Menag Gus Yaqut: Kemenag Itu Hadiah untuk NU Bukan kepada Umat Islam

BENTENGSUMBAR.COM - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut menyebut Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah yang diberikan kepada Nahdlatul Ulama (NU) bukan kepada umat Islam di Indonesia secara keseluruhan.

Hal itu disampaikan Gus Yaqut dalam webinar bertajuk "Santri Membangun Negeri" WEBINAR INTERNASIONAL PERINGATAN HARI SANTRI 2021 RMI-PBNU yang disiarkan di YouTube TV9 Official, Sabtu, 23 Oktober 2021.

"Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU secara khusus, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU," ujar Gus Yaqut, seperti dilihat Pikiran-rakyat.com.

Mulanya, Gus Yaqut bercerita ada perdebatan kecil di Kementerian soal sejarah dan asal usul Kemenag.

"Ada perdebatan kecil di Kementerian, ketika mendiskusikan soal Kementerian Agama, saya berkeinginan untuk mengubah tagline atau logo Kementerian Agama, tagline Kementerian Agama itu kan ikhlas beramal, saya bilang nggak ada ikhlas kok ditulis gitu, namanya ikhlas itu dalam hati, ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas saya bilang," ujarnya.

"Nggak ikhlas itu artinya mungkin kalau ada bantuan minta potongan itu nggak ikhlas, kelihatannya bantu tapi minta potongan tapi nggak ikhlas, nah ikhlas beramal itu nggak bagus, nggak pas saya bilang. Kemudian berkembang perdebatan itu menjadi sejarah asal usul Kementerian Agama," ujar Gus Yaqut.

Lebih lanjut, Gus Yaqut bercerita perdebatan berkembang menjadi asal usul Kemenag. Ia menjelaskan bahwa kemenag harus melindungi semua umat beragama. Namun, ternyata ada orang yang tidak setuju karena kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam. 

“Saya bantah, “bukan!” Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU secara khusus, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama,” kata Menag Gus Yaqut.

Menurutnya, Kemenag disebut hadiah untuk NU karena Kemenag muncul atas dasar pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta yaitu Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

"Nah wajar sekarang kalau kita minta Dirjen Pesantren kemudian kita banyak mengafirmasi pesantren. Dan santri juga jam’iyah… saya kira wajar-wajar saja, wajar-wajar saja, tidak ada yang salah,” ujarnya.

Gus Yaqut menambahkan jika sekarang Kemenag menjadi kementerian semua agama maka tak menghilangkan unsur NU, tapi justru menekankan unsur NU.

"Jadi kalau sekarang Kemenag menjadi kementerian semua agama, itu bukan kehilangan ke-Nu-annya, tapi justru menekankan ke-NU-annya. NU terkenal paling toleran, paling moderat," kata dia.

Dia berpendapat, bahwa landasan cara berpikir di Kemenag sudah hampir seragam terkait NU.

"Kesempatan ini sekali lagi, mari, kita manfaatkan untuk kebaikan jamiyah, jamaah, dengan itu kita memanfaatkan masa depan santri dan anak-anak kita untuk memenangkan pertarungan di masa depan," ujar Gus Yaqut. (Pikiran Rakyat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »