BENTENGSUMBAR. COM - Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo dan mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto (BW) dicoret dari daftar panelis debat capres dan cawapres 2019.
Komisioner KPU, Wahyu Setiawan mengatakan berdasarkan keputusan rapat bersama para kolegannya, KPU memutuskan tidak memasukan dua nama penggiat anti-korupsi tersebut menjadi panelis.
“Jadi rapat memutuskan untuk mengurangi panelis. Nah kemudian yang dikurangi adalah Pak Bambang Widjojanto dan Pak Adnan,” ujar Wahyu saat dihubungi, Sabtu, 5 Januari 2019.
Wahyu mengatakan alasan pencoretan nama tersebut, karena masing-masing tim kampanye Jokowi-Ma’ruf dan juga Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menginginkan mengurangi panelis debat. Sehingga mereka mengusulkan dua nama tersebut tak perlu dimasukan menjadi panelis.
“Ada dua nama yakni Pak Adnan dan Pak Bambang Widjojanto. Masing-masing diusulkan oleh paslon, nah itu dikurangi,” katanya.
Keputusan ini juga menurut Wahyu bukan hanya diputuskan oleh KPU melainkan sudah keputusan bersama dengan para tim kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandi.
“Jadi dalam rapat koordinasi tim kampanye 01 dan 02 menarik masing-masing satu orang usulan panelisnya,” pungkasnya.
BW dan Adnan memang dicoret, namun untuk lima nama lain yang telah diusulkan tetap masuk dalam susunan calon panelis debat pertama.
Mereka adalah Guru Besar Hukum Universitas Indonesia Hikmahanti Juwana, Mantan Ketua MA Bagir Manan, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, Ahli Tata Negara Bivitri Susanti, dan Margarito Kamis.
Menanggapi hal tersebut, Adnan sendiri mengaku terkejut pencoretan tersebut lantaran dilakukan sehari sebelum rapat pertama tim panelis dimulai.
“Kabar mengejutkan, ICW dicoret dari panelis debat pertama capres, padahal akan ada rapat pertama panelis pada Sabtu ini,”tegas Adnan saat dikonfirmasi.
Meski demikian, Adnan mengaku tak ingin menduga apapun alasan dibalik pencoretan namanya dari daftar calon panelis debat.
Lagi pula kata dia, meski telah dicoret, ICW akan tetap terlibat dalam proses demokrasi itu tanpa diminta siapapun.
“Meski kami selalu paham politik itu sangatlah dinamis, kami tak perlu menduga apapun, yang pasti ketika KPU meminta kami ambil bagian dalam proses demokratisasi ini, kami sangat terbuka terlibat, jika pun tidak, kami tetap memiliki peran yang sama tanpa diminta oleh siapapun,” pungkasnya.
Sementara Bambang Widjojanto mengaku tidak mempermasalahkan dicoret namanya menjadi panelis debat capres-cawapres di Pilpres 2019 ini.
“Biarlah yang terbaik untuk bangsa ini yang kelak akan terjadi. Semoga kemuliaan yang menjadi tujuan serta setiap keputusan dan kebijakan yg diambil, didoakan hanya untuk kemaslahatan,” ujar pria yang akrab disapa BW ini saat dihubungi, Sabtu, 5 Januari 2019.
Menurut Bambang, intensitas kejahatan korupsi sampai saat ini masih belum bisa dibilang reda. Bahkan terlihat semakin kuat mencengkram bangsa ini.
Dia oun tidak mempermasalahan namanya dicoret menjadi panelis. Baginya berkiprah terlibat dalam pemberantasan korupsi bisa di mana saja. Bukan hanya jadi panelis.
“Sehingga ada banyak peluang untuk berkiprah dan terlibat dalam upaya pemberantasan korupsi di manapun saja,” katanya.
Dia berharap presiden yang bakal terpilih nantinya bisa menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana sesuai dengan yang tertuang dalam konstitusi Indonesia.
“Semoga akal sehat dan kewarasan tetap menuntun bangsa itu. Jayalah nusa dan pertiwiku,” ungkapnya.
(Source: Pojoksatu.id)
Komisioner KPU, Wahyu Setiawan mengatakan berdasarkan keputusan rapat bersama para kolegannya, KPU memutuskan tidak memasukan dua nama penggiat anti-korupsi tersebut menjadi panelis.
“Jadi rapat memutuskan untuk mengurangi panelis. Nah kemudian yang dikurangi adalah Pak Bambang Widjojanto dan Pak Adnan,” ujar Wahyu saat dihubungi, Sabtu, 5 Januari 2019.
Wahyu mengatakan alasan pencoretan nama tersebut, karena masing-masing tim kampanye Jokowi-Ma’ruf dan juga Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menginginkan mengurangi panelis debat. Sehingga mereka mengusulkan dua nama tersebut tak perlu dimasukan menjadi panelis.
“Ada dua nama yakni Pak Adnan dan Pak Bambang Widjojanto. Masing-masing diusulkan oleh paslon, nah itu dikurangi,” katanya.
Keputusan ini juga menurut Wahyu bukan hanya diputuskan oleh KPU melainkan sudah keputusan bersama dengan para tim kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandi.
“Jadi dalam rapat koordinasi tim kampanye 01 dan 02 menarik masing-masing satu orang usulan panelisnya,” pungkasnya.
BW dan Adnan memang dicoret, namun untuk lima nama lain yang telah diusulkan tetap masuk dalam susunan calon panelis debat pertama.
Mereka adalah Guru Besar Hukum Universitas Indonesia Hikmahanti Juwana, Mantan Ketua MA Bagir Manan, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, Ahli Tata Negara Bivitri Susanti, dan Margarito Kamis.
Menanggapi hal tersebut, Adnan sendiri mengaku terkejut pencoretan tersebut lantaran dilakukan sehari sebelum rapat pertama tim panelis dimulai.
“Kabar mengejutkan, ICW dicoret dari panelis debat pertama capres, padahal akan ada rapat pertama panelis pada Sabtu ini,”tegas Adnan saat dikonfirmasi.
Meski demikian, Adnan mengaku tak ingin menduga apapun alasan dibalik pencoretan namanya dari daftar calon panelis debat.
Lagi pula kata dia, meski telah dicoret, ICW akan tetap terlibat dalam proses demokrasi itu tanpa diminta siapapun.
“Meski kami selalu paham politik itu sangatlah dinamis, kami tak perlu menduga apapun, yang pasti ketika KPU meminta kami ambil bagian dalam proses demokratisasi ini, kami sangat terbuka terlibat, jika pun tidak, kami tetap memiliki peran yang sama tanpa diminta oleh siapapun,” pungkasnya.
Sementara Bambang Widjojanto mengaku tidak mempermasalahkan dicoret namanya menjadi panelis debat capres-cawapres di Pilpres 2019 ini.
“Biarlah yang terbaik untuk bangsa ini yang kelak akan terjadi. Semoga kemuliaan yang menjadi tujuan serta setiap keputusan dan kebijakan yg diambil, didoakan hanya untuk kemaslahatan,” ujar pria yang akrab disapa BW ini saat dihubungi, Sabtu, 5 Januari 2019.
Menurut Bambang, intensitas kejahatan korupsi sampai saat ini masih belum bisa dibilang reda. Bahkan terlihat semakin kuat mencengkram bangsa ini.
Dia oun tidak mempermasalahan namanya dicoret menjadi panelis. Baginya berkiprah terlibat dalam pemberantasan korupsi bisa di mana saja. Bukan hanya jadi panelis.
“Sehingga ada banyak peluang untuk berkiprah dan terlibat dalam upaya pemberantasan korupsi di manapun saja,” katanya.
Dia berharap presiden yang bakal terpilih nantinya bisa menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana sesuai dengan yang tertuang dalam konstitusi Indonesia.
“Semoga akal sehat dan kewarasan tetap menuntun bangsa itu. Jayalah nusa dan pertiwiku,” ungkapnya.
(Source: Pojoksatu.id)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »