| Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pada hari Sabtu bahwa negaranya sedang menghadapi konfrontasi skala penuh dengan Amerika Serikat (AS), Israel, dan Eropa. |
Dia menggambarkan kampanye tekanan terhadap Teheran sebagai lebih kompleks dan merusak daripada perang Iran-Irak.
"Menurut saya, kami sedang dalam perang habis-habisan dengan Amerika Serikat, Israel, dan Eropa; mereka tidak ingin negara kami berdiri di atas kakinya sendiri,” kata Masoud Pezeshkian dalam sebuah wawancara dengan situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Dia mengatakan perang saat ini lebih buruk daripada perang Irak pada tahun 1980-an.
“Jika dipahami dengan benar, perang ini jauh lebih kompleks dan lebih sulit daripada perang itu," katanya.
“Dalam perang dengan Irak, situasinya jelas; mereka menembakkan rudal, dan jelas di mana kami akan membalas. Tetapi di sini, mereka sekarang mengepung kami dalam segala hal, memberi kami tekanan dan menempatkan kami dalam posisi sulit, menciptakan masalah—secara ekonomi, budaya, politik, dan dalam hal keamanan," paparnya.
Pezeshkian menyampaikan komentar tersebut menjelang kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat, di mana dia berencana untuk memberi pengarahan kepada Presiden AS Donald Trump tentang opsi untuk potensi serangan di masa depan terhadap Iran, di tengah kekhawatiran bahwa Teheran sedang membangun kembali fasilitas produksi rudal balistik dan memperbaiki pertahanan udara yang rusak selama perang Juni lalu.
Israel telah memberi tahu Amerika Serikat bahwa latihan rudal Iran baru-baru ini mungkin menyembunyikan persiapan untuk potensi serangan, menurut laporan Axios pekan lalu, sehari setelah Iran International melaporkan aktivitas udara Iran yang tidak biasa yang terdeteksi oleh badan intelijen Barat.
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir mengangkat masalah ini secara langsung dengan Brad Cooper, kepala Komando Pusat (CENTCOM) AS, memperingatkan bahwa pergerakan rudal Iran baru-baru ini dapat berfungsi sebagai kedok untuk operasi kejutan terhadap negara Yahudi tersebut.
Pezeshkian mengatakan pada hari Sabtu bahwa Iran lebih kuat daripada selama perang 12 hari dengan Israel dalam hal peralatan dan personel.
"Jika musuh memilih konfrontasi, mereka tentu akan menghadapi respons yang lebih tegas," ujarnya.
Pada bulan Juni, Israel melakukan serangan udara dan operasi rahasia terhadap situs militer dan nuklir Iran, menewaskan lebih dari 1.000 orang termasuk pejabat senior dan ilmuwan nuklir.
Iran membalas dengan meluncurkan ratusan rudal dan drone ke Israel, menewaskan sedikitnya 33 orang, di antaranya seorang tentara yang sedang tidak bertugas.
Amerika Serikat membantu Israel mencegat serangan Iran dan kemudian bergabung dengan agresi Israel, mengebom tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni. (*)
Sumber: SINDONews.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »