Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman yang dirudapaksa dan dibunuh Indra Septiarman atau IS. |
Kini, polisi mengetahui motif utama pelaku serta kronologi lengkap.
Sebelum menjalankan aksinya, IS sebagai tersangka sudah tiga kali berniat merudapaksa korban.
Bahkan di niatan ke-4, dia menyiapkan tali sebelum beraksi.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir mengatakan, motif utama IS adalah merudapaksa korban.
"Motif utama sesuai keterangan tersangka dan keterangan saksi yang kami peroleh adalah pemerkosaan," katanya, Senin (23/9/2024), dilansir TribunPadang.com.
Setelah memastikan motif pelaku, Faisol menyebut, pihaknya sedang mendalami apakah ada indikasi pembunuhan berencana dalam kasus tersebut.
"Proses penyidikan terus kami lakukan, semua informasi terbaru akan kami berikan pada masyarakat," ungkapnya.
Selain itu, terungkap juga asal-usul cangkul yang digunakan IS untuk menguburkan korban.
IS menggunakan cangkul yang didapat dari pondok kosong untuk mengubur jasad Nia.
Cangkul itu didapat IS setelah menyeret korban ke lokasi yang akan digunakan untuk memakamkan Nia.
"Jadi cangkul ini tidak tersangka persiapkan, tapi ia cari di pondok-pondok dekat lokasi hendak ingin mengubur korban," jelasnya.
Dengan cangkul itu, IS menggali dan menutup lubang untuk menguburkan korban.
Setelahnya, IS membawa cangkul tersebut dan membuangnya, berjarak 400 meter dari lokasi penguburan korban.
Selain cangkul, petugas kepolisian juga menemukan celana yang digunakan korban di hari kejadian.
"Kedua barang bukti ini kami amankan kemarin (Minggu). Sesuai dengan keterangan yang diberikan tersangka," jelas Faisol.
Sementara itu, terkuak kronologi pembunuhan dan rudapaksa ini.
Ini bermula saat Nia menjajakan gorengan pada Jumat (6/9/2024) mulai pukul 16.00 WIB di sekitar Nagari Guguak, 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman.
Sekira pukul 17.00 WIB, ada empat pemuda sedang duduk di warung melihat Nia dari kejauhan.
Satu dari empat pemuda itu adalah IS.
Kemudian, mereka membeli gorengan yang dijajakan Nia.
Saat itu, kondisi di sekitar lokasi sedang hujan lebat.
Setelah membeli gorengan, terbesit dalam ingatan IS untuk merudapaksa Nia.
Diketahui, pelaku sudah tiga kali berniat untuk melampiaskan nafsu birahinya kepada korban.
Lalu, sekira pukul 18.25 WIB, IS melihat korban di Pasar Gelombang saat sedang berjalan menuju rumah.
Lantas, pelaku pun berpisah dari tiga temannya dan membuntuti korban.
Sekira pukul 18.30 WIB, IS menghadang korban dan menyekapnya.
IS rupanya telah menyiapkan tali rafia merah untuk mengikat korban, agar memudahkan niat jahatnya kepada gadis penjual gorengan itu.
Awalnya, IS tidak berniat menghabisi nyawa Nia.
"Awal korban disekap, IS tidak merencanakan untuk membunuhnya, hanya untuk memperkosanya," ungkap Suharyono.
Namun, ternyata Nia melakukan perlawanan.
IS akhirnya menyekap korban selama enam menit hingga tak sadarkan diri.
Setelah itu, IS merudapaksa korban dan langsung menguburkannya dalam waktu singkat, sekira sampai pukul 19.30 WIB.
Pukul 20.00 WIB, IS kembali pulang ke rumah dan mengganti pakainnya yang sudah kotor dan basah kuyup, karena kondisi cuaca hujan.
Setengah jam setelahnya, IS kembali lagi ke warung tempat terakhir ia bertemu Nia.
Korban kemudian ditemukan dua hari setelahnya, Minggu (8/9/2024), dalam kondisi terkubur tanpa busana.
Sementara itu, pelaku sempat buron selama 11 hari sebelum akhirnya ditangkap pada Kamis (19/9/2024).
Tersangka ditangkap di loteng rumah kosong yang berada di Padang Kabau, Nagari Kayu Tanam, 2X11 Kayu Tanam, Padang Pariaman.
Reaksi warga saat IS ditangkap usai 11 hari buron
Tersangka pembunuhan Nia Kurnia Sari (kiri) dan lokasi Nia dikubur (kanan). |
Tersangka adalah seorang pria bernisial IS, diduga melakukan rudapaksa lalu membunuh gadis penjual gorengan itu.
Peristiwa ini telah menarik perhatian publik, termasuk warga sekitar.
Alhasil, warga beramai-ramai mendatangi Mapolres Padang Pariaman begitu IS ditangkap.
Setelah penangkapan itu, IS memang langsung digelandang ke sana.
Di Mapolres Padang Pariaman tampak didatangi ratusan warga yang berteriak meminta pihak kepolisian memperlihatkan IS yang merupakan tersangka kasus gadis penjual gorengan.
Ratusan warga ini hanya berdiri di balik pagar.
Mereka tidak masuk ke dalam halaman Mapolres karena pihak kepolisian sudah melakukan penjagaan.
"Kaulah lah ang In, caliakan sabanta pak. Kalau lah ang woi, (keluarkan kamu sebentar, lihatkan pelaku sebentar pak), " terdengar sorakan masyarakat berulang-ulang dari balik pagar. Dikutip dari Tribunpadang.com, Kamis (19/9/2024).
Seorang warga menyebut datang untuk menyaksikan langsung wajah IS yang berhasil mengelabui polisi selama beberapa hari terakhir.
Hanya saja sampai pukul 16.53 WIB pihak kepolisian belum membawa IS keluar dari ruang Satreskrim Polres Padang Pariaman untuk melakukan penyelidikan.
Pihak kepolisian bersama masyarakat berhasil menangkap tersangka kasus gadis penjual gorengan berinisial IS (28), Kamis (19/9/2024) sore.
Sementara penangkapan ini dibenarkan Kapolres Padang Pariaman AKBP Faisol Amir.
"Alhamdulillah sudah tertangkap tadi," kata kapolres Padang Pariaman AKBP Faisol Amir.
Polisi juga memastikan pelaku yang ditangkap sesuai dengan foto dan fakta yang didapat.
"Sudah kami pastikan sesuai foto, data dan fakta yang kami miliki bahwa yang kami amankan adalah IS," ujar Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, di halaman Mapolres, Kamis sore. Dikutip dari Tribunpadang.com
AKBP Ahmad Faisol Amir mengatakan, pelaku ditangkap sekitar pukul 14.30 WIB oleh tim gabungan Polres Padang Pariaman dan Polda Sumbar.
Sumber: tribun
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »