DALAM sebuah nasehatnya, Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan, "Sebaik-baiknya pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian, juga yang kalian mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka pun mendoakan kebaikan untuk kalian. Sedangkan seburuk-buruk pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga yang kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian." (HR Muslim). Hadis tersebut diriwayatkan melalui jalur 'Auf Ibn Malik.
Nasehat Nabi Muhammad SAW acap kita baca dalam kitab-kitab fikih yang membahas bab siyasah Islamiyyah atau politik Islam atau kepemimpinan (Khalifah Islamiyyah). Sungguh dalam makna dari nasehat Rasulullah SAW itu.
Dan kenyataan itu secara terang benderang terlihat nyata dalam kehidupan bernegara di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini. Setiap hari, rakyat mengeluarkan umpatan dan cacian kepada pemimpin mereka yang dianggap telah menzalimi mereka. Memakan hak-haknya rakyat demi memperkaya diri, keluarga, golongan, dan partai mereka.
Pemimpin dan segelintir orang di negeri ini menikmati kekayaan yang berlimpah ruah. Hidup dalam kemewahan dan serba berkecukupan. Harta berlimpah, selingkuhan tiap hari bertambah, rumah dan mobil serba mewah.
Namun, disatu sisi rakyat negeri khatulistiwa hidup dalam kemiskinan. Tiap hari bergelut dengan kelaparan, terkadang putus asa acap berbuat kriminal demi memenuhi kebutuhan anak bini. Tak kuasa hidup dalam kemiskinan, terpaksa jual diri, jadi pelacur, bahkan rela menjual anak bini.
Kita perhatikanlah kehidupan dijalan-jalan kota negeri ini, anak jalanan dan gepeng kian menjamur. Mereka meminta-minta tanpa malu walau fisik mereka kuat. Bahkan, balita yang tak berdosa dijadikan "alat peraga" dalam aksi mereka dijalanan.
Apakah ini yang dimaksud negeri makmur gemah ripoh loh jenawi yang dimaksud Bung Karno dan Bung Hatta. Tentu saja tidak. Pendiri negeri ini tentu sangat menginginkan Indonesia merdeka yang adil dan makmur. Dimana pemimpin mampu mengayomi rakyatnya, rakyat pun bisa tersenyum manis karena tak lagi merasa lapar dalam menjalani kehidupannya.
Imam Ali RA pernah berkata, "Pemimpin itu harus bisa melihat dengan mata rakyat, harus mengerti bahasa rakyat dan merasakan perasaan rakyat. Memajukan kemakmuran rakyat adalah tugas setiap pemimpin." (Ali Bin Abi Thalib RA).
Pada hakekatnya, pemimpin yang seperti inilah yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Pemimpin yang melihat dengan mata rakyat, mengerti bahasa rakyat dan merasakan perasaan terdalam penderitaan rakyat. Bukan pemimpin yang suka mengubar janji, menjual agama untuk merebut simpati rakyat, merebut moment agar rakyat simpati kepada mereka. Tetapi rakyat butuh pemimpin yang mampu memajukan dan mendorong kemakmuran mereka.
Tak saatnya lagi, pemimpin melihat rakyat dengan kaca mata hitam. Dimana melindungi kemunafikan yang tersirat dimatanya dengan janji-janji palsu perobahan yang semu. Tapi rakyat butuh pemimpin yang melihat mereka dengan kaca mata yang transparan yang mampu meneropong penderitaan rakyat.
Camkanlah nasehat Nabi Muhammad SAW berikut ini, "Setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintakan pertanggungjawabannya." Di dunia mungkin kita mampu menipu diri sendiri dan rakyat, tetapi sesungguhnya Allah Maha Mengetahui kebohongan yang telah kita perbuat.
Wallahu'alam bishawab
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua PK. KNPI Kuranji
Wallahu'alam bishawab
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua PK. KNPI Kuranji
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »