Sarankan Kerumunan Rizieq Diselesaikan dengan Dialog, Denny Siregar: Bisa Bayangkan Kalau Gerindra Berkuasa

Sarankan Kerumunan Rizieq Diselesaikan dengan Dialog, Denny Siregar: Bisa Bayangkan Kalau Gerindra Berkuasa
BENTENGSUMBAR.COM - Penggiat Media Sosial Denny Siregar menyentil pernyataan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Habiburokhman menyarankan kasus kerumunan Habib Rizieq Shihab diselesaikan dengan dialog. 


"Hihi lu bisa bayangkan kalau  @Gerindra berkuasa. Preman2 berbaju agama itu bebas ngapain aja, gada hukum buat mereka..Ancoorrrr....," tulis Denny Siregar di akun twitternya @Dennysiregar7, seperti dilihat BentengSumbar.com, Kamis, 3 Desember 2020.


Habiburokhman menyinggung keadilan. Sebab, kerumunan juga terjadi dalam demo menolak omnibus law, tapi tidak dibawa ke ranah pidana.


"Kami menyarankan kasus kerumunan Habib Rizieq Shihab diselesaikan dengan dialog yang evaluatif. Agak sulit kalau hanya menyelesaikan kasus ini dari sudut pidana saja," kata Habiburokhman, dikutip dari detikcom, Kamis, 3 Desember 2020.


Habiburokhman menjelaskan alasannya mengapa kasus kerumunan Habib Rizieq bisa diselesaikan secara dialog. Anggota Komisi III DPR RI ini menyinggung soal tak adanya pencegahan maksimal dari aparat negara sebelum kerumunan Habib Rizieq membeludak.


"Alasan pertama, sepertinya tidak ada tahapan edukasi dan pencegahan maksimal yang dilakukan penyelenggara negara sebelum terjadinya kerumunan tersebut. Padahal informasi kepulangan Habib Rizieq sudah beredar beberapa hari sebelumnya," ujarnya.


Alasan lain yang diungkit oleh Habiburokhman adalah soal rasa keadilan masyarakat melihat kasus kerumunan Habib Rizieq yang dibawa ke ranah pidana. Padahal, menurut juru bicara Gerindra itu, kerumunan juga terjadi saat demo menolak omnibus law UU Cipta Kerja dan tahapan pilkada.


"Alasan kedua, jikalau baru saat ini kasus kerumunan diusut secara pidana, publik akan menuntut hal yang sama pada kasus kerumunan lain, seperti rangkaian demo besar di berbagai kota menolak omnibus law atau kerumunan pada pilkada," sebut Habiburokhman.


"Nyaris tidak mungkin jika semua dilakukan penegakan hukum karena akan banyak sekali orang masuk penjara," imbuhnya.


Legislator dapil Jakarta ini menjelaskan penyelesaian kasus kerumunan di acara yang dihadiri Habib Rizieq lebih bermanfaat dengan cara dialog ketimbang pidana. Nanti, sebut Habiburokhman, jika setelah ini ada lagi kerumunan dalam acara Habib Rizieq, barulah diselesaikan secara hukum pidana.


"Penyelesaian kerumunan terkait Habib Rizieq secara pidana manfaatnya tidak terlalu besar, justru akan jauh lebih besar jika kita kedepankan dialog yang evaluatif. Kita sepakati bersama bahwa kemarin terjadi kesalahan dan untuk ke depan kita berkomitmen tidak membuat kerumunan lagi. Barulah di masa yang akan datang bisa dilakukan penindakan jika kembali terjadi kerumunan," paparnya.


Seperti diketahui, Habib Rizieq telah meminta maaf terkait kerumunan massa yang timbul di Bandara Soekarno-Hatta hingga Megamendung, Bogor. Meskipun demikian, polisi menegaskan akan tetap melanjutkan proses hukum.


"Silakan saja, memang ada beritanya beredar di media bahwa dari pihak 212 sudah meminta maaf kerumunan yang terjadi di Petamburan maupun juga di bandara. Itu silakan minta maaf kepada rakyat Indonesia, khususnya rakyat Jakarta ini, silakan. Tetapi penyidikan akan tetap berjalan ya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu, 2 Desember 2020.


Sampai saat ini pun penyidikan kasus kerumunan di acara yang dihadiri Habib Rizieq tetap berjalan. Yusri mengatakan pihaknya akan mengusut tuntas pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi di Petamburan.


"Penyidikannya tetap berjalan, entah pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi di area Petamburan pada saat adanya akad nikah dari anaknya Saudara MRS," jelas Yusri.


(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »