 |
| Irman (46), seorang pegawai bank swasta di Payakumbuh. |
BENTENGSUMBAR. COM - Setiap pagi, Irman (46), seorang pegawai bank swasta di Payakumbuh, selalu memulai hari dengan penuh semangat.
Namun, semangat itu sempat meredup ketika ia divonis menderita paru-paru basah atau pneumonia, yaitu penyakit yang sempat membuatnya hampir kehilangan kemampuan untuk bekerja.
Meski demikian, berkat ketepatan penanganan serta dukungan penuh dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Irman berhasil melewati masa sulit itu tanpa beban biaya yang memberatkan. Sebagai pegawai kantoran, Irman menghabiskan sebagian besar waktunya duduk di ruangan ber-AC dan jadwal kerja yang padat hingga kebiasaan jarang berolahraga membuat daya tahan tubuhnya menurun perlahan tanpa ia sadari.
“Awal mula penyakit itu muncul, saya merasakan gejala batuk yang tidak kunjung sembuh, napas semakin pendek dan dada terasa berat. Saya kira hanya flu biasa karena sering bekerja di ruangan dingin,” kenang Irman.
Puncaknya terjadi saat Irman terbangun dengan tubuh menggigil hebat dan napas tersengal, sehingga istrinya, Nova, segera memeriksakan kesehatannya ke puskesmas lewat fitur antrean online dari apikasi Mobile JKN. Di sana, Irman mendapatkan pemeriksaan awal dan dokter merujuk ia ke rumah sakit karena kondisinya telah mengarah pada pneumonia yang cukup parah.
Di balik itu, Irman bersyukur karena telah lama terdaftar sebagai peserta JKN aktif melalui segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) yang iurannya rutin dibayarkan oleh perusahaan tempat ia bekerja. Berkat kepatuhan dan komitmen perusahaan dalam mendaftarkan karyawannya ke BPJS Kesehatan, Irman terbebas dari beban biaya pengobatan.
“Kalau belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, saya tidak tahu bagaimana caranya membiayai penyakit ini karena biayanya pasti besar. Berkat JKN, semua prosesnya bisa saya jalani dengan ringan dan tenang,” kata Irman.
Setibanya di RSI Ibnu Sina Payakumbuh, Irman langsung menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk rontgen dada dan tes laboratorium. Hasilnya mengonfirmasi adanya infeksi serius pada paru-paru dan tim dokter segera memberikan penanganan intensif berupa antibiotik, terapi oksigen, serta pemantauan ketat.
“Dari hasil pemeriksaan, saya mengidap penyakit pneumonia yang menyebabkan penumpukkan cairan di dalam paru-paru saya dan dokter menyarankan agar cairan tersebut segera dikeluarkan. Namun, saya takut untuk menjalani tindakan medis tersebut dan memilih metode pengeluaran cairan dengan minum obat saja,” ujar Irman.
Masa perawatan Irman berlangsung cukup lama dan dokter selalu mengevaluasi perkembangannya, serta memastikan ia tetap nyaman dan mendapatkan terapi tepat waktu.
Semua tindakan medis, rawat inap, obat-obatan, hingga laboratorium ditanggung oleh BPJS Kesehatan sesuai prosedur.
“Saya dirawat inap selama 1 minggu dan menjalani rawat jalan selama 3 bulan, bayangkan saja kalau harus bayar sendiri, mungkin bisa menghabiskan jutaan rupiah. Tetapi, semua biaya layanannya ditanggung oleh JKN sesuai prosedur dan kami sama sekali tidak mengeluarkan biaya,” ungkap Irman.
Pihak rumah sakit pun turut memberikan edukasi mengenai penyakitnya, termasuk pentingnya menjaga pola hidup yang lebih sehat setelah sembuh nanti. Irman juga mendapatkan pelayanan yang memuaskan dan membuat proses penyembuhannya berjalan lebih cepat.
“Dokter dan perawatnya ramah dan sabar, mereka selalu memberikan dukungan moral agar saya semangat untuk sembuh. Kami pun tidak dipusingkan oleh urusan administrasi karena semuanya dibantu oleh petugas,” tambah Irman.
Pengalaman itu menjadi titik balik bagi Irman. Sebagai pegawai kantoran yang sebelumnya jarang memperhatikan kesehatan, kini ia menjadi lebih sadar betapa pentingnya keberadaan
jaminan kesehatan.
“Sebelumnya saya menganggap bahwa potongan iuran setiap bulan merupakan pengeluaran tambahan. Tetapi setelah menderita penyakit ini, saya benar-benar paham betapa berharganya program JKN,” terang Irman.
Irman tidak pernah menyangka, dengan berbekal kartu JKN tersebut seluruh pengobatannya dapat diselesaikan tanpa biaya tambahan sedikit pun. Ia menilai, tidak pernah menemukan kendala apa pun selama berobat menggunakan kartu JKN.
“Sangat disayangkan jika masih ada orang yang mengatakan jika berobat pakai BPJS Kesehatan itu ribet karena faktanya saya bisa berobat dengan nyaman dan gratis hingga sembuh. Bahkan, pelayanannya pun tidak ada perbedaan dengan pasien umum dan tidak ada batasan hari rawat inapnya,” tegas Irman.
Irman berharap agar BPJS Kesehatan dapat memperkuat layanan dan menjadi penopang kesehatan bagi warga yang membutuhkan. Baginya, pengalaman sakit adalah pengingat untuk lebih menghargai kesehatan dan bersyukur atas kemudahan yang ia dapatkan melalui program JKN.
“Program JKN merupakan salah satu alasan kenapa saya masih bisa bekerja dan berada di sini hari ini. Untuk warga lainnya percayalah, manfaat BPJS Kesehatan itu sangat besar dan nyata, mungkin hari ini kita belum sakit dan bisa jadi suatu saat kita akan membutuhkannya” pungkas Irman. (HM)