Ketum DPP BAPERA: Sejarah Persatuan Indonesia (Nusantara) Sudah ada Sejak Zaman Dahulu, Ini Penjelasannya

INDONESIA punya Borobudur, Mesir punya Piramida, Italia punya Menara Pisa, Indonesia juga punya piramida bahkan sampai tertutup tanah dan pohon pyramid kuno itu lazim disebut sebagai situs gunung padang Berdasarkan hasil penelitian, terungkap jika situs megalitikum ini dibangun pada tahun 5200 sebelum masehi (SM) lebih tua dari Piramida di Mesir, ucap Fahd El Fouz A Rafiq via Akun Whatsapp pada Minggu, (8/1). 

Ketua Umum DPP Bapera ini mengatakan, Semangat yang dibangun bangsa ini buat oleh raja raja bersatu demi Indonesia. Bayangkan yang dikorbankan bukan tanah satu meter akan tetapi satu daerahnya demi kebersamaan dan persatuan Indonesia terwujud, ungkapnya. 

Mantan Ketum PP – AMPG melanjutkan, Raja Jogja, Solo, Cirebon, Lombok, banjar, Bone, Banten, Aceh, kutai dan raja raja lain itu mengatakan iya bung kami Bersatu untuk membuat bangsa baru bernama negara kesatuan Republik Indonesia yang Berbeda beda tetapi tetap satu jua. Jadi Hebat para sesepuh kita dahulu ada sekumpulan orang orang besar dan bangga mengatakan kami atas nama bangsa Indonesia. Maka dari itu untuk mengukur bangsa Indonesia mundur kebelakang bahwa bangsa ini bukan sesuatu yang sederhana dan tiba tiba menjadi seperti ini.

Fahd menceritakan, sebelum ada perang agama ada di negara lain ratusan tahun yang lalu di Bumi Nusantara sudah ada perang besar sekitar tahun 800 antara wangsa Sanjaya (Hindu) dengan wangsa Syailendra (Budha). Wangsa Sanjaya dipimpin Garung dan wangsa Syailendra dipimpin oleh Balaputera Dewa. Lalu ada Panukuh (gunadarma) pergi ke India belajar ilmu arsitektur akhirnya dimenangkan oleh wangsa Syailendra (Budha).

Jadi ketika ingin membuat candi yang arsiteknya adalah orang Hindu. Dan dibangunlah candi Budha besar yaitu candi sambarabudhura arsiteknya orang Hindu. Ketika membangun candi anaknya Raja Samaratungga yang bernama Pramudawardhani jatuh cinta (padahal bapaknya anti hindu ) tapi anaknya jatuh cinta sama orang hindu dan akhirnya dinikahkan antara anak raja Budha dengan orang Hindu. Akhirnya Panukuh mendapat gelar Rakai Pikatan.

Dari cerita diatas kita bisa mengambil kesimpulan itu sudahi konflik politik yang mengusung kebencian antar etnis, suku dan agama karena perbedaan itu biasa, jangan terlalu serius, khawatirnya nanti anak anak kita saling Jatuh Cinta. Di lain sisi yang Hindu dibikinkan candi bernama Prambanan dibawah asuhan Loka Pala anaknya Rakai Pikatan dan akhirnya bangsa ini rukun, hebatnya bangsa Nusantara itu mampu menyatukan sesuatu yang  berbeda. 

Pindah ke Palembang Sriwijaya sudah jadi besar tidak perang agama, kemudian bangunlah kerajaan singasari tidak lagi ribut soal agama makanya keduanya menjadi bangsa besar. Dan begitu zaman majapahit semuanya saling rukun saling jaga. Yang Hindu jaga Budha yang Budha jaga Hindu. Akhirnya dirukunkan oleh pujangga besar Namanya Empu Tantular menulis kitab sutasoma dan disitu ada kalimat dikenal dengan Bhineka Tungga Ika. Jadi kerukunan bangsa ini sudah ada sejak zaman dahulu.

Maka dari itu jangan disalahkan kalau ada ormas jaga gereja, ada pecalang jaga masjid jangan disalahkan karena itulah warisan asli bangsa Indonesia. Ketika islam datang ke Nusantara ada pelajaran pelajaran yang sudah jadi di bumi Nusantara disana diajarkan wala yahuddu ala toamil miskin, disini sudah ada mangan ora mangan ngumpul. 

Mantan Ketum DPP KNPI ini menambahkan kembali, Indonesia adalah bangsa yang berbeda beda punya gagasan besar mesti dirukunkan. Agar ada kerukunan meski tidak menonjolkan diri. Kata rukun masuk dalam strutur organisasi eksekutif terkecil Indonesia Rukun Tetangga naik menjadi Rukun Warga. Karena kerukunan adalah asli warisan bangsa Indonesia.

Makanya dari dulu nenek moyang kita jago pada subculture sebuah bangsa. Ujungnya semua dirukunkan oleh para ulama yang tadinya strukturnya raja hamba akhirnya dirubah jadi semua setara dan sederajat maka kehidupan antara raja dan hamba dibuatkan satu sistem baru ditengah tengah Namanya musyarokah artinya hidup bersekutu secara Bersama sama akhirnya diserap ke Bahasa Indonesia menjadi masyarakat. 

Raja yang mutlak kekuasaannya dan hamba yang patuh kemutlakannya itu dilebur oleh Bahasa rasulullah kullukum roin wakullukum masulin ar roiyah maka raja dan hamba menjadi kekuatan yang baru. Indonesia di Nusantara dengan sebuatan roiyah dan akhirnya diserap kebahasa Indonesia menjadi rakyat. Dan satu satunya bangsa muslim dunia yang sanggup mengambil kalimat roiyah menyebut warga bangsanya hanya Indonesia.

"Untuk mengukur bangsa Indonesia kita harus mundur kebelakang bahwa Nusantara ini bukan sesuatu yang sederhana dan tiba tiba menjadi seperti ini. Ketika Islam datang ke Bumi Nusantara ada pelajaran pelajaran yang sudah jadi di disini. Disana diajarkan wala yahuddu ala toamil miskin (diteruskan lagi ke ayat selanjutanya), disini (Nusantara) sudah ada mangan ora mangan ngumpul." 

Fahd El Fouz A Rafiq 
(Ketua Umum DPP BAPERA)

Rembukan disebut musyawarah, ruang musyawarah namanya majelis dan Bahasa ini bukan Bahasa sembarangan dan dikukuhkan menjadi Bahasa konstitusi yaitu Majelis Permusyawaratan rakyat (MPR). 

Jadi kita rawat perbedaan ini jangan sampai tercerai berai, apa pun agamamu ada dalam lakum dinukum waliyadin, apapun perbedaan sukumu ada dalam wajaalna suubawaqobaila litaarofu. Maka dari itu kita punya slogan wa tashimu bihablillahi jamiawalatafarroqu berpeganglah pada tali allah dan jangan lah kamu tercerai berai. Makanya kita rawat kebersamaan dengan cara Bersama.

Beragamalah yang baik tapi yang menjaga kelangsungan manusia, menjaga kebersamaan agar terjamin adalah tugasnya negara. Membentuk satu bangsa dalam satu negara itu adalah jaminan berlangsungnya manusia dan agama. Manusia itu sudah baik. Kebaikan manusia sempurnanya agama tidak terjamin ketika tidak ada keamanan bangsa dan negara. Contohnya suriah, iran satu agama beda aliran ribut dan akhirnya runtuh. 

Ketika bangsa Indonesia telah merdeka banyak yang memikirkan kita ini harus berkiblat kemana ada yang menawarkan kita berkiblat ke Eropa, dan dijawablah oleh pujangga Indonesia bernama Salah Asuhan apakah kita akan ikut dengan cara belanda yang difilmkan dengan judul tenggelamnya kapal van der wijk, apakah bangsa Indonesia akan berkiblat ke arab kemudian Hamka menulis dibawah lindungan ka’bah, apakah murni dengan cara Indonesia sutan takdir alisyahbana menulis siti nurbaya. Makanya bangsa ini sudah terbiasa dalam perbedaan. Karena Indonesia memang ditakdirkan ada ditengah tengah ketika pki ingin narik ke kiri tidak bisa kemudian ingin Tarik ke kanan tidak bisa dan akhirnya Indonesia ada ditengah tengah. Kedudukan pemimpin itu adalah kursi maka harus ada musyarawah, ada pemilihan. 

Mantan Ketum Gema MKGR ini mengapresiasi akan pembelajaran yang luar biasa dari dua orang negarawan Bapak Prabowo Subianto dengan Bapak Joko Widodo ternyata setelah kontestasi politik yang begitu keras pada pemilu 2019 kita ngak pernah membayangkan ternyata seorang negarawan tetap berfikir bangsanya maka mereka Bersatu Bersama membangun bangsa Indonesia. Apa yang dilakukan 2 tokoh ini adalah penyelesaian bangsa Indonesia yang patut di contoh oleh generasi selanjutnya.

Amerika pernah kalah di Vietnam biar ngak malu dibuatkan film Rambo satu sampai enam, Amerika pernah kalah di timur tengah oleh Saddam Husein dibuatkan film hot shot satu dan dua, kegagalan dengan Osama bin Laden dibuatkan dua belas strong, Amerika pernah ditekan secara spiritual oleh Tiongkok agar tidak malu bangsanya dibuatlah American  Shaolin dan American Kungfu, kalah spiritual dengan bangsa jepang dibuatlah American Ninja dan yang terakhir adalah Tom Crush pada sebuah film yang bernama the Last Samurai.

Bangsa Jepang tidak boleh malu dalam Restorasi Meiji dan Tokugawa agar bangsanya tidak malu dibuatkan lah film sederhana yaitu Samurai x dengan tokohnya Rouri Khenzin. Malaysia setelah menjadi Gerakan pusat teroris akhirnya dia terpaksa membangun masa depan Malaysia kepada si Ipin dan Upin. Dalam film Ipin Upin ada sosok dari ras India bernama jarjid, dan tidak lupa dengan anak cina disana tokoh kecil Namanya mey mey, dan ada tokoh kecil yang membangun Indonesia dengan nama susanti. 

Jadi, mari kita kenalkan kembali ke dunia kita adalah bangsa dan negara Indonesia yang memiliki sejarah dan peradaban yang sejajar dengan bangsa bangsa lain, tutup Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar.

Penulis: ASW

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »