Bicara soal "Tikungan Akhir" Cawapres Jokowi, JK: Politik Sangat Dinamis

Bicara soal "Tikungan Akhir" Cawapres Jokowi, JK: Politik Sangat Dinamis
BENTENGSUMBAR. COM - Saat Presiden Joko Widodo menjatuhkan pilihan kepada Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya, banyak pihak merasa terkejut dan tak percaya. 

Pasalnya, selama ini nama Mahfud MD yang digadang-gadang bakal mendampingi mantan Walikota Solo tersebut.

Beberapa hari jelang pengumuman nama cawapres Jokowi, nama mantan Ketua MK, Mahfud MD menguat dan disebut-sebut sebagai cawapres pilihan Jokowi, disamping nama Muhaimin Iskandar. 

Bahkan beberapa menit sebelum pengumuman, Mahfud MD terlihat berada di sekitaran Restoran Pelataran, Menteng, Jakarta Pusat, tempat digelarnya konferensi pers pengumuman cawapres Jokowi.

Terkait hal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bahwa perubahan yang begitu cepat disebabkan karena parpol pendukung Jokowi sulit menemukan konsensus terkait nama Mahmud MD. 

"Dalam pencalonan itu tak tergantung satu orang, artinya Pak Jokowi tidak sendirian, harus melibatkan setidaknya 6-9 pimpinan partai pada saat terahkir itu susah dicapai konsensus di antara semuanya," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018. 

"Maka berubahlah tiba-tiba pilihan itu. Saya kira itu susah dicapai konsensus antara partai maka dipilih jalan tengah," sambung dia. 

Tak Berkomunikasi

Kalla mengaku tak berkomunikasi dengan Mahfud MD pada hari pengumuman cawapres Jokowi. Mahfud, kata dia, juga tidak menghubunginya untuk bicara terkait dinamika terkini.

Meski begitu Kalla mengatakan bahwa politik sangat dinamis sehingga kemungkinan perubahan bisa terjadi. Bahkan di saat-saat terakhir sekalipun. 

"Seperti saya katakan saat-saat terakhir pasti timbul apa itu, sama saja dengan Pilkada DKI, kan saat terakhir, menit terakhir, baru masuk Anies (Baswedan). Sama, banyak kejadian-kejadian seperti itu yang kita hadapi," kata Kalla. 

Tak Hadir

Jusuf Kalla mengaku diundang dalam deklarasi pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Restoran Plataran, Menteng pada Kamis, 9 Agustus 2018.

Namun, Kalla memilih untuk tidak hadir dengan sejumlah pertimbangan. Hal itu dia ungkapan saat ditanya wartawan andai diminta jadi tim sukses Jokowi-Ma'ruf Amin. 

"Ya sekarang sedang kami pelajari sistem apa yang terbaik untuk itu (timses). Memang sejak kemarin saya diminta hadir dan tadi pagi," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jangan, Jumat, 10 Agustus 2018. 

Kalla menilai, belum saatnya untuk terlibat langsung dalam deklarasi Jokowi-Ma'ruf Amin. Sebab, proses tersebut merupakan panggung para pimpinan partai politik.

Sementara, meski tercatat sebagai kader senior dan mantan ketua umum Parta Golkar, namun Kalla bukan termasuk pimpinan partai berlambang beringin tersebut. 

"Saya pikir ini medannya para pimpinan partai, belum tim penasehat atau tim sukses belum masuk," kata dia. 

Di sisi lain, ia juga mengatakan, belum tergabung menjadi tim sukses atau tim penasehat Jokowi-Ma'ruf Amin. 

Meski begitu, Kalla mengaku siap mempertimbangkan untuk menjadi tim sukses atau tim penasehat Jokowi-Ma'ruf Amin bila ada tawaran masuk. 

"Saya tetap menjanjikan kan untuk membantu Pak Jokowi. Jadi sedang saya pertimbangkan bagaimana cara yang terbaik," ucap dia.

Segera Temui JK

Bakal calon wakil presiden 2019 pendamping Jokowi, Ma'ruf Amin mengatakan bakal menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam waktu dekat. 

Rencana itu ia ungkapkan usai bertemu dengan pimpinan Partai Golkar di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat. "Saya nanti akan menemui beliau (Jusuf Kalla)," ujarnya, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018. 

Saat ditanya kapan pertemuan dengan Kalla akan dilakukan, Ma'ruf belum bisa memastikan. Yang pasti, pertemuan segera dijadwalkan.

"Nanti diatur. Siapa nanti ada yang mengatur. Jangan sampai saya datang, beliau enggak ada," kata dia. 

Saling Melengkapi

Di Kantor Wakil Presiden, Kalla menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Jokowi dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin atas pencalonan sebagai capres dan cawapres 2019. 

Menurut Kalla, Jokowi-Ma'ruf Amin saling melengkapi karena keduanya merupakan representasi dua hal yang berbeda yakni tokoh nasional dan tokoh religius. Perbedaan itu membuat keduanya saling mengisi.

Tingkat Elektoral

Kalla juga yakin Ma'ruf Amin memiliki tingkat elektoral yang tinggi. 

Sebab di kalangan umat Islam, terutama Nahdlatul Ulama, Ma'ruf Amin dikenal sebagai kyai yang sangat populer. 

"Kalau soal nanti menjalankan pemerintahan tentu bertahap, tidak bisa langsung orang menguasai semua. Namun yang penting beliau ini kan Pak Ma'ruf Amin seorang akademisi juga, artinya bisa belajar dengan baik," kata Kalla.

Sebelumnya, Jokowi-Ma'ruf Amin resmi mendaftarkan diri sebagai capres dan cawapres pada Jumat, 10 Agustus 2018. Mereka datang ke KPU sekitar pukul 09.00 WIB pagi tadi.

Editor: Zamri Yahya, SHI
Sumber: kompas.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »