"Merayu" Investor Asal Malaysia

"Merayu" Investor Asal Malaysia
Penulis bersama Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan
Kepenggunaan, Datuk Seri Hasan Malek, dan Duta Besar Malaysia
untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim. 
SAMPAI saat ini, Malaysia merupakan negara yang menempati posisi tertinggi berinvestasi di Indonesia. Untuk tahun 2015 ini saja, nilai investasi Malaysia adalah 2,6 miliar dolar AS. Pada tahun sebelumnya, investasi Malaysia hanya 1,8 miliar dolar AS, sedangkan pada semester I 2015 sudah dapat mencapai 2,69 miliar dolar AS.

Menurut Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis, Malaysia investasi besar di bidang telekomunikasi. Peningkatan investasi Malaysia di luar Jawa terbilang cukup menggembirakan. Hal ini terjadi lantaran ada perluasan jaringan dan kualitas data milik perusaan-perusaahan telekomunikasi Malaysia di Indonesia seperti XL Axiata.

Besarnya investasi Malaysia di Indonesia, tentu memiliki harapan tersendiri bagi Sumatera Barat. Betapa tidak, secara historis dan budaya, antara Ranah Minangkabau dengan Malaysia memiliki ikatan yang cukup kuat. Keturunan Minang di Malaysia ini memiliki komunitas sendiri, di wilayah sendiri dengan budaya Minang yang masih berlangsung secara umum tetapi telah tercampur dengan budaya setempat. Mereka telah menjadi warga negara Malaysia sejak beberapa keturunan. Wilayah utama kaum Minangkabau di tanah Melayu ini adalah di Negeri Sembilan.

Warga Malaysia keturunan Minang ini masih memiliki rasa keminangan tetapi praktis tidak bisa lagi berbahasa Minang. Sesekali mereka masih menyempatkan pulang ke ranah Minang menjalin hubungan dengan sanak saudara dan berusaha mencari silsilah keturunan. Kepulangan ini sangat begitu mudah karena jalur penerbangan dan laut yang semakin mudah dan murah yang menghubungkan Malaysia dengan Sumatera Barat.

Puta Malaysia keturunan Minang pun banyak pula menjabat jabatan penting di Malaysia. Bahkan Raja pertama Malaysia (Yang Dipertuan Agung I), Tuanku Abdul Rahman, Sultan Negeri Sembilan, asli berdarah Minang. Beberapa orang keturunan Minang yang tercatat dalam sejarah bangsa Malaysia adalah : Abdul Karim Rashid (Pejuang kemerdekaan Malaysia), Abdul Rahim Kajai (Bapak kewartawanan Melayu dan pejuang masyarakat Melayu), Abdul Samad Idris (Pernah menjadi Menteri Malaysia, sejarawan, wartawan), Adnan bin Saidi (Militer dan pahlawan kemerdekaan Malaysia).

Nama lainnya adalah : Hamdan Sheikh Tahir (Gubernur Penang dan tokoh pendidik Malaysia), Rais Yatim (Menteri Komunikasi, Informasi, dan Kebudayaan Malaysia), Rashid Maidin (Pemimpin Partai Komunis Malaysia dan pejuang kemerdekaan Malaysia), Rosmah Mansor (Istri Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak), Shaziman Abu Mansor (Menteri dan Politisi Malaysia), Tan Sri Norma Abas (Hakim Besar Malaysia), Tuanku Jafar (Yang Dipertuan Agong), Tuanku Najihah (Raja Permaisuri Agong Malaysia kesepuluh), Tunku Kurshiah (Raja Permaisuri Agong Malaysia pertama), Tunku Tan Sri Abdullah (Pendiri Melewar Corporation Malaysia), dan masih banyak lagi yang lain.

Tentunya, ikatan sejarah, ikatan budaya, dan ikatan darah antara Ranah Minangkabau dan Malaysia merupakan potensi untuk menjalin kerjasama antara kedua bangsa serumpun ini. Maka kepiawaian Kepala Daerah di Sumatera Barat dituntut untuk dapat 'merayu' pejabat dan pengusaha asal Malaysia untuk berinvestasi di Ranah Minang. Tentu saja, promosi terhadap potensi yang ada di daerah ini perlu dilakukan kepada para investor Malaysia tersebut. Apatah lagi, gubernur terpilih Sumatera Barat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) tanggal 9 Desember 2015 yang lalu merupakan alumnus Universitas Putra Malaysia (UPM).

Beberapa potensi investasi sumber daya yang dimiliki Sumatera Barat merupakan kegiatan ekonomi yang menguntungkan terutama untuk sektor-sektor unggulan, di antaranya adalah sektor energi dan sumber daya mineral, perikanan, kelautan, pariwisata serta sektor industri. Di bidang perkebunan, daerah ini memiliki komoditi gambir sebagai bahan baku industri kesehatan yang tidak dimiliki oleh provinsi lain di Indonesia, dimana 85% ekspor gambir Indonesia berasal dari Sumatera Barat.

Selain itu, Sumbar mempunyai ratusan ribu ha kelapa sawit yang sangat produktif dengan potensi pengembangan industry hilir CPO, refinery CPO, maupun perdangangan  langsung CPO. Tak hanya itu, Sumbar juga memiliki potensi energi terbarukan seperti panas bumi, tenaga air dan bio energy juga melimpah di Sumatera Barat. Sumatera Barat setidaknya mempunyai 17 titik sumber panas bumi geothermal yang bila diusahakan akan dapat menghasilkan sekitar 1600 MW listrik. Di saat semakin mahalnya dan langkannya bahan bakar fosil, bahkan diperkirakan beberapa tahun mendatang sumber tersebut akan habis, maka eksploitasi geothermal menjadi energi listrik akan sangat menjanjikan bagi investor.

Peluang-peluang investasi tersebut, tentu sangat menjanjikan bagi investor yang ingin berinvestasi di daerah ini. Dan investor Malaysia, jika piawai melobi mereka, maka sudah pasti tertarik untuk berinvestasi di Sumatera Barat. Ikatan historis, budaya, bahkan tali darah tentu saja akan dapat membikin investor asal Malaysia nyaman berinvestasi di Ranah Minang.

Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Pimpinan Bara Online Media (BOM)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »