Cabup Agam Jangan Hanya Menarik Hati Rakyat, Tapi Harus Bisa Mensejahterakannya

Cabub Agam Jangan Hanya Menarik Hati Rakyat, Tapi Harus Bisa Mensejahterakan Rakyat
MENARIK untuk mencermati pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Agam, kampung halaman saya. Betapa tidak, calon bupati yang maju dalam pesta demokrasi tersebut keduanya berstatus incumbent, yaitu Indra Catri yang sebelumnya bupati, dan Irwan Fikri yang sebelumnya adalah wakil bupati. Indra Catri berpasangan dengan Trinda Farhan Satria yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS. Sedangkan Irwan Fikri berpasangan dengan Chairunnas yang diusung oleh Partai Hanura, Demokrat, dan PAN.

Head to head antara kedua pasangan calon ini diramalkan bakal seru dan mengeluarkan jurus-jurus jitu untuk menang dalam pertarungan tersebut. Strategi pemenangan dipersiapkan masing-masing tim sukses kedua pasangan calon. Mereka akan terlibat pertarungan habis-habisan di 'medan peperangan' pilkada Agam.

Untuk memenangkan pilkada Agam, maka kedua kubu tentu akan berusaha mengambil hati rakyat. Mereka akan berusaha menyakinkan rakyat agar memilih pasangan calon yang mereka usung. Dan tidak tertutup kemungkinan - dan ini mungkin saja sudah terjadi - menggunakan cara-cara setiap bertemu orang disalami sehelai kertas yg bergambar burung garuda.

Namun itu semua terpulang lagi kepada rakyat. Sebab rakyatlah yang menentukan pilihan kepada siapa suara mereka akan mereka berikan di bilik suara pada tanggal 9 Desember 2015. Apakah mereka akan memberikan amanah kepemimpinan kepada pasangan calon yang sudah teruji dan mampu memegang amanah itu, atau memberikannya kepada pasangan calon yang dianggap gagal memegang amanah itu? Dari rekam jejak mereka pasti akan kelihatan, siapa yang amanah dan siapa yang tidak amanah serta gagal mensejahterakan Rang Agam. 

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menunaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (memerintahkan kebijaksanaan) di antara kamu supaya menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat." (Qs An Nisa ayat 58).

Dalam konsep Islam, amanat dimaksudkan berkaitan dengan banyak hal, salah satu di antaranya adalah perlakuan adil. Keadilan yang dituntut ini bukan hanya terhadap kelompok, golongan, atau orang dekat saja, tetapi mencakup seluruh manusia. Dari sini Rang Agam sudah dapat menilai, apakah selama ini pembangunan di Kabupaten Agam sudah dilaksanakan secara merata dan adil atau tidak. Jika tidak, tentu Kabupaten Agam butuh sentuhan tangan baru, sehingga mampu memajukan negeri.

Islam adalah agama syumul (sempurna), lengkap dengan petunjuk untuk mengatur semua aspek kehidupan. Dalam lapangan politik, kekuasaan tertinggi (disebut kedaulatan) ada di tangan Allah, manusia hanya sebagai pelaksana kedaulatan itu. Islam memandang kekuasaan dalam pengertian yang transenden, kekuasaan dalam pengertian ini harus dapat dipertanggungjawabkan kepada sang Khalik.

Untuk itu, manusia tidak semena-mena untuk menjalankan kekuasaan, karena manusia adalah perpanjangan tangan sang Khalik di muka bumi. Amanah kekuasaan yang dipegang merupakan rangkaian ibadah dan penyembahan kepada Tuhan, dimana dengan kekuasaan yang ada ditangannya, manusia mengaplikasikan hukum-hukum Tuhan demi kemaslahatan manusia itu sendiri.

“Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56).

Nah, karena kekuasaan politik adalah amanah yang diberikan Tuhan kepada manusia, maka untuk mencapainya pun tidak boleh dengan menghalalkan segala cara. Mestilah dengan cara-cara yang dibenarkan dan bermoral. Tidak menggunakan cara-cara yang dapat saja menipu rakyat sehingga rakyat terbujuk untuk memilihnya, misalnya berjanji manis.

Penulis pun ingin bertanya, pada saat menjabat Bupati Agam, Indra Chatri, berdasarkan informasi yang penulis dapat, sudah delapan orang Kepala SKPD yang mundur, baik yang dimundurkan maupun yang mundur pelan-pelan atau mengundurkan diri. Ada apa sebenarnya? Apakah semua ini adalah faktor kesengajaan. Tentu masyarakat Agam harus jeli menyikapi ini semua.

Ditulis Oleh:
Anna Yulend
Perantau Agam di Jakarta

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »