Puan Maharani: Hoax Terkait Vaksinasi Covid-19 Bisa Menghambat Indonesia Pulih dari Pandemi

BENTENGSUMBAR.COM - Dunia maya menjadi lahan subur tumbuh dan merambatnya informasi, tak terkecuali konten-konten hoax atau kabar palsu yang direkayasa untuk menutupi kebenaran. Dalam hitungan detik, berita palsu ini menyebar luas di jejaring media sosial.
 
Ketua DPR RI Puan Maharani mengkhawatirkan bahaya hoax, terutama yang berkaitan dengan vaksinasi Covid-19, karena sangat berpotensi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
 
“Di grup-grup WhatsApp itu banyak sekali orang main forward-forward saja informasi, tanpa dicek dulu benar atau cuman hoax. Kalau yang menyebarkan informasi ini kita kenal dekat orangnya, sering langsung percaya, ditelan saja bulat-bulat,” kata Puan.
 
Dia mengatakan bahwa dalam grup chat di media sosial seperti WhatsApp tersebut, pertukaran informasi terjadi begitu cepat tanpa saringan yang tepat. Karena kedekatan personal, banyak anggota grup tersebut termakan isu lalu meneruskannya ke grup lain yang dia ikuti juga.
 
“Terus seperti itu, jalur informasinya menjadi panjang, meluas tanpa kenal jarak dan waktu. Hitungan detik, informasi ini sudah dikonsumsi oleh ribuan orang,” ucap mantan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini.
 
Dia memisalkan berita hoax yang menyebutkan bahwa perempuan yang mengkonsumsi pil KB harus menghindari minum pil dua minggu sebelum dan sesudah vaksinasi Covid-19. Disebutkan juga akibatnya seperti pembekuan darah, bahkan kematian.
 
Berita yang awalnya beredar dari sebuah informasi berbahasa Thailand tersebut ternyata terbukti bohong belaka. Para ahli kesehatan mengatakan tidak ada bukti ilmiah yang kredibel bahwa pil KB menimbulkan risiko bersama vaksin Covid-19.
 
The Royal Thai College of Obstetricians and Gynecologists menerbitkan keterangan tersebut  pada 31 Mei 2021. Mereka menulis bahwa pengguna semua jenis pil KB hormonal bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19 tanpa harus berhenti. Mereka justru tidak merekomendasikan untuk berhenti minum pil KB sebelum atau sesudah vaksinasi Covid-19.
 
“Ini kan jadi membuat gaduh. Khawatirnya nanti para ibu-ibu yang ikut program KB jadi tidak mau divaksin. Padahal berita ini hoax. Nanti malah terhambat target vaksinasi kita. Inginnya kan semua warga negara Indonesia ini nanti bisa vaksin,” ucap Puan.
 
Selain terkait vaksinasi, banyak hoax yang beredar memberi informasi salah dan sering kali membahayakan terkait dalam penanganan kasus Covid-19. Contohnya pernah beredar hoax tentang khasiat minum alkohol yang katanya bisa mematikan virus.
 
“Alkohol memang bisa membunuh virus tapi caranya ya disemprotkan ke barang-barang yang sering kita gunakan. Kalau diminum ya malah bahaya. Ini kan kalau kita cermati dengan pikiran tenang informasinya sudah tidak masuk akal. Tapi dalam kondisi pandemi, banyak orang panik sehingga hoax-hoax ini mudah sekali masuk ke pikiran masyarakat,” Puan memaparkan.
 
Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan bahwa total isu hoax terkait Covid-19 mencapai angka 1.470 sejak 23 Januari 2020 sampai 10 Maret 2021. Isu bohong tersebut tersebar sebanyak 2.697 kali di media sosial, paling banyak di platform Facebook dan Twitter.
 
Dari tanggal 1 hingga 10 Maret 2021 saja, terdapat 13 isu hoax terkait Covid-19. Artinya, dalam satu hari minimal terdapat satu berita hoax yang bisa tersebar ke ratusan jejaring sosial.
 
Sepanjang Maret hingga Oktober 2020, Facebook dan Instagram telah menghapus setidaknya 12 juta konten yang dianggap menyesatkan terkait informasi Covid-19.
 
Sementara itu, Youtube telah menghapus lebih dari 500.000 konten hingga Januari 2021. Adapun Twitter telah mendeteksi 5,4 juta retweet cuitan terkait vaksin Covid-19.  
 
Masifnya konten hoax tersebut, menurut Puan, berpotensi mengganjal jalannya program vaksinasi. Padahal, vaksinasi masih menjadi senjata utama dalam mengendalikan penularan Corona.
 
Oleh karena itu, Alumni FISIP Universitas Indonesia ini mengajak masyarakat agar tidak mudah terbawa isu hoax, termasuk yang berkaitan dengan vaksinasi Covid-19. Sebaliknya, Puan meminta agar ruang digital dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyebarkan kampanye tentang pentingnya vaksinasi untuk pemulihan sosial dan ekonomi.
 
“Ketika kita mendapatkan informasi, periksa dulu, teliti sumbernya, lalu cek ulang kebenarannya sebelum meneruskan informasi ini ke orang lain. Gampangnya bisa cek berita-berita online dari situs yang terpercaya atau website Kominfo yang banyak memberikan konfirmasi berita hoax. Kita harus jadi masyarakat digital yang cerdas,” ujar Puan.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »