Perjuangan Atlet Perempuan di Paralimpiade Tokyo 2020, Medali Pertama Indonesia dari Cabor Angkat Besi Putri

Perjuangan Atlet Perempuan di Paralimpiade Tokyo 2020, Medali Pertama Indonesia dari Cabor Angkat Besi Putri
BENTENGSUMBAR.COM - Paralimpiade Tokyo 2020 sudah dimulai. Para atlet perempuan pun tak kalah ingin unjuk gigi dalam kompetisi level dunia ini. Bahkan, medali pertama untuk Indonesia disumbangkan oleh atlet perempuan dari cabang olahraga angkat besi, Ni Nengah Widiasih.


Perempuan asal Bali ini berhasil meraih posisi dua dan memberikan medali pertama bagi Indonesia. Ni Nengah Widiasih meraih medali perak untuk cabang olahraga angkat berat putri 41 kilogram.


Atlet berusia 28 tahun tersebut mendapatkan peringkat kedua setelah bersaing dengan sembilan atlet angkat besi perempuan lainnya dari berbagai negara di dunia. Ni Nengah Widiasih pun menyabet peringkat kedua dengan angkatan seberat 98 kilogram.


Dia berhasil mengalahkan Clara Sarahy Fuentes Monasterio, atlet angkat berat dari Venezuela dengan torehan 97 kilogram. Sedangkan di peringkat pertama, atlet angkat berat Guo LingLing dari China meraih emas dengan angkatan seberat 107 kilogram.


Sementara itu, di cabang olahraga renang, Syuci Indriani mengawali perjuangan wakil Indonesia di Paralimpiade Tokyo dengan start di lane kedua dan menyentuh garis finis dengan catatan waktu 1 menit 12,13 detik di babak penyisihan nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri S14.


Meskipun langkah Syuci terhenti dan gagal masuk ke babak final, dia telah memperlihatkan perjuangan luar biasa. Saat awal lomba, Syuci sempat tertinggal. Pada 50 meter pertama, dia berada di urutan ketujuh dengan 33,20 detik. 


Mendekati finis, ia mampu memperbaiki posisi menjadi keenam. Namun, hanya delapan perenang dengan catatan waktu terbaik dari heat 1 dan 2 yang berhak mendapat tiket babak selanjutnya.


Perjuangan Syuci pun belum usai. Dia dijadwalkan turun di dua nomor lagi masing-masing nomor 100 meter gaya dada putri SB14 pada 29 Agustus dan 200 meter gaya ganti putri SM14 pada 31 Agustus 2021.


Syuci masih berpeluang besar menyumbang medali untuk Indonesia. Pasalnya, dia telah membuktikan diri dengan memberikan dua emas, satu perak, satu perunggu dalam Asian Para Games 2018.


Apalagi, ini bukan kali pertamanya mengikuti Paralimpiade, berkompetisi dengan atlet-atlet level dunia. Pada 2016, Syuci yang ketika itu masih berusia 16 tahun, sudah mewakili Indonesia di Rio de Janeiro, Brazil.


Tak hanya cabor renang, olahraga bulutangkis juga menjadi pertandingan yang ditunggu-tunggu. Badminton untuk pertama kalinya masuk dan dipertandingkan di ajang Paralimpiade. 


Terlebih lagi, sejumlah atlet Indonesia menempati daftar unggulan dalam badminton Paralimpiade 2020. Hal ini membuat badminton bisa jadi cabang yang berpotensi menyumbangkan medali untuk Indonesia.


Badminton Paralimpiade 2020 akan menggelar total 14 nomor pertandingan. Dari total 14 nomor pertandingan, atlet Indonesia banyak menempati daftar unggulan, termasuk para atlet perempuan.


Posisi unggulan pertama ditempati duet Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah dalam nomor ganda putri SL3-SU5. Leani Ratri Oktila yang meraih dua medali emas Asian Para Games 2018 juga menempati posisi unggulan pertama dalam daftar unggulan tunggal putri SL4.


Jumlah atlet perempuan meningkat


Yang menarik, menurut laman Paralympic.org, Paralimpiade Tokyo 2020 menjadi Paralimpiade paling seimbang antara jumlah atlet perempuan dan laki-laki. Jumlah atlet perempuan pun meningkat di pagelaran tahun ini.


Total atlet yang berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020 adalah 4.403 atlet dengan 2.550 laki-laki dan 1.853 perempuan atau sekitar 40% nya perempuan. Jumlah atlet perempuan ini mengalahkan rekor sebelumnya, yakni 1.671 atlet putri di Paralimpiade Rio 2016, dengan peningkatan 10,9%.


Menurut Andrew Parsons, Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC), hal tersebut adalah berita yang benar-benar fantastis bahwa lebih banyak perempuan daripada sebelumnya akan bersaing di Paralimpiade Tokyo 2020.


Dia juga memuji NPC dan Federasi Internasional yang telah memastikan pertumbuhan jumlah yang berkelanjutan tersebut.


Tak hanya itu, Paralimpiade Tokyo 2020 juga mencetak rekor atlet terbanyak selama penyelenggaraan Paralimpiade. Paralimpiade Rio 2016 sebelumnya diikuti 4.328 atlet.


Parsons menyebutkan pemecahan rekor jumlah atlet juga merupakan bukti kerja luar biasa dari semua NPC dan Federasi Internasional dalam melampaui panggilan tugas selama waktu pengujian. (Melati A – Anggota Perempuan Indonesia Satu)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »