Nadiem Sowan ke PBNU Soal Kamus Sejarah, Ferdinand: Gagal Lagi Adu Domba Pendukung Teroris

Nadiem Sowan ke PBNU Soal Kamus Sejarah, Ferdinand: Gagal Lagi Adu Domba Pendukung Teroris
BENTENGSUMBAR.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Anwar Makarim berkunjung langsung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta untuk meminta maaf soal Kamus Sejarah Indonesia yang tidak memuat pendiri NU, KH Hasyim Asyari.


Dalam kunjungannya, Nadiem juga didampingi Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid dan disambut langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.


Nadiem pun meminta maaf atas hilangnya pendiri NU dalam kamus sejarah yang telah menimbulkan kegaduhan meskipun kamus itu tidak disusun di masa jabatannya.


“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami sudah membentuk tim untuk merevisi total kamus tersebut,” ujar Nadiem,


Kamis, 22 April 2021, dilansir dari nu.or.id, dalam kesempatan itu, Sekjen PBNU HA Helmy Faishal juga menyampaikan bahwa pihaknya memberikan saran, masuk, sekaligus kritik terhadap terbitnya Kamus Sejarah Indonesia juga tidak mencantumkan nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Presiden ke-4 RI.


“PBNU menyampaikan kritikan dan masukan yang sangat luas sekali kepada Mas Menteri bahwa sejarah berdirinya Indonesia tidak lepas dari peran para kiai dan ulama NU dalam konteks membangun dan merintis berdirinya NKRI,” ucap Helmy.


Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid juga secara khusus mengapresiasi Mendikbud Nadiem Makarim yang sudah merespons dengan cepat kontroversi kamus sejarah tersebut.


“Kami mengapresiasi Mas Menteri Nadiem yang sudah responsif walaupun peristiwa pembuatan kamus tersebut bukan terjadi di zaman beliau, tapi beliau menunjukkan komitmen untuk memperbaiki dan merevisi,” kata Yenny.


Sebagai catatan, Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid; Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998).


Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadhratussyekh Hasyim Asy’ari, namun secara alfabetis, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.


Dalam kamus tersebut, nama Gubernur Belanda HJ Van Mook dan intelijen Jepang Harada Kumaichi juga justru dimasukkan.


Hal lain yang juga menimbulkan kontroversi yakni dimasukkannya tokoh Komunis pertama di Asia, Henk Sneevliet dan beberapa tokoh komunis Indonesia lainnya.


Turut tercantum pula Amien Rais dan Abu Bakar Ba’asyir, sementara Gus Dur tidak ada.


Source: makassar.terkini.id

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »