Tahun Baru Hijriyah: Merefleksikan Perjalanan dan Memperbarui Makna Hidup

Tahun Baru Hijriyah: Merefleksikan Perjalanan dan Memperbarui Makna Hidup
*Penulis Marjafri dengan judil artikel: Tahun Baru Hijriyah: Merefleksikan Perjalanan dan Memperbarui Makna Hidup. Ia merupakan Ketua Komunitas Anak Nagari Sawahlunto.
SETIAP
pergantian tahun adalah momen untuk berefleksi, menata kembali tujuan, dan merajut harapan baru. 

Bagi umat Muslim di seluruh dunia, momentum ini hadir dengan nuansa spiritual yang mendalam dalam peringatan Tahun Baru Hijriyah, yang jatuh pada tanggal 1 Muharram. 

Berbeda dengan kalender Masehi yang didasarkan pada peredaran matahari, kalender Hijriyah berpatokan pada siklus bulan (qamariyah) dan memiliki makna historis serta spiritual yang sangat kuat.

Asal Mula dan Signifikansi Historis

Tahun Baru Hijriyah bukanlah perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau peristiwa besar lainnya yang berdiri sendiri, melainkan penanda dimulainya perhitungan kalender Islam.

Kalender ini ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA, khalifah kedua dalam Islam, sekitar tahun 638 Masehi. 

Keputusan ini diambil setelah musyawarah para sahabat untuk menyeragamkan penanggalan yang kala itu masih beragam di antara kaum Muslim.

Titik awal kalender Hijriyah adalah peristiwa monumental dalam sejarah Islam: Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Peristiwa Hijrah ini bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan sebuah titik balik yang sangat krusial bagi dakwah Islam:

Penyelamatan Dakwah: 

Hijrah adalah upaya penyelamatan diri dan dakwah dari tekanan serta penganiayaan kaum Quraisy di Mekkah yang semakin intens.

Pembentukan Negara Madinah: 

Di Madinah, Nabi Muhammad berhasil mendirikan sebuah masyarakat Islam yang teratur, membangun piagam Madinah sebagai konstitusi pertama, dan menciptakan fondasi bagi peradaban Islam yang maju.

Transformasi Spiritual dan Sosial:

Hijrah melambangkan perpindahan dari kegelapan menuju cahaya, dari kondisi yang sulit menuju harapan baru, dari pasif menuju aktif, dan dari keterpecahan menuju persatuan.

Oleh karena itu, Tahun Baru Hijriyah bukan hanya tentang bergantinya angka di kalender, melainkan peringatan akan semangat Hijrah itu sendiri.

Makna dan Spiritualitas Tahun Baru Hijriyah

Peringatan 1 Muharram memiliki makna yang kaya dan mendalam bagi umat Islam:

1.  Refleksi Diri (Muhasabah): Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi mendalam terhadap amal perbuatan di tahun sebelumnya. 

Apa saja kebaikan yang telah dilakukan? Kesalahan apa yang perlu diperbaiki? Bagaimana kualitas ibadah dan hubungan dengan sesama manusia?

2. Hijrah Maknawi (Perpindahan & Perbaikan Diri): Makna terpenting dari Hijrah modern adalah perpindahan dari hal-hal buruk menuju kebaikan. Ini bisa berarti:

* Berhenti melakukan maksiat dan mulai mendekatkan diri kepada Allah.

* Meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan positif.

* Berpindah dari sifat malas menjadi rajin, dari pesimis menjadi optimis.

* Meningkatkan kualitas ibadah, akhlak, dan ilmu pengetahuan.

3. Memperbarui Niat dan Tujuan: Layaknya sebuah perjalanan baru, Tahun Baru Hijriyah menjadi kesempatan untuk memperbarui niat dalam setiap aktivitas dan menetapkan tujuan-tujuan baru yang lebih baik di masa mendatang, baik untuk diri pribadi, keluarga, maupun masyarakat

4.  Menghargai Sejarah dan Perjuangan: Mengingat kembali Hijrahnya Nabi Muhammad SAW adalah bentuk penghargaan terhadap perjuangan beliau dan para sahabat dalam menegakkan agama Islam. Ini memotivasi umat untuk meneladani kesabaran, ketabahan, dan strategi dakwah mereka.

5. Semangat Ukhuwah dan Persatuan: Peristiwa Hijrah juga mengajarkan pentingnya persaudaraan (ukhuwah) antara Muhajirin (pendatang dari Mekkah) dan Anshar (penduduk Madinah) yang saling tolong-menolong. Ini menjadi pengingat akan pentingnya persatuan umat.

6. Peluang untuk Beramal Saleh: Bulan Muharram sendiri adalah salah satu bulan haram (mulia) dalam Islam. Beramal saleh di bulan ini memiliki keutamaan tersendiri, termasuk puasa sunah Tasu'a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram) yang menghapus dosa setahun yang lalu.

Bagaimana Merayakan Tahun Baru Hijriyah?

Perayaan Tahun Baru Hijriyah tidak identik dengan pesta pora atau kembang api. Sebaliknya, ia diisi dengan aktivitas yang lebih spiritual dan bermakna, seperti:

Berdoa dan Berdzikir:

Memanjatkan doa akhir tahun dan awal tahun, serta memperbanyak dzikir dan istighfar.

Puasa Sunah: Terutama puasa Tasu'a dan Asyura.

Muhasabah Diri: Meluangkan waktu untuk merenung dan mengevaluasi diri.

Mempererat Silaturahmi: Mengunjungi keluarga dan kerabat, serta saling memaafkan.

Berbagi dan Bersedekah: Membantu sesama yang membutuhkan sebagai bentuk syukur dan kepedulian sosial.

Mengkaji Ulang Ilmu Agama: Membaca kisah-kisah Islami, mendengarkan ceramah, atau belajar ilmu agama untuk meningkatkan pemahaman.

"Selamat menyambut Tahun Baru Islam 1447 H. Semoga di tahun yang baru ini, kita semua mampu berhijrah ke arah yang lebih baik, memperkuat iman, dan meningkatkan amal ibadah. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Mohon maaf lahir dan batin."

Tahun Baru Hijriyah: Merefleksikan Perjalanan dan Memperbarui Makna Hidup

SETIAP pergantian tahun adalah momen untuk berefleksi, menata kembali tujuan, dan merajut harapan baru. 

Bagi umat Muslim di seluruh dunia, momentum ini hadir dengan nuansa spiritual yang mendalam dalam peringatan Tahun Baru Hijriyah, yang jatuh pada tanggal 1 Muharram. 

Berbeda dengan kalender Masehi yang didasarkan pada peredaran matahari, kalender Hijriyah berpatokan pada siklus bulan (qamariyah) dan memiliki makna historis serta spiritual yang sangat kuat.

Asal Mula dan Signifikansi Historis

Tahun Baru Hijriyah bukanlah perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau peristiwa besar lainnya yang berdiri sendiri, melainkan penanda dimulainya perhitungan kalender Islam.

Kalender ini ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA, khalifah kedua dalam Islam, sekitar tahun 638 Masehi. 

Keputusan ini diambil setelah musyawarah para sahabat untuk menyeragamkan penanggalan yang kala itu masih beragam di antara kaum Muslim.

Titik awal kalender Hijriyah adalah peristiwa monumental dalam sejarah Islam: Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Peristiwa Hijrah ini bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan sebuah titik balik yang sangat krusial bagi dakwah Islam:

Penyelamatan Dakwah: 

Hijrah adalah upaya penyelamatan diri dan dakwah dari tekanan serta penganiayaan kaum Quraisy di Mekkah yang semakin intens.

Pembentukan Negara Madinah: 

Di Madinah, Nabi Muhammad berhasil mendirikan sebuah masyarakat Islam yang teratur, membangun piagam Madinah sebagai konstitusi pertama, dan menciptakan fondasi bagi peradaban Islam yang maju.

Transformasi Spiritual dan Sosial:

Hijrah melambangkan perpindahan dari kegelapan menuju cahaya, dari kondisi yang sulit menuju harapan baru, dari pasif menuju aktif, dan dari keterpecahan menuju persatuan.

Oleh karena itu, Tahun Baru Hijriyah bukan hanya tentang bergantinya angka di kalender, melainkan peringatan akan semangat Hijrah itu sendiri.

Makna dan Spiritualitas Tahun Baru Hijriyah

Peringatan 1 Muharram memiliki makna yang kaya dan mendalam bagi umat Islam:

1.  Refleksi Diri (Muhasabah): Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi mendalam terhadap amal perbuatan di tahun sebelumnya. 

Apa saja kebaikan yang telah dilakukan? Kesalahan apa yang perlu diperbaiki? Bagaimana kualitas ibadah dan hubungan dengan sesama manusia?

2. Hijrah Maknawi (Perpindahan & Perbaikan Diri): Makna terpenting dari Hijrah modern adalah perpindahan dari hal-hal buruk menuju kebaikan. Ini bisa berarti:

* Berhenti melakukan maksiat dan mulai mendekatkan diri kepada Allah.

* Meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan positif.

* Berpindah dari sifat malas menjadi rajin, dari pesimis menjadi optimis.

* Meningkatkan kualitas ibadah, akhlak, dan ilmu pengetahuan.

3. Memperbarui Niat dan Tujuan: Layaknya sebuah perjalanan baru, Tahun Baru Hijriyah menjadi kesempatan untuk memperbarui niat dalam setiap aktivitas dan menetapkan tujuan-tujuan baru yang lebih baik di masa mendatang, baik untuk diri pribadi, keluarga, maupun masyarakat

4.  Menghargai Sejarah dan Perjuangan: Mengingat kembali Hijrahnya Nabi Muhammad SAW adalah bentuk penghargaan terhadap perjuangan beliau dan para sahabat dalam menegakkan agama Islam. Ini memotivasi umat untuk meneladani kesabaran, ketabahan, dan strategi dakwah mereka.

5. Semangat Ukhuwah dan Persatuan: Peristiwa Hijrah juga mengajarkan pentingnya persaudaraan (ukhuwah) antara Muhajirin (pendatang dari Mekkah) dan Anshar (penduduk Madinah) yang saling tolong-menolong. Ini menjadi pengingat akan pentingnya persatuan umat.

6. Peluang untuk Beramal Saleh: Bulan Muharram sendiri adalah salah satu bulan haram (mulia) dalam Islam. Beramal saleh di bulan ini memiliki keutamaan tersendiri, termasuk puasa sunah Tasu'a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram) yang menghapus dosa setahun yang lalu.

Bagaimana Merayakan Tahun Baru Hijriyah?

Perayaan Tahun Baru Hijriyah tidak identik dengan pesta pora atau kembang api. Sebaliknya, ia diisi dengan aktivitas yang lebih spiritual dan bermakna, seperti:

Berdoa dan Berdzikir:

Memanjatkan doa akhir tahun dan awal tahun, serta memperbanyak dzikir dan istighfar.

Puasa Sunah: Terutama puasa Tasu'a dan Asyura.

Muhasabah Diri: Meluangkan waktu untuk merenung dan mengevaluasi diri.

Mempererat Silaturahmi: Mengunjungi keluarga dan kerabat, serta saling memaafkan.

Berbagi dan Bersedekah: Membantu sesama yang membutuhkan sebagai bentuk syukur dan kepedulian sosial.

Mengkaji Ulang Ilmu Agama: Membaca kisah-kisah Islami, mendengarkan ceramah, atau belajar ilmu agama untuk meningkatkan pemahaman.

"Selamat menyambut Tahun Baru Islam 1447 H. Semoga di tahun yang baru ini, kita semua mampu berhijrah ke arah yang lebih baik, memperkuat iman, dan meningkatkan amal ibadah. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Mohon maaf lahir dan batin."

*marjafri - Ketua Komunitas Anak Nagari Sawahlunto

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »