dilakukan agar masalah yang dihadapi bisa dicarikan solusi. Di sisi lain, kebutuhan bahan pokok bakalan meningkat sepekan sebelum hari raya. Untuk itu, harga eceran suplai pangan diharap tetap dijaga.
"Kita menyatakan dukungan untuk kepolisian yang mengawasi dengan ketat mulai jalur distribusi kemudian menghindari penumpukan dalam upaya meningkatkan harga," jelas dia.
Harga Stabil
Enggar menegaskan harga sembilan bahan pokok dan daging sapi untuk menyambut Lebaran aman dan pasokan cukup.
"Kami menyatakan harga stabil berdasarkan hasil pantauan saya dan tim dari eselon satu di kementerian, yang turun langsung ke 34 provinsi," kata Mendag Enggartiasto di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, kemarin.
Menurutnya, jika ada kenaikan harga, itu tidak terlalu signifikan. "Kenaikan harga itu terjadi karena pasokan berkurang, sementara permintaan banyak. Untuk mengatasinya, kita suplai," ujarnya.
Mendag juga menjelaskan penyebab harga daging ayam naik. Ia memberikan gambaran, harga ayam potong dan telur pada 2017 menjelang Lebaran turun sangat tajam. Enggar pun meminta harga daging ayam tidak turun drastis.
"Saya minta dinaikkan. Untuk tahun ini mengapa pasokan kurang saat Lebaran sehingga menyebabkan kenaikan harga, sebab pemerintah mengimbau peternak mengurangi pemakaian antibiotik pada ayam potong," ungkap Enggar.
Akibatnya, banyak ayam potong yang mati. Selain itu, ada larangan pemotongan ayam usia dini untuk menjaga keseimbangan pasokan.
Sementara itu, untuk telur ayam, apabila terjadi kekosongan stok, suplai harus segera disalurkan. Ia mencontohkan kejadian di Boyolali dan Blitar, harga telur ayam bisa terkendali setelah disuplai.
Sementara itu, harga daging sapi yang dipasok Kementerian Perdagangan dijual Rp80 ribu per kg. Cara tersebut bertujuan menstabilkan harga daging sapi.
"Masyarakat bisa memilih mau daging beku yang murah atau daging segar tapi mahal seharga Rp120 ribu per kg. Masyarakat tinggal memilih," ujarnya.
(Sumber: metrotvnews.com/kompas.com/mediaindonesia.com)
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan Satuan Tugas (Satgas) Pangan terus fokus mengawasi distribusi kebutuhan pokok masyarakat.
Polri memperingatkan kepada semua pihak agar tak menimbun bahan pangan untuk mendapatkan keuntungan berlimpah menjelang Lebaran 2018. Penimbunan bakal menimbulkan gejolak harga pangan di pasaran.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, jajarannya akan menindak tegas para mafia pangan yang beroperasi jelang Lebaran 2018.
"Jangan sampai ada penimbunan, ada mafia yang main, ini (akan) kami pukul," ujar Tito di Lapangan Silang Monas, Jakarta, baru-baru ini.
Kapolri mengungkap, polisi sudah menangkap 495 orang yang diduga terlibat mafia pangan. Lebih dari 390 orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.
Ia berharap, banyaknya pihak yang ditetapkan sebagai tersangka kasus mafia pangan membuat siapapun mengurungkan niat untuk menimbun bahan pangan.
"Mudah-mudahan ini bisa menekan niat mereka memainkan komoditas pangan ini," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Berdasarkan keterangan Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, dan Dirut Bulog, kata Kapolri, stok pangan untuk Lebaran terkategori aman. Oleh karena itu, Polri fokus kepada distribusi pangan.
Bila menengok pengalaman tahun-tahun sebelumnya, lonjakan harga pangan kerap terjadi lantaran adanya kelangkaan di pasaran.
Pemerintah selalu mengatakan bahwa hal itu terjadi akibat penimbunan barang oleh pihak-pihak yang coba mengambil keuntungan besar.
Tito menyampaikan kecukupan suplai bahan pangan yang diupayakan pemerintah pusat perlu dikawal agar tak ditimbun untuk menaikan harga. Kondisi stabilitas harga pangan itu diupayakan terjaga menjelang Hari Raya Idulfitri 1439 Hijriah.
"Jaga kekompakan kita, suplai yang cukup dan kemudian distribusi yang bisa kita jaga, terutama adanya Satgas Pangan penegakan hukum," tutur dia.
Menjelang Lebaran, lanjut Tito, Satgas Pangan bakal berada langsung di pasar tradisonal yang menjadi sasaran kejahatan. Koordinasi dan pemetaan masalah di lapangan telah dilakukan bersama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
"Saya ucapkan terima kasih banyak sudah bekerja keras untuk menekan mafia dan kartel yang merusak distribusi," imbuh dia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengapresiasi kinerja Satgas Pangan yang terus mengupayakan harga bahan pokok tetap terjangkau di masyarakat. Ia mengharapkan stabilitas harga pangan di 2017 bisa kembali dirasakan pada tahun ini.
"Bahwa tahun lalu kita telah berhasil dan ini satu capaian dalam sejarah kita mampu mengendalikan harga pangan dan itu adalah prestasi kerja sama yang luar biasa dari seluruh instansi terkait," tutur dia.
Menurut Enggar, evaluasi bakal terus dilakukan agar masalah yang dihadapi bisa dicarikan solusi. Di sisi lain, kebutuhan bahan pokok bakalan meningkat sepekan sebelum hari raya. Untuk itu, harga eceran suplai pangan diharap tetap dijaga.
"Kita menyatakan dukungan untuk kepolisian yang mengawasi dengan ketat mulai jalur distribusi kemudian menghindari penumpukan dalam upaya meningkatkan harga," jelas dia.
Harga Stabil
Enggar menegaskan harga sembilan bahan pokok dan daging sapi untuk menyambut Lebaran aman dan pasokan cukup.
"Kami menyatakan harga stabil berdasarkan hasil pantauan saya dan tim dari eselon satu di kementerian, yang turun langsung ke 34 provinsi," kata Mendag Enggartiasto di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, kemarin.
Menurutnya, jika ada kenaikan harga, itu tidak terlalu signifikan. "Kenaikan harga itu terjadi karena pasokan berkurang, sementara permintaan banyak. Untuk mengatasinya, kita suplai," ujarnya.
Mendag juga menjelaskan penyebab harga daging ayam naik. Ia memberikan gambaran, harga ayam potong dan telur pada 2017 menjelang Lebaran turun sangat tajam. Enggar pun meminta harga daging ayam tidak turun drastis.
"Saya minta dinaikkan. Untuk tahun ini mengapa pasokan kurang saat Lebaran sehingga menyebabkan kenaikan harga, sebab pemerintah mengimbau peternak mengurangi pemakaian antibiotik pada ayam potong," ungkap Enggar.
Akibatnya, banyak ayam potong yang mati. Selain itu, ada larangan pemotongan ayam usia dini untuk menjaga keseimbangan pasokan.
Sementara itu, untuk telur ayam, apabila terjadi kekosongan stok, suplai harus segera disalurkan. Ia mencontohkan kejadian di Boyolali dan Blitar, harga telur ayam bisa terkendali setelah disuplai.
Sementara itu, harga daging sapi yang dipasok Kementerian Perdagangan dijual Rp80 ribu per kg. Cara tersebut bertujuan menstabilkan harga daging sapi.
"Masyarakat bisa memilih mau daging beku yang murah atau daging segar tapi mahal seharga Rp120 ribu per kg. Masyarakat tinggal memilih," ujarnya.
(Sumber: metrotvnews.com/kompas.com/mediaindonesia.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »