Mereka menuntut Pemerintah Pusat agar memberikan hak terhadap rakyat Papua untuk menentukan kemerdekaannya sendiri.
Selain itu, mereka menolak perpanjangan otonomi khusus yang diterapkan Pemerintah Pusat kepada daerah Papua.
Selanjutnya, mereka mendesak Pemerintah Indonesia untuk mencabut pelabelan teroris kepada pejuang pro kemerdekaan Papua.
Tak hanya itu, mereka meminta Victor Yeimo (Juru Bicara Internasional Komite Nasional Papua Barat) dan tahanan politik Papua Barat lainnya dibebaskan.
Di Manokwari Barat dan Sorong, misalnya, gabungan mahasiswa dan kelompok pro kemerdekaan melakukan unjuk rasa dengan turun ke jalan.
Sedianya, ratusan massa ingin melakukan long march, tetapi dihadang oleh aparat Polres Manokwari yang dibantu personel Brimob Polda Papua Barat.
Melansir jubico, menurut Kepala bagian (Kabag) Operasi Polres Manokwari, AKP Edward Panjaitan, keamanan dan kenyamanan wilayah itu menjadi alasan sehingga massa tidak diizinkan long march.
“Silakan berorasi di tempat, kami (Polisi) tidak membungkam hak demokrasi kalian," kata Kabag Operasi Polres Manokwari saat bernegosiasi dengan koordinator aksi itu.
"Kami hanya menjamin keamanan dan ketertiban umum supaya tidak terganggu,” tambahnya.
Sejumlah mahasiswa di Semarang juga menyampaikan aspirasinya terkait isu kemerdekaan Papua.
Sayangnya, 46 mahasiswa mengalami penyerangan yang dilakukan oleh kelompok ultra-nasionalis.
Kemudian, para mahasiswa tersebut ditangkap polisi dan dibawa menggunakan truk ke Polda Jawa Tengah.
Hal serupa juga terjadi di Jakarta, para mahasiswa yang siang tadi berunjuk rasa menyuarakan kemerdekaan Papua, diserang orang tak dikenal.
Kendati, unjuk rasa diawasi polisi, seseorang menerobos masuk melewati blokade polisi dan menyerang para mahasiswa sambil berteriak 'bubar-bubar'.
Unjuk rasa juga terjadi di Bandung dan Yogyakarta, tak seperti di Kota lainnya, situasi di sana aman terkendali dan berjalan lancar.
Source: terkini.id
« Prev Post
Next Post »