Tuntutan Kreatifitas dan Inovasi Seorang Wali Nagari dalam Membangun dan Memajukan Nagari

Tuntutan Kreatifitas dan Inovasi Seorang Wali Nagari dalam Membangun dan Memajukan Nagari
TAMPAK dari kejauhan, sepertinya enak dan menyenangkan menjadi seorang pemimpin, baik pada tingkat desa/ nagari, kecamatan, kabupaten/ kota dan terus ke atasnya. Ya, sangat terlihat secara kasat mata bahwa menjadi seorang pemimpin itu membahagiakan.


Namun, apa yang terjadi pada diri sang pemimpin tadi tidaklah seperti gambaran semula. Bahkan ada yang menyatakan penyesalannya setelah duduk sebagai wali nagari, seperti ungkapan beberapa diantaranya kepada penulis dalam rangkaian penelitian sederhana.


“Koq tahu sarupo iko (seperti ini) jadi wali nagari, ambo (saya) lebih baik jadi warga biasa aja,” demikian keluhan seorang wali nagari yang tidak mau disebutkan namanya.


Dalam kasus ini penulis hanya membatasi penelitian untuk wilayah Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, dimana terdiri dari 103 buah nagari. Metode yang penulis pakai melalui wawancara langsung dan riset melalui bacaan serta litratur yang disesuaikan dengan kebutuhan.


Nyatalah disini bahwa ungkapan tersebut di atas mewakili sebahagian besar pandangan dari seorang pemimpin, wali nagari, dalam melaksanakan roda pemerintahan nagari yang dipimpinnya. Pusing, karena harus membaca dan mempelajari semua peraturan baik untuk nagari, dari pemerintah kabupaten/ kota maupun dari pemerintah pusat dan lain sebagainya.


Kesimpulan yang dapat penulis kemukakan disini adalah bahwa menjadi seorang pemimpin atau wali nagari selayaknya sudah memenuhi kriteria sebagai berikut: jujur, menatap ke depan, menginspirasi bawahan, cakap, wajar tanpa prasangka, mendukung bawahan, berwawasan luas, cerdas, langsung, berkemauan keras, dapat diandalkan, suka kerjasama, imajinatif, peduli, dewasa, tekun – teguh hati, ambisius, setia – taat pada komitmen, mengendalikan diri, dan mandiri – bebas.


Selain itu, ada 3 (tiga) jenis kemampuan skills yang dibutuhkan manajerial, yakni:


1. Kemampuan Teknis, pemahaman tentang metode, proses, prosedur, dan teknik dalam melaksanakan pekerjaan tertentu dan kemampuan menggunakan alat yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.


2. Kemampuan Interpersonal, pemahaman tentang perilaku manusia dan proses antar pribadi, kemampuan memahami perasaan orang lain, perilaku dan motivasi orang lain dari apa yang dikatakan dan lakukan orang lain (empati, kepekaan sosial), kemampuan berkomunikasi secara jelas dan efektif (bicara fasih dan lancar, persuasif), kemampuan untuk membangun hubungan dan kerjasama yang efektif (taktis, diplomatis,, mampu mendengarkan dengan baik, pemahaman tentang penerimaan perilaku sosial).


3. Kemampuan Konseptual/ Kognitif, kemampuan analisis secara umum, berfikir logis, cakap dalam pembentukan konsep dan konseptualisasi dari hubungan yang kompleks dan ambisius, kreatif dalam membangkitkan gagasan dan pemecahan masalah, mampu menganalisis kejadian dan mempersepsikan kecendrungan kejadian, mengantisipasi perubahan.


(Sumber: Haryono, Siswoyo, 2015, “Intisari Teori Kepemimpinan”, PT. Intermedia Personalia Utama, Bekasi, Jawa Barat)


Bagi mereka yang suka tantangan, maka menjadi seorang wali nagari sangatlah besar terbuka peluang untuk memajukan nagari dan kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya. Kebijakan pemerintah pusat sangat mendukung dan mendorong untuk terwujudnya kemajuan sebuah desa/ nagari.


Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar – sering disapa dengan Gus Menteri, “Fokus agenda pembangunan yang akan dilakukan oleh Kemendes PDTT adalah pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan sosial pada tahun 2021.” (di Jakarta, 25/6/2020).


Bagimu pemimpin - wali nagari, kemajuan desa/ nagari dan masyarakatmu terletak di pundakmu.. Tunjukkan kreatifitas dan inovasimu! 


*Penulis H Ali Akbar, Tinggal di Padang Pariaman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »