Ramai Bahas Siti Nurbaya dan Deforestasi, Puan Maharani Ingatkan Hal Ini

BENTENGSUMBAR.COM - Siti Nurbaya mengeluarkan statemen yang mempertentangkan pembangunan dan deforestasi. Statement tersebut berbahaya karena bisa lebih memperparah perubahan iklim global. Padahal dunia sedang berusaha mencegah pemanasan global. 

Berbeda dengan Siti Nurbaya, Puan Maharani justru mendukung adanya solusi jangka panjang untuk mencegah pemanasan global dan solusi panjang untuk cuaca ekstrim. 

Singkatnya, melalui akun Twitter pribadinya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tersebut memberikan pernyataan kalau Indonesia menegaskan komitmennya untuk mengendalikan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan, sehingga terjadi netralitas karbon sektor kehutanan atau net carbon sink. Tapi, hal tersebut kata dia berbeda dengan  zero deforestasi atau tidak ada alih fungsi hutan.

"Pembangunan besar-besaran era Presiden Jokowi tidak boleh berhenti atas nama emisi karbon atau atas nama deforestasi," cuitnya di akun @SitiNurbayaLHK.

Di sisi lain, Siti Nurbaya menjelaskan jika menghentikan pembangunan atas nama zero deforestation sama saja dengan melawan mandat Undang Undang Dasar (UUD) 1945 untuk menetapkan nilai dan tujuan membangun sasaran nasional demi kesejahteraan rakyat. 

Oleh sebab itu, dia menyatakan penolakan terhadap penggunaan terminologi deforestasi, karena menurutnya tidak sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia. Baginya, memaksa Indonesia untuk zero deforestation di tahun 2030, jelas merupakan langkah yang tidak tepat dan tidak adil. 

Puan Maharani Ingatkan Soal Wujudkan Indonesia Emas 

Sementara itu, belum lama ini Ketua DPR RI, Puan Maharani mengingatkan akan pentingnya mewujudkan mimpi Indonesia Emas di tahun 2045 mendatang, yakni Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, makmur dan berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

Oleh sebab itu, menurutnya ada beberapa tantangan pembangunan yang harus dijawab agar dapat mewujudkan mimpi tersebut. Apa saja?

Pertama, tentang kependudukan. Pada tahun 2045, penduduk dunia diperkirakan akan berjumlah 9,45 miliar, atau bertambah sebanyak 2,1 miliar dibandingkan tahun 2015. Pertumbuhan tersebut nantinya bakal  mendorong urbanisasi dan arus migrasi, termasuk di Indonesia. 

Kedua, tentang sejauh mana Indonesia mampu mengambil bagian dalam global rantai nilai global atau value chain. 

Ketiga, tentang peta dan pergeseran geo-economics di masa mendatang, yang dinilai dapat mendatangkan keuntungan bagi Tanah Air apabila negara mampu mampu menangkap berbagai peluang yang ada di depan mata.

Selain itu, Puan Maharani juga menekankan tentang pentingnya dunia pendidikan, khususnya soal perguruan tinggi, membangun sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dengan perkembangan teknologi. Menurut dia, SDM yang mampu mengikuti perkembangan teknologi sangat dibutuhkan oleh negeri ini untuk menghadapi tantangan global.

"Diperlukan juga upaya untuk shifting struktur perekonomian nasional dari berbasiskan komoditas menjadi ekonomi nasional yang berbasiskan value added atau nilai tambah tinggi," jelasnya. 

Di sisi lain, Puan Maharani menilai jika gelombang kemajuan sesungguhnya menjadi tantangan yang harus bisa dijawab oleh Indonesia. Hal ini lantaran, pandemi Covid-19 membuat perkembangan teknologi menjadi sangat pesat. 

"Namun di sisi lain, kemajuan teknologi juga akan menciptakan banyak gangguan atau disruptions. Salah satunya adalah akan menimbulkan masalah ketenagakerjaan kedepannya, apabila sumber daya manusia Indonesia tidak mampu adaptif dengan perkembangan teknologi di masa mendatang," bebernya.

Pentingnya Pemerataan Kualitas SDM

Puan Maharani juga memberikan perhatian besar terhadap pemerataan kualitas SDM antarwilayah di Indonesia, khususnya antara wilayah timur dan Barat, yang  disebut Puan sangat vital guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Puan memaparkan terkait beberapa fondasi fundamental yang harus dipersiapkan untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan, salah satunya modal pembangunan SDM, agar Indonesia dapat mewujudkan visi Indonesia emas di 2045 mendatang.

Menurutnya, pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan dapat dijadikan  salah satu kunci utama. Namun, reformasi pendidikan dan pelayanan kesehatan yang sedang dilakukan oleh pemerintah juga harus tetap dijalankan dan tidak boleh sampai terputus.

Puan Maharani menambahkan jika untuk kedepannya, masyarakat Indonesia mau tidak mau harus adaptif dengan perkembangan teknologi yang terus tengah berjalan di depan mata.

Sebabnya, dia meminta kepada pemerintah agar dapat memastikan perencanaan pembangunan untuk menciptakan fondasi yang kuat menuju Indonesia Maju 2045. 

Ingatkan Soal Cuaca Ekstrem

Memasuki musim seperti sekarang ini, bukan tidak mungkin akan terjadi fenomena alam karena adanya cuaca ekstrem. Oleh karena itu, Puan Maharani meminta pemerintah daerah, khususnya yang wilayahnya memang rawan bencana untuk melakukan langkah antisipasi.

Sebagai contoh, dirinya sudah mengingatkan pihak BMKG terkait  fenomena La Nina. Sebab, secara tidak langsung, hal ini lah yang jadi pemicu potensi bencana alam yang terjadi di Indonesia. 

Dalam hal ini, baik pemerintah daerah dan  pemerintah pusat harus menyiapkan solusi jangka panjang, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah yang sudah menjadi langganan banjir.

Sejurus kemudian, Puan Maharani meminta agar masyarakat tetap waspada menghadapi segala hal yang mungkin akan terjadi di musim penghujan seperti sekarang ini. 

"Kami mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca khususnya intensitas hujan yang cukup tinggi dan faktor alam agar tidak menimbulkan bertambahnya korban jiwa dan harta benda masyarakat," tutupnya. 

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »