PEMUDA adalah kekuatan sekaligus kebanggaan suatu umat atau negara. Untuk mengetahui nasib masa depan sebuah umat atau sebuah bangsa adalah dengan melihat generasi muda saat ini. Bila generasi mudanya baik, maka masa depan umat dan bangsa tersebut adalah baik. Sebaliknya bila generasi mudanya rusak maka masa depan umat dan bangsa itu adalah suram.
Berbicara tentang kehidupan sosial dan kemasyarakatan di Minangkabau, maka sisi religiusitas masyarakatnya tak dapat kita pisahkan dari kesehariannya. Ada hal yang unik dari masyarakat Minangkabau. Kalau kita mengenal surau pada umumnya adalah sebagai tempat beribadah (sholat) semata, ternyata bagi masyarakat Minangkabau surau tak hanya sebagai tempat ibadah saja. Namun Surau waktu dulunya telah menjadi tempat tinggal bagi anak laki-laki yang mulai beranjak remaja.
Di suraulah dulunya anak laki-laki yang mulai menginjak masa remajanya lebih banyak menghabiskan waktunya setiap hari. Di surau mereka belajar mengaji al Quran dan juga tafsirnya, ilmu hadis, Aqidah, Ibadah, Muamalah, dan materi keislaman lainnya. Di surau juga mereka belajar tentang petatah-petitih adat Minangkabau, beladiri, randai, dan berbagai kesenian serta adat budaya Minangkabau lainnya. Di surau jugalah mereka ditempa dan dipersiapkan untuk menjadi pribadi yang siap menanggung beban dan amanah di kemudian harinya.
Menyadari hal tersebut, Irwan Prayitno, Ninik Mamak Nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji, dalam berbagai kesempatan menghimbau pemuda untuk kembali ke surau. Himbauan itu kembali disampaikannya ketika memberikan kata sambutan pada penutupan acara Semarak Idul Adha 1436 H Remaja Mushalla Abrar Kampung Marapak, Selasa (22/2015). Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Evi Yandri Rajo Budiman.
Irwan Prayitno mengapresiasi remaja Mushalla Abrar yang telah mengangkat kegiatan positif tersebut. Sebagai ninik mamak, Irwan Prayitno memang mempunyai kewajiban membina anak kemenakannya agar kembali ke surau. Sebab surau di Minangkabau berfungsi sebagai tempat mendidik generasi muda, baik secara lahir maupun bathin. Secara lahir, pemuda Minangkabau belajar silat sebagai bekal beladiri bagi mereka. Secara bathin, mereka diajarkan berbagai ilmu agama dan adab sebagai orang Minangkabau.
Irwan Prayitno juga mengingatkan anak kemenakannya agar untuk menjauhi narkoba dan pergaulan bebas. Kedua hal ini adalah penyebab kehancuran masa depan generasi muda. Narkoba Bahaya narkoba dan Seks bebas, akan merusak mental generasi muda penerus bangsa. Untuk itu, hindari diri dari seks bebas, minuman keras dan kecanduan narkoba. Untuk menghindari hal-hal tersebut, diperlukan iman yang kuat dan taat kepada agama. Oleh sebab itu, generasi muda harus kembali ke surau untuk mempelajari ilmu agama, sehingga imannya tak mudah goyah.
Seks bebas semakin bayak dilakukan dilakukan karena kurangnya pemahaman terhadap tuntunan Islam, sebaliknya lebih tertarik meniru gaya hidup orang Barat yang mengutamakan pergaulan bebas. Manusia yang melanggar larangan Allah ialah golongan yang mengikuti dorongan hawa nafsu syahwat liar mereka dan juga diperbudak syetan. Karena iblis selalu menggoda anak Adam sehingga tidak mampu membedakan yang benar dan yang salah.
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus dalam pemilihan Gubernur Sumatera Barat tanggal 9 Desember 2015 mendatang. Amin.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang
Berbicara tentang kehidupan sosial dan kemasyarakatan di Minangkabau, maka sisi religiusitas masyarakatnya tak dapat kita pisahkan dari kesehariannya. Ada hal yang unik dari masyarakat Minangkabau. Kalau kita mengenal surau pada umumnya adalah sebagai tempat beribadah (sholat) semata, ternyata bagi masyarakat Minangkabau surau tak hanya sebagai tempat ibadah saja. Namun Surau waktu dulunya telah menjadi tempat tinggal bagi anak laki-laki yang mulai beranjak remaja.
Di suraulah dulunya anak laki-laki yang mulai menginjak masa remajanya lebih banyak menghabiskan waktunya setiap hari. Di surau mereka belajar mengaji al Quran dan juga tafsirnya, ilmu hadis, Aqidah, Ibadah, Muamalah, dan materi keislaman lainnya. Di surau juga mereka belajar tentang petatah-petitih adat Minangkabau, beladiri, randai, dan berbagai kesenian serta adat budaya Minangkabau lainnya. Di surau jugalah mereka ditempa dan dipersiapkan untuk menjadi pribadi yang siap menanggung beban dan amanah di kemudian harinya.
“Al Fityah adalah para pemuda, mereka (para pemuda) adalah orang yang lebih mudah untuk menerima kebenaran serta mengikuti jalan petunjuk dibandingkan orang-orang yang sudah lanjut usia yang telah dimakan usia dan lenyap terjerumus dalam agama yang bathil. Karena itu yang paling banyak menerima seruan Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam adalah para pemuda. Adapun orang-orang tua dari suku Quraisy kebanyakan tetap kekal di atas agama nenek moyang mereka, tidak ada yang memeluk Islam kecuali sedikit, demikian pula yang Allah ceritakan tentang “Ashabul Kahfi bahwa mereka adalah para pemuda.” (Tafsir Ibnu Katsir: 3/74).
Menyadari hal tersebut, Irwan Prayitno, Ninik Mamak Nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji, dalam berbagai kesempatan menghimbau pemuda untuk kembali ke surau. Himbauan itu kembali disampaikannya ketika memberikan kata sambutan pada penutupan acara Semarak Idul Adha 1436 H Remaja Mushalla Abrar Kampung Marapak, Selasa (22/2015). Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Evi Yandri Rajo Budiman.
Irwan Prayitno mengapresiasi remaja Mushalla Abrar yang telah mengangkat kegiatan positif tersebut. Sebagai ninik mamak, Irwan Prayitno memang mempunyai kewajiban membina anak kemenakannya agar kembali ke surau. Sebab surau di Minangkabau berfungsi sebagai tempat mendidik generasi muda, baik secara lahir maupun bathin. Secara lahir, pemuda Minangkabau belajar silat sebagai bekal beladiri bagi mereka. Secara bathin, mereka diajarkan berbagai ilmu agama dan adab sebagai orang Minangkabau.
Irwan Prayitno juga mengingatkan anak kemenakannya agar untuk menjauhi narkoba dan pergaulan bebas. Kedua hal ini adalah penyebab kehancuran masa depan generasi muda. Narkoba Bahaya narkoba dan Seks bebas, akan merusak mental generasi muda penerus bangsa. Untuk itu, hindari diri dari seks bebas, minuman keras dan kecanduan narkoba. Untuk menghindari hal-hal tersebut, diperlukan iman yang kuat dan taat kepada agama. Oleh sebab itu, generasi muda harus kembali ke surau untuk mempelajari ilmu agama, sehingga imannya tak mudah goyah.
Seks bebas semakin bayak dilakukan dilakukan karena kurangnya pemahaman terhadap tuntunan Islam, sebaliknya lebih tertarik meniru gaya hidup orang Barat yang mengutamakan pergaulan bebas. Manusia yang melanggar larangan Allah ialah golongan yang mengikuti dorongan hawa nafsu syahwat liar mereka dan juga diperbudak syetan. Karena iblis selalu menggoda anak Adam sehingga tidak mampu membedakan yang benar dan yang salah.
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah perbuatan keji yang membawa kepada kerusakan.” (QS. Al Isra ayat 32). Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah berzina seorang yang berzina ketika dia berzina itu dalam keadaan iman. Dan tidaklah mencuri seorang pencuri ketika mencuri itu dalam keadaan iman. Dan tidak pula meminum khamr (seorang peminum khamr) ketika meminumnya itu dalam keadaan iman. (HR. Muslim).
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus dalam pemilihan Gubernur Sumatera Barat tanggal 9 Desember 2015 mendatang. Amin.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »