Hadiri Ijtima' Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia, Anies Baswedan Sebut Ijtima' Ulama Menjadi Ikatan Persatuan Bangsa

BENTENGSUMBAR.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menghadiri Ijtima' Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-7 yang digelar pada 9-11 November 2021 di Hotel Sultan, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Anies menyampaikan selamat kepada seluruh tamu undangan yang hadir dalam acara Ijtima' Ulama yang diselenggarakan di Kota Jakarta itu.

Pihaknya juga berharap dengan adanya Ijtima' Ulama dapat memperkuat ikatan persatuan kebangsaan.

Karena menurut Anies, ketika negara Indonesia memutuskan untuk bersatu, maka kita harus mempersatukan tujuan, bukan bersatu dalam asal usulnya dan menjadi Indonesia yang bersatu untuk mendapatkan kemerdekaan yang hakiki.

"Kami sering menganalogikan menjadi Indonesia bukan sebuah percampuran tapi sebuah persenyawaan, berbagai unsur bergabung membentuk unsur baru yang berbeda dari pembentuknya," ujar Anies.

Anies mengungkapkan, seringkali ketika kita melihat Indonesia, kita lebih menekankan unsur-unsurnya, bukan entitas barunya sehingga lambang Garuda Pancasila di atas yang di bawahnya ada kalimat Bhinneka Tunggal Ika. 

Menurutnya, Bhinneka itu bukanlah ciptaan manusia, Bhinneka adalah ciptaan Allah SWT yang semua manusia harus mensyukuri sebagai karunia, tetapi tunggal bersatu adalah ikhtiar manusia.

"Karena itu ketika kita menyampaikan Indonesia merayakan kebhinekaan kita perlu pandang ini sebagai mensyukuri nikmat dari Allah tapi Indonesia merayakan persatuan ini adalah hasil ikhtiar dari tiap unsur yang ada di bangsa ini," tutur Anies.

Lebih lanjut Anies menegaskan bagwa masyarakat memiliki tanggung jawab untuk merawat persatuan agar tunggal ini tidak kemudian hilang. Tunggal ini yang harus dirawat karena perbedaan keragaman adalah kodrat dari Allah subhanahu wa ta'ala tapi bersatu itu tanggung jawab manusia.

"Seperti bangsa kita adalah negeri yang kaya raya itu karunia dari Allah tapi Makmur itu adalah kerja manusia," ucap Anies.

Anies juga berharap kepada masyarakat untuk bersatu melihat Indonesia sebagai sebuah simpul persatuan. 

Ia mengibaratkan seperti halnya Ijtima' Ulama ini dikerjakan tanpa perlu ada penerjemah yang duduk di belakang sana karena semua suku sepakati satu bahasa persatuan bahasa Indonesia.

"Kita sepakat untuk bersatu karena itu kita sadari bahwa kita bersatu karena tujuan, bukan bersatu karena asal-usul harapannya kita ke depan lebih memperkuat persatuan, lebih memperkuat narasi kita sebagai satu entitas bangsa," pungkas pria kelahiran Kuningan, 7 Mei 1969 itu. (Akurat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »