Pemerintah Naikan LPG, HIPMI Nilai Gegabah

Distribusi Gas Elpiji

BentengSumbar.com --- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menolak kebijakan pemerintah menaikan harga gas elpiji (LPG) sebesar 67% menjadi Rp117.708/tabung. HIPMI menilai pengambilan kebijakan itu sangatlah gegabah.

"Pertamina kurang cermat dalam memperhitungkan dampak kenaikan harga jual LPG. Dari tinjauan kami di lapangan, kenaikan harga LPG bukan lagi di kisaran 67% tapi sudah lebih dari 100%,” papar Ketua Umum BPP HIPMI Raja Sapta Oktohari melalui siaran persnya.

Tepat tanggal 1 Januari 2014, harga jual elpiji 12 kilogram (kg) naik dari Rp5.850/kg menjadi Rp9.809/kg. Sehingga harga jual dari Pertamina sebelumnya Rp70.200/tabung menjadi 117.708 per tabung. Jika di level pengecer, harga LPG saat ini sudah tembus di atas harga Rp150.000 untuk 12 kg, dari yang awalnya berada di kisaran Rp75.000.

"Jadi kenaikan harga LPG saat ini menjadi variatif. Bahkan anggota kami di Papua melaporkan kalau harga LPG 12 kg disana sudah menyentuh harga diatas Rp300.000. Ini berarti, Pertamina tidak bisa memastikan pembentukan harga baru di level eceran," sambungnya.

Okto juga meyakini jika kenaikan harga LPG ini akan berdampak pada lonjakan inflasi di awal 2014 ini. Dampak dari kenaikan harga LPG ini akan mempengaruhi harga-harga komoditas yang lain. Dia memperkirakan akan ada kenaikan sebesar 10%-20% untuk komoditas yang lain.

"Desember 2013 kan faktor utama yang mempengaruhi inflasi kan makanan dan bahan makanan. Kalau begini bisa bener-bener mid income trap. Kami memperkirakan akan ada kenaikan harga, khususnya makanan sekitar 10%-20%. LPG termasuk bahan baku bagi bisnis makanan. Dan porsinya sekitar 10% dari total produksi. Jika pembentukan harga LPG di pasaran sampai 100%, ya tentu akan melipatgandakan dari yang 10% tersebut,” Paparnya.

Menurutnya, kenaikan LPG yang sifatnya mendadak dan tanpa diawali sosialisasi ke masyarakat. Kenaikan harga jual LPG haruslah melihat situasi perekonomian nasional. Jangan sampai di saat kondisi perekonomian sedang tidak bagus, masyarakat harus terbebani lagi dengan kenaikan harga LPG.

"Saat ini masyarakat Indonesia sedang mengalami kepanikan akibat kenaikan LPG 12 Kg. Kami takutkan pembentukan harga komoditas yang lain akan semakin liar," cakapnya. (Fit/Mtn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News