PENINGGALAN seorang pemimpin sering dikaitkan dengan bukti fisik berupa bangunan megah, jalan, jembatan, irigasi dan sebagainya. Sering orang membanding-bandingkan keberhasilan seorang pemimpin dengan pemimpin lainnya dari segi fisik tersebut. Seorang pemimpin akan dianggap berhasil, jika banyak bangunan fisik yang dia lakukan selama memimpin suatu negara atau daerah. Seakan pembangunan fisik tersebut adalah segala-galanya, sehingga keberhasilan seorang pemimpin dari segi non fisik sering tidak dianggap atau tidak ada sama sekali.
"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) Penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain." (QS. Al-Fajr ayat 6-8).
Dalam Debat Publik Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat 2015 kedua yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Barat Senin kemaren (23/11/2015), hal ini juga mengemuka. Adalah pasangan calon gubernur nomor urut 1 Muslim Kasim, yang sebelumnya adalah Wakil Gubernur Sumatera Barat yang mendampingi Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc., Datuk Rajo Bandaro Basa selama menjadi gubernur sejak 2010-2015, mempertanyakan peninggalan fisik apa yang telah dibangun Irwan Prayitno. Kalau Gubernur Gamawan Fauzi (2005-2009) membangun Mesjid Raya, lantas Irwan Prayitno membangun apa ?
Banyak orang yang menduga Irwan Prayitno tidak bisa menjawab pertanyaan dari Muslim Kasim tersebut. Apa sebab, karena selama Irwan Prayitno memimpin daerah ini, tidak ada mereka lihat pembangunan fisik yang betul-betul murni buah karya Irwan Prayitno. Jangankan bangunan fisik, rencana saja mungkin tidak ada. Demikian mungkin yang berkecamuk dalam hati dan dada mereka, karena sedari awal sudah menutup mata atas capaian-capaian keberhasilan Irwan Prayitno selama menjadi Gubernur Sumatera Barat.
Menurut Irwan Prayitno, bukti peninggalannya nantinya adalah Stadion Utama Sumatera Barat di Sikabu Lubuk Alung, Kabupaten Padangpariaman. Selain itu, pembangunan Gedung Pusat Kebudayaan Sumbar, dimana Taman Budaya Sumatera Barat akan disulap menjadi culture center dengan melakukan perombakan bangunan, layout dan berbagai dimensi lainnya. Di Pantai Padang, persis di depan Taman Budaya, akan didirikan bangunan megah, mirip-mirip di New Zealand. Bangunan itu dirancang sedemikian rupa, dengan jembatan menuju Taman Budaya. Sebagian lokasi Taman Budaya akan dijadikan areal parkir. Bangunan tersebut juga akan merangkul Museum Adityawarman.
Menurut penulis, minimnya publikasi yang dilakukan, sehingga banyak orang tidak mengetahui bahwa Irwan Prayitno memiliki pemikiran jauh ke depan terhadap pembangunan fisik di daerah ini. Publik Sumatera Barat tidak banyak yang tahu jika Irwan Prayitno telah merencanakan pembangunan Stadion Utama Sumatera Barat dan Gedung Pusat Kebudayaan Sumbar. Pembangunan memang baru dimulai pada akhir masa jabatannya, dan akan dilanjutkan oleh gubernur setelahnya, sebagaimana pembangunan Mesjid Raya Sumatera Barat yang direncanakan dan dimulai pembangunannya semasa Gubernur Gamawan Fauzi, demikian juga Stadion Utama Sumatera Barat dan Gedung Pusat Kebudayaan Sumbar tersebut.
Stadion Utama Sumatera Barat dibangun di atas arel seluas lebih kurang 40 hektare di enagarian yang kini masih rimba dan berbukit yang bernama Sikabu. Stadion itu dibangun berskala type A standar FIFA dengan daya tampung sekitar 30 ribu hingga 40 ribu tempat duduk. Stadion terdiri dari tiga tingkat. Sebanyak 12 titik pintu masuk ke dalam stadion dengan arsitektur tanduk kerbau, sebagai ciri khas Minangkabau.
Pembangunan Stadion Utama Sumatera Barat merupakan salah satu syarat bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan KONI Sumbar, agar bisa menjadi tuan rumah penyelenggaran Pekan Olahraga Nasional (PON). Lokasi Stadion Utama sangat strategis karena berada di Jalan Lingkar Duku-Sicincin dan berjarak tempuh 20 menit dari Bandara Internasional Minangkabau. Dengan dibangunnya stadion bertaraf internasional di Sikabu Lubuk Alung, jelas banyak manfaatnya, diantaranya manfaat darisisi ekonomi, karena saat acara pembukaan PON, daerah Sikabu akan dikunjungi beribu-ribu atlet atau masyrakat olahraga seluruh Indonesia, termasuk kepala daerahnya.
Pembangunan Stadion Utama Sumatera Barat menunjukan Irwan Prayitno memiliki perhatian serius dalam pengembangan olahraga di Sumbar ini, jauh-jauh hari juga mengidamkan berdirinya stadion megah berkapasitas besar berdiri di daerah ini. Kendati sudah tercetus di awal-awal dirinya dilantik tepatnya 15 Agustus 2010 lalu, namun Irwan Prayitno harus memendam mimpi besarnya tersebut. Irwan Prayitno menyadari, bukanlah saatnya merealisasi keinginan waktu itu.
Apatah lagi, saat itu Sumbar masih berduka pasca gempa 30 September 2009 lalu. Maka langkah pertama yang dilakukannya adalah menyelesaikan rehabilitasi 200 ribu rumah warga yang rusak ringan, sedang, dan berat. Kemudian membangun sarana prasarana publik yang rusak, seperti jalan, jembatan, rumah sakit, sekolah, dan pasar. Setelah itu membangun kantor pemerintah, baru kemudian membangun kantor gubernur dan mewujudkan mimpinya membangun stadion olahraga yang megah dan mewah, yaitu Stadion Utama Sumatera Barat di Sikabu, Lubuk Alung, Kabupaten Padangpariaman.
Selain akan dibangun stadion berkapasitas 30 hingga 40 ribu tempat duduk itu, ke arah selatannya juga bakal dibangun kawasan industri Techno Park dan Sains Park. Kawasan Techo Park dan Sains Park ini merupakan sebuah lembaga yang melatih dan membangun inovasi teknologi yang berbasis kompetensi dan mengimplementasikannya dalam peningkatan pelayanan masyarakat. Lembaga ini nantinya akan memberikan program pelatihan seperti Sistim Informasi e-Government dan lain sebagainya. Dengan dibangunnya kawasan Techo Park dan Sains Park ini di Padangpariaman, maka daerah ini akan menjadi Kabupaten Teknologi Informasi di Sumbar.
Oh ya, penulis hampir lupa. Publik Sumatera Barat juga perlu tahu, pada masa Gubernur Irwan Prayitno, Asrama Haji dan Islamic Center bertaraf internasional yang lagi-lagi terletak di Padangpariaman dibangun. Pembangunannya direncanakan selesai dalam tempo 2 tahun. Sehingga pada tahun 2017 mendatang sudah bisa dimanfaatkan sebagai embarkasi haji dari tiga provinsi, yakni Sumatera Barat, Jambi, dan Bengkulu. Lokasi asrama haji ini hanya 2,5 km dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Dan, perlu juga dicatat, dalam berbagai kesempatan, tak henti-hentinya Bupati Padangpariaman Ali Mukhni mengungkapkan rasa terimakasih kepada Irwan Prayitno selaku Gubernur Sumatera Barat waktu itu. Menurutnya, Irwan Prayitno adalah gubernur yang memberikan perhatian lebih untuk pembangunan Kabupaten Padangpariaman. Betapa tidak, pesatnya pembangunan infrastruktur di daerahnya, selain adanya dukungan dari seluruh masyarakat ranah dan rantau, tak kalah pentingnya adalah dukungan Pemerintah Propinsi Sumbar yang dipimpin Irwan Prayitno selaku gubernur saat itu.
"Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil." (QS. An-Nisa ayat 58). Rasulullah saw. bersabda, "Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji." (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Pimpinan Bara Online Media (BOM)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »