Media Asing Sebut Indonesia Berdiam Diri Meski Kapal China Ancam Kedaulatannya, Perusahaan Swasta Terlibat

BENTENGSUMBAR.COM - Media Asing asal Malaysia menyebut keberadaan kapal survey China Haiyang Dizhi 10 sebagai teror bahkan ancaman untuk kedaulatan Indonesia.

Namun Media Malaysia menyebut Indonesia bersikap diam saat menghadapi Haiyang Dizhi 10 yang kerap wara-wiri di Laut Natuna.

Bahkan mereka menyinggung adanya salah satu perusahaan Indonesia yang menyewa kapal China meski kini wilayah RI terancam Tiongkok.

Berbeda dengan Malaysia yang langsung menghubungi China ketika radar Angkatan Udara Malaysia menangkap pesawat China di dekat Luconia Shoals yang dikelola Malaysia.

Pada 2019, Haiyang Dizhi 10 mulai operasional penuh dan mulai dibangun pada 2017 lalu.

Dilansir Galamedia dari marinetraffic.com, kapal survey China Haiyang Dizhi 10 yang memasuki wilayah Laut Natuna Utara memiliki panjang 88 meter, lebar 5,8 meter dan berat 2.368 ton.

Kapal di bawah bendera China, tugas Haiyang Dizhi melakukan survei jika tidak mau disebut pencurian data minya bumi di teritori negara lain atas klaim Nine Dash Line-nya.

Haiyang Dizhi sering masuk teritori negara lain secara ilegal untuk mendukung klaim Nine Dash Line China yang sudah ditolak dunia internasional itu.

Parahnya, ia pernah mencuri data pengeboran minyak lepas pantai milik Petronas, Malaysia.

Saat itu, Haiyang Dizhi 9 sampai berada di Beting Ali selama sebulan penuh tanpa diusir oleh pihak keamanan Malaysia.

Kapal Haiyang Dizhi 10 kepergok mondar-mandir di batas kontinen Natuna Utara Indonesia yang juga tidak jauh dengan Malaysia menjadi sorotan.

Kapal survey China Haiyang Dizhi 10 diketahui mencoba keluar masuk di Natuna Utara dan sempat wara-wiri di sekitaran pengeboran minyak milik Rusia dan Indonesia di Blok Tuna yang berdekatan dengan Malaysia.

Selain di Natuna Utara batas kontinen Indonesia, kapal survey China Haiyang Dizhi 9 juga mengganggu teritori laut Malaysia di Beting Ali.

Adanya kegiatan ini diketahui sudah ada sejak 31 Agustus 2021 lalu.

Ia kemudian pergi dari sana pada September 2021 namun mendadak kembali pada awal bulan ini.

Terkait tingkah kapal-kapal China tersebut, media Malaysia menyebut jika Indonesia cuma diam saja.

Hal tersebut seperti dilansir Galamedia dari Defence Security Asia dalam artikel berjudul 'Malaysia Lebih Vokal Bantah China, Indonesia Berdiam Diri' yang tayang pada 27 Oktober 2021 kemarin.

Media Malaysia tersebut menyebut, sebuah organisasi non-pemerintah yang berbasis di Washington yang dikenal sebagai Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) mengatakan Malaysia sekarang lebih "vokal" dalam menyuarakan penentangannya terhadap intrusi kapal dan pesawat China, dibandingkan dengan negara tetangga Indonesia, yang mengambil pendekatan diam.

Benar saja, pada Mei 2021 lalu Malaysia pasang badan langsung memanggil duta besar China usai radar Angkatan Udara Malaysia menangkap pesawat China di dekat Luconia Shoals yang dikelola Malaysia. (Galamedia)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »