HEADLINE
Gubernur Keluarkan Peringatan Tegas: Jangan Ada yang Mengambil Keuntungan di Tengah Bencana    
Jumat, Desember 05, 2025

On Jumat, Desember 05, 2025

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah. 
BENTENGSUMBAR.COM
- Di tengah duka mendalam akibat bencana alam yang melanda berbagai wilayah di Sumatera Barat, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah mengeluarkan peringatan keras kepada seluruh pelaku usaha dan jaringan distribusi pangan agar tidak memanfaatkan situasi ini dengan menaikkan harga bahan pokok maupun kebutuhan penting masyarakat lainnya.

Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah kabupaten/kota termasuk Agam, Pasaman Barat, Padang Panjang, Tanah Datar, Padang, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, dan daerah lainnya mengalami kerusakan parah. 

Ribuan rumah rusak, infrastruktur hancur, dan ratusan warga kehilangan mata pencaharian. 

Di tengah kondisi tersebut, laporan awal mengenai adanya potensi spekulasi harga mendapat perhatian serius pemerintah.

Gubernur menegaskan mencari keuntungan dengan menekan masyarakat pada saat seperti ini adalah tindakan yang tidak bermoral, tidak berempati, dan bisa dikenai sanksi hukum yang berat.

"Ketika masyarakat berjuang menyelamatkan keluarga, mencari makanan, air bersih, dan tempat tinggal sementara, tidak boleh ada pihak yang memanfaatkan penderitaan ini. Siapa pun yang mencoba menaikkan harga secara tidak wajar akan berhadapan dengan pemerintah dan aparat penegak hukum," tegas Gubernur di Padang, Jum'at (5/12/2025).

Untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang, Gubernur meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Dinas Pangan, Dinas Perdagangan, dan instansi terkait lainnya untuk melakukan pemantauan harga dan stok harian di seluruh pasar utama provinsi, memeriksa rantai distribusi guna mencegah praktik penimbunan barang secara berkala.

Selain itu, Gubernur juga menginstruksikan kepada instansi terkait untuk berkoordinasi intensif dengan Bulog dan distributor besar untuk memastikan suplai beras, gula, minyak goreng, telur, dan kebutuhan utama lainnya tetap aman.

Di saat yang sama, Gubernur juga meminta kepada seluruh bupati dan wali kota untuk:

1. Melaksanakan operasi pasar dan gerakan pangan murah secara masif, terutama di daerah terdampak berat.

2. Melakukan pendataan sarana industri perdagangan terdampak, seperti pasar, sentra industri, pelaku industri kecil menengah (IKM) dan industri menengah besar (IMB) di daerah masing-masing.

3. Melakukan upaya antisipatif dan responsif untuk menjaga ketersediaan barang pokok, barang penting dan elpiji di tengah keterbatasan akses logistik antar kota/ wilayah saat ini sehingga tidak terjadi kenaikan harga.

4. Melakukan upaya pelarangan, pengawasan dan tindakan terhadap pedagang yang menaikkan harga diatas aturan yang ditetapkan dan atau yang diluar kewajaran untuk barang pokok dan penting serta barang kebutuhan hidup lainnya.

5. Meminta OPD terkait melakukan koordinasi intens dengan OPD Provinsi serta Kementerian, baik dalam rangka pendataan dan formulasi solusi bersama yang dapat dilakukan.

"Tugas kita bukan hanya menanggulangi bencana, tetapi juga memastikan masyarakat dapat membeli kebutuhan hariannya dengan harga yang terjangkau. Ini adalah bentuk solidaritas dan keberpihakan pemerintah kepada rakyat," ujar Gubernur.

Gubernur mengajak seluruh pelaku usaha, distributor, pedagang, dan semua elemen masyarakat untuk menjaga empati dan solidaritas. 

“Kita bisa bangkit lebih cepat bila kita saling menjaga. Jangan menambah beban rakyat yang sedang berduka,” tutup Gubernur. (adpsb/bud)

Rachmad Wijaya Desak Perumda Air Minum Padang Beri Kompensasi kepada Pelanggan Terdampak    
Jumat, Desember 05, 2025

On Jumat, Desember 05, 2025

Rachmad Wijaya Desak Perumda Air Minum Padang Beri Kompensasi kepada Pelanggan Terdampak
Ketua Komisi II DPRD Kota Padang, Rachmad Wijaya mendesak Perumda Air Minum Kota Padang memberikan kompensasi kepada pelanggan yang terdampak mati air sejak banjir bandang. 
BENTENGSUMBAR.COM
- Ketua Komisi II DPRD Kota Padang, Rachmad Wijaya mendesak Perumda Air Minum Kota Padang memberikan kompensasi kepada pelanggan yang terdampak mati air sejak banjir bandang melanda daerah itu. 

Menurutnya, situasi darurat tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan hak-hak masyarakat sebagai pelanggan yang selama ini membayar layanan secara rutin.

Rachmad Wijaya menyebutkan, ribuan warga kini kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. 

Kondisi ini, kata dia, jelas menimbulkan kerugian bagi masyarakat, karena air merupakan kebutuhan mendasar yang tidak bisa ditunda maupun diganti dengan alternatif lain.

“Perumda Air Minum atau PDAM memang sedang berupaya memperbaiki intake yang rusak. Namun pelanggan tetap berhak atas kompensasi. Direksi PDAM jangan tinggal diam. Perbaikan jalan terus, tapi kompensasi itu wajib,” tegas Rachmad Wijaya, politisi Partai Gerindra.

Rachmad menyoroti bahwa banyak perusahaan layanan publik memberikan kompensasi saat terjadi gangguan besar. Telkomsel memberikan kuota gratis 3 GB selama tujuh hari dalam masa tanggap darurat.

PLN pun pernah memberi diskon hingga 50 persen bagi pelanggan terdampak. Padahal infrastruktur mereka juga terdampak.

“Perusda Air Minum jangan hanya menghitung profit atau kondisi keuangan. Kerugian akibat banjir memang besar, tapi masyarakat jauh lebih dirugikan. Diskon atau layanan gratis sementara waktu akan sangat meringankan beban warga,” ujar Wakil Sekretaris DPD Partai Gerindra Sumbar tersebut.

Selain mendesak kompensasi, Rachmad menyebut DPRD Kota Padang akan mendorong percepatan pemulihan jaringan air minum. 

Ia menegaskan DPRD siap menggalang dukungan dari pemerintah pusat dan instansi terkait agar proses perbaikan berjalan lebih cepat dan tepat sasaran. Pastinya juga menganggarkan dari APBD.

“Kami di DPRD Padang akan membantu percepatan pemulihan Perumda Air Minum, termasuk menjembatani bantuan dari pusat. Yang penting, jangan biarkan pelanggan terlalu lama menderita,” kata Ketua Alumni SMA 6 Padang ini.

Rachmad berharap PDAM segera mengambil langkah konkret untuk memastikan pelayanan kembali normal dan kepercayaan publik tetap terjaga. 

“Semoga aliran air pelanggan segera hidup kembali,” ujarnya. (*)

Kirim Petugas dan Alat Berat ke Malalo, Target PT BRM Bersihkan 63 Rumah dan Target Terdampak Galodo    
Jumat, Desember 05, 2025

On Jumat, Desember 05, 2025

Kirim Petugas dan Alat Berat ke Malalo, Target PT BRM Bersihkan 63 Rumah dan Target Terdampak Galodo
PT Bukit Raya Mudisa (BRM) mengirim tim berikut alat berat ke lokasi bencana.
BENTENGSUMBAR.COM
- Prihatin atas bencana banjir bandang dan longsor yang melanda pemukiman warga serta merusak sejumlah infrastruktur, PT Bukit Raya Mudisa (BRM) mengirim tim berikut alat berat ke lokasi bencana.

Sasaran pertama yang dibantu tim PT BRM yaitu membersihkan 64 unit rumah berikut 4 masjid di Kenagarian Padang Laweh dan Guguak Malalo. Di Baiang dan Muara Tambius sekitarnya merupakan titik terparah galodo Malalo.

Abdul Hadi dari PT BRM menuturkan, pihaknya bersama petugas gabungan dan relawan menargetkan pembersihan 64 rumah yang kondisinya dipenuhi materi akibat Galodo.

"Untuk mempermudah proses pembersihan rumah, kita gunakan alat semprot air. Sejauh ini hasilnya cukup memuaskan karena materi yang menumpuk bisa diurai dengan menggunakan alat ini," paparnya. 

Alat berat juga digunakan untuk membersihkan jalan utama, supaya arus lalu lintas kendaraan kembali lancar.

Diharapkan aktivitas masyarakat bisa kembali pulih, termasuk untuk memudahkan proses bantuan yang akan didatangkan ke tiga jurong tersebut.

"Kita bersama petugas Kepolisian dan TNI serta relawan akan terus bergotong royong untuk membenahi tiga jurong ini. Karena bisa dilihat sendiri, kondisinya memang mengkhawatirkan. Semoga bantuan ini bermanfaat dan bisa bantu meringankan beban yang kini dialami saudara kita di sini," ujarnya.

Duka Warga Terdampak Bencana

Air mata mengalir di pipi Yuharni, perempuan berusia 60 tahunan, yang rumahnya berada Jurong Padang Laweh, Kanagarian Malalo Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, karena rumahnya nyaris tak berbentuk lagi dihantam galodo.

Rumahnya bersama puluhan rumah warga lain yang berada tepat di tepian Danau Singkarak itu, hancur lebur setelah dihantam banjir badang alias Galodo, pada Jumat (28/11/2025) kemarin.

"Sejak tahun 1958, sudah delapan kali daerah kami dihantam Galodo. Tapi kali ini yang paling parah," ujarnya memulai cerita, Kamis (4/12/2025). 

Akibat musibah itu, dampaknya benar-benar dahsyat. Jalan utama di kawasan itu langsung terputus akibat terendam pasir bercampur batu dan batang kayu. 

Jembatan utama yang berada sekitar 200 meter dari rumah Harni, juga bobol. Aliran listrik putus total. 

Yang tersisa saat ini, hanya rumah-rumah warga yang dipenuhi dengan tanah bercampur kayu dan batu.

Sebagian rumah warga bahkan sudah tidak ada lagi, karena terseret Galodo dan hanyut ke dalam Danau Singkarak.

Beberapa batu dengan ukuran besar nyaris seukuran sebuah rumah, juga tampak bertebaran di mana-mana. 

Empat hari setelah kejadian, kondisinya memang agak lumayan. Karena jalan utama yang sempat terputus, kini sudah bisa dilintasi. 

Hal itu setelah pemerintah menurunkan alat berat guna membersihkan badan jalan yang sudah terlanjut tertutup tanah. 

Namun tidak demikian halnya dengan rumah-rumah warga yang masih tersisa dan selamat dari hantaman Galodo. Karena kebanyakan dalam kondisi mengkhawatirkan. 

Tumpukan tanah bercampur batu dan kayu yang tingginya mencapai 1,5 meter, memenuhi seluruh rumah tanpa kecuali.

Beberapa rumah yang berada tepat di tepian Danau Singkarak, seolah hanya menunggu waktu untuk roboh dan terjun bebas ke danau yamg berada di bawahnya. 

"Kejadiannya begitu tiba-tiba, tepat saat masyarakat di sini hendak melaksanakan Salat Jumat," tutur Supriyatno, tetangga Yuharni.

Nasib Suprayitno bahkan lebih mengenaskan. Rumahnya yang berukuran 9 meter X 12 meter, bahkan sudah lenyap sama sekali. 

Yang ada sekarang hanya timbunan tanah beserta batu besar, yang datang dari bukit yang berjarak sekitar 5 kilometer dari kampung mereka. 

Untungnya, meski kondisi jurong itu porak poranda, tidak satu pun warga yang menjadi korban dalam musibah itu. 

"Sebenarnya, Galodo sudah terjadi pada hari Selasa (24/11/2025) sebelumnya. Karena kami sudah beberapa kali mengalami, warga langsung mengungsi. Sehingga ketika Galodo besar terjadi pada hari Jumat, tidak ada lagi warga yang berada di rumah," terang Juharni. 

Hantam 3 Jurong 

Data yang dihimpun dari lokasi kejadian, Galodo yang menimpa kawasan Malalo menghantam tiga jurong, yakni Padang Laweh, Guguak Malalo dan Muara Tambius. Sedangkan kerusakan paling parah berada di Muara Tambius, yang lokasinya memang berada di tepi aliran anak sungai yang bermuara ke Danau Singkarak. 

Lokasinya sekitar 200 meter dari dua jurong lain. Di tempat ini, tidak banyak rumah warga yang tersisa. 

Karena posisinya yang berada di tepi sungai, kebanyakan materi yang terbawa serta dalam Galodo menghantam kawasan itu. 

Namun demikian, kondisi di dua jurong lainnya juga tak begitu jauh berbeda. 

Hal ini disebabkan Galodo yang terjadi kali ini, memang berbeda. Seperti dituturkan Suprayitno, Galodo yang menimpa jurong Padang Laweh dan Guguak Malalo berasal dari aliran air bercampur tanah, batu dan kayu, yang sama sekali baru. 

Aliran baru ini muncul dari guguran bukit yang berjarak sekitar 5 kilometer dari tempat mereka. 

Sebelum menghantam kawasan pemukiman warga, Galodo terlebih dahulu melabrak dan meluluhlantakkan puluhan hektar lahan perkebunan milik masyarakat yang berada di bawahnya. 

"Ada juga lahan sawah yang ikut tertimbun, tapi kami belum tahu berapa luasnya. Yang pasti cukup luas lah," tambah pria yang juga sumando di kampung itu.

Perbaikan Terus Berjalan 

Dari pantauan lapangan, sepanjang Kamis (4/12/2025), proses perbaikan terus berjalan di tiga jurong tersebut

Petugas dari Kepolisian dan TNI serta relawan, terus bahu membahu membersihkan lahan yang terendam tanah bercampur batu. 

Termasuk bantuan dari petugas dan alat berat serta pendukung lainnya dari PT Bukit Raya Mudisa (BRM) yang bergabung dengan tim TNI serta BPBD Tanah Datar.

Yuharni memang sangat berharap, proses perbaikan khususnya membersihkan rumah-rumah warga dari material akibat Galodo, berjalan dengan cepat. Karena sampai saat ini, mereka masih bertahan di tempat pengungsian. 

"Rumah kami sudah tidak bisa dihuni lagi karena tanah dan batu sudah penuh semua. Ini yang paling kami butuhkan sekarang. Jadi kalau bisa kami sudah bisa kembali lagi ke rumah. Nanti perbaikan lain bisa menyusul," harapnya. (ms)

Wilmar Serahkan 6 Ton Bantuan untuk Korban Bencana di Sumbar    
Jumat, Desember 05, 2025

On Jumat, Desember 05, 2025

Wilmar Serahkan 6 Ton Bantuan untuk Korban Bencana di Sumbar
Bantuan diserahkan langsung oleh Head PGA Wilmar Unit Padang, Rendy dan diterima oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. 
BENTENGSUMBAR.COM
- Dukungan dari dunia usaha terus mengalir untuk membantu percepatan pemulihan pascabencana hidrometeorologi di Sumatera Barat (Sumbar). 

Terbaru, Wilmar Unit Padang menyerahkan bantuan berupa beras dan minyak goreng kepada Pemerintah Provinsi Sumbar.

Bantuan diserahkan langsung oleh Head PGA Wilmar Unit Padang, Rendy dan diterima oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, di halaman Istana Gubernuran, Jumat (5/12/2025).

Rendy menjelaskan, total bantuan yang dialokasikan Wilmar untuk Sumbar mencapai sekitar 6 ton.

Sebagian bantuan bahkan telah lebih dulu disalurkan langsung ke sejumlah titik terdampak di Pasaman, Agam, dan Padang Pariaman.

“Totalnya sekitar enam ton untuk Sumbar. Sebagian sudah kami kirim langsung ke daerah terdampak, karena pabrik dan kebun kami berada di Pasaman, Agam, dan Padang Pariaman. Di lokasi itu kami juga membantu perbaikan jalan serta memastikan karyawan yang terdampak mendapatkan bantuan,” jelas Rendy.

Ia menegaskan bantuan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab sosial dan kepedulian Wilmar terhadap masyarakat. 

“Harapan kami, Sumatera Barat bisa cepat pulih, begitu juga saudara-saudara kita di Sumatera Utara dan Aceh. Semoga semua daerah bangkit kembali,” tutupnya.

Gubernur Mahyeldi menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kontribusi Wilmar. 

Menurutnya, dukungan dari pelaku industri memiliki peran besar dalam memperkuat penanganan pemerintah, terutama bagi masyarakat yang tengah menghadapi masa sulit.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, kami menyampaikan terima kasih kepada Wilmar. Bantuan ini sangat berarti bagi masyarakat yang sedang berusaha memulihkan kehidupan mereka setelah bencana,” ujar Mahyeldi.

Gubernur menambahkan, kolaborasi pemerintah dengan dunia usaha menunjukkan bahwa nilai gotong royong dan solidaritas masih sangat kuat di Sumbar.

“Kami mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang bergerak cepat ikut membantu. Ini bukti bahwa kemanusiaan tetap menjadi prioritas bersama. Pemerintah memastikan seluruh bantuan sampai kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” katanya.

Mahyeldi berharap sinergi dengan dunia usaha dapat terus terjaga. Agar Sumbar bisa pulih cepat.

“Dengan dukungan semua pihak, insyaallah Sumatera Barat bisa bangkit lebih cepat,” tutupnya.(adpsb/cen/bud)

Semua Tertimbun Kecuali Solidaritas    
Jumat, Desember 05, 2025

On Jumat, Desember 05, 2025

Oleh: Adrian Tuswandi, Dewan Pakar PWI Pusat dan Ketua JPS
Oleh: Adrian Tuswandi, Dewan Pakar PWI Pusat dan Ketua JPS. 

HUMANITY action tengah berlangsung di banyak daerah bencana banjir bandang, air seras bawa lumpur gelondongan kayu, nestapa, sedih hancue sudah menyatu di korbean bencana yang diakibatkan oleh bencana Hidrometeorologi.

Seorang anak sewa eskavarorncari jasas ibunya, bapak menangis di tumoukan jutaan kubik tanah longsir mencari putrinya dan tangis warga melihat kamoungnya hancur tertimbun di sepanjang pulau Sumatra bagian Utara, Aceh, Sumut dan Sumbar.

Peristiwa naas jelang berakhinya November,  banyak kampung di Sumatra bagian utara disapu banjir bandang.

Hujan berhari-hari, puncaknya Rabu pagi 27 November 2025 di buat Sumbar, Sumut dan Aceh nestapa. Sejumlah kampung pun diterjang banjir bandang.

Di Sumatera Barat pekikan minta tolong terdengar membahana ke seluruh negeri, sebut saja  Salareh Aie, Malalak, Malalo, Jembatan Kamba, Lumin Park, Batu Busuk dan banyak lokasi terdampak. Air berwarna kecoklatan bergulung gulung deras buas mencari mangsanya.

Tidak sekedar air deras  saja, tapi ada lumpur dan ada batang kayu jutaan kubik dibawanya, menghondoh siapa dan apa pun mengahadang. Seketika itu ranah minang baurai aie mato (berurai air mata)   

Salareh Aie, Matur, Malalak, Jambatan Kama Silaing, Kasai, Malalo, Batu Busuk, Bayang, Solok,  Ya Allah semua terendam lalu tertimbun, ratusan korban jiwa mengahadap Mu Ya Rabb dan ratusan rumah warga tertimbun.

Semua tertimbun oleh lumpur dan potongan kayu diduga kayu dari tebangan liar alias ilegal loging. 

Tapi sesaat setelah bencana, tumbuh menjulang subur pohon raksasa bernama pohon solidaritas berbagai kalangan pun melakukan aksi kemanusian untuk korban banjir bandang.

Pohon solidaritas dipupuk dengan narasi dan video jurnalis maupun netizen di banyak media sosial, menanarkan mata siapa saja membaca dan melihatnya.

Gelombang solidaritas pun mengalir deras ke titik bencana yang terisolasi, mulai spontanitas per orangan, komunitas relawan, selebgram negeri, hingga RI 1 dan RI 2 Republik Indonesia.

"Saya pastikan semua korban ditangani dan infrastruktur dibangun kembali,"seperti itu lah Presiden RI Prabowo saat mengunjungi pengungsi di daerah bencana banjir bandang di Aceh, Sumut sumbar.

Presiden pun menjadi panglima tertinggi menggelombang solidariats dan empati negeri.

Perusahaan BUMN pun bersipokok (bahu membahu) dan lewat aksi cepat dari COO Danantara Dony Oskaria.

"BUMN milik rakyat, dia harus hadir saat masyarakat membutuhkan, tunjukan peduli nya membantu daerah bencana di Sumatra, terus upgrade apa sjaa yang BUMN perbuat kepada korban dan daerah bencana itu "ujar Dony saat rapat dengan petinggi BUMN di BIM Padang Senin 1 Desember 2025.

Wakil Rakyat dari Sumbar pun berjbaku bantu daerah bencana di Sumatra. Andre Rosiade, Kamis sudah berbaur dengan banyak korban di Padang dia terus bergerak peduli hingga Salareh Aie Palembayan Agam, Andre menggedor semua pintu tertutup kepedulian, semua untuk korban bencana. 

Zigo Rolanda pun tak kenal waktu membantu banyak daerah bencana. Zigo pun berteriak bagaimana intage PDAM di Padang yang hancur karena galodo segera mungkin dilakukan tindakan perbaikan darurat, karena paska banjir bandang Kota Padang krisis parah air bersih.

Rahmat Saleh, Hj Nevi Zuairina, Shadiq Pasadique dan Beni Utama,l hingga Cindy Monika meski beda partai di DPR RI, untuk bencana mereka bergerak serempak selamatkan jiwa dan darah becana.

Para selebgram anak minang pun bergerak peduli, ada Ferry Irwandi, Khairen, Pras dan banyak yang lain tersentak menyaksikan dampak dahsyat bencaan Sumbar sehari Rp 10 miliar terkumpul donasi untuk bencana banjir bandang Sumatra. 

Menteri Pertanian Amran pun menginisiasi donasi peduli sejam Allhamdulillah terkumpul Rp 85 miliar. Lalu Dedi Mulyadi (KDM) juga dalam waktu singkat raup Rp 7 miliar dan langsung beraksi dengan posko penyalurannya di Kota Padang Sumbar.

Semua tertimbun, banyak kampung terisolasi, tapi tumbuh besar solidaritas negeri, menjadi bukti bencana Aceh, Sumut dan Sumbar adalah bencana Indonesia bahkan dunia.

Semua korban menangis, saudara se Indonesia pun sabak (berlinang air mata), seperti tidak membiarkan sedih dirasakan sendiri oleh korban banjir bandang itu. Presiden Prabowo pun dengan jajarannya menegaskan bahwa negara harus hadir di bencana Sumatra. 

Melihat gelobang solidaritas bisa disebut bahwa  penanganan bencana banjir bandang secara nasional.

Ayo solidaritas tubuh kekar dan gagah lah kamu, teduhi tanah bencana di Sumbar, Sumut dan Aceh.

Salam Tangguh dan Bangkit negeri kami!!!! 

(*)

Gubernur Sumbar Instruksikan Percepatan Layanan Administrasi Kependudukan bagi Korban Bencana    
Jumat, Desember 05, 2025

On Jumat, Desember 05, 2025

Gubernur Sumbar Instruksikan Percepatan Layanan Administrasi Kependudukan bagi Korban Bencana
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. 
BENTENGSUMBAR.COM
- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) memperkuat langkah tanggap darurat pasca bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah kabupaten/kota.

Guna memastikan hak-hak administrasi kependudukan warga terdampak tetap terpenuhi, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menerbitkan instruksi resmi melalui Surat Nomor 400.12.4.2/479/Dukcapil/XII/2025 tertanggal 1 Desember 2025, yang ditujukan kepada seluruh bupati dan wali kota se-Sumatera Barat.

Dalam surat tersebut, Gubernur menegaskan pelayanan administrasi kependudukan adalah bagian esensial dari pemulihan sosial masyarakat setelah bencana. 

Dokumen kependudukan, menurutnya, tidak hanya berfungsi sebagai identitas, namun menjadi pintu akses bagi warga untuk menerima bantuan, layanan sosial, dan program pemulihan lainnya.

“Dalam situasi seperti ini, masyarakat membutuhkan kepastian dan perhatian penuh dari pemerintah. Dokumen kependudukan adalah hak dasar setiap warga negara. Karena itu, seluruh layanan harus dipermudah, dipercepat, dan diberikan tanpa hambatan serta tanpa biaya,” tegas Gubernur di Padang, Jum'at (5/12/2025).

Melalui instruksi tersebut, Gubernur meminta pemerintah kabupaten/kota untuk bergerak cepat dengan membuka layanan aktif di lapangan, di antaranya:

• Pendirian posko layanan adminduk di lokasi terdampak,
• Layanan di tempat pengungsian,
• Layanan jemput bola untuk warga yang tidak dapat mengakses pusat layanan,
• Penerbitan ulang KTP-el, Kartu Keluarga, akta kelahiran, akta kematian, dan dokumen lainnya secara cepat dan tanpa pungutan biaya.

Gubernur juga meminta agar dilakukan pendataan cepat dan akurat dengan melibatkan nagari dan kelurahan, sehingga tidak ada warga terdampak yang terlewat dari layanan penerbitan ulang dokumen.

Selain faktor teknis, Mahyeldi juga menekankan pentingnya empati dalam pelayanan. Apalagi terhadap masyarakat yang tengah berada dalam situasi sulit, seperti korban bencana. 

“Banyak warga kita sedang berada dalam kondisi trauma dan kehilangan. Pelayanan yang kita berikan bukan hanya soal administrasi, tetapi juga menghadirkan ketenangan dan kepastian. Pastikan masyarakat merasa dibantu, dilayani, dan ditemani,” ujarnya.

Pemprov Sumbar juga menekankan perlunya koordinasi lintas sektor agar validasi data dapat dilakukan secara cepat. 

Dengan demikian, berbagai bentuk bantuan, baik dari pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah dapat disalurkan secara tepat sasaran dan akuntabel.

Pemerintah kabupaten/kota diminta untuk melaporkan perkembangan pelaksanaan layanan secara berkala kepada Gubernur melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Provinsi Sumbar.

Melalui instruksi ini, Pemprov Sumbar menegaskan komitmennya bahwa tidak boleh ada satu pun warga terdampak yang kehilangan hak administratifnya. 

Negara hadir melalui langkah cepat, koordinasi terpadu, serta pelayanan yang manusiawi dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat, terutama mereka yang sedang menghadapi masa-masa tersulit. (Adpsb/bud)

Aksi Relawan Mahasiswa KKN UNAND Tanjung Alam 2026 di Posko Bencana Batu Busuk, Padang    
Jumat, Desember 05, 2025

On Jumat, Desember 05, 2025

Aksi Relawan Mahasiswa KKN UNAND Tanjung Alam 2026 di Posko Bencana Batu Busuk, Padang
Bencana banjir yang melanda kawasan Padang beberapa waktu lalu meninggalkan jejak duka yang belum sepenuhnya pulih. 
BENTENGSUMBAR.COM
- Bencana banjir yang melanda kawasan Padang beberapa waktu lalu meninggalkan jejak duka yang belum sepenuhnya pulih. 

Di tengah kesibukan warga memulihkan kondisi lingkungan, bantuan dari berbagai pihak terus mengalir, termasuk dari Tim Mahasiswa KKN UNAND Tanjung Alam 2026. 

Mereka turun langsung ke salah satu posko pengungsian di daerah Batu Busuk, Rimbo Panjang, Padang sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas terhadap masyarakat terdampak.

Kedatangan para mahasiswa ini disambut hangat oleh warga yang sedang berjaga di posko.

Meski suasana masih penuh keterbatasan, semangat gotong royong yang terlihat di antara masyarakat menjadi pengingat bahwa ketangguhan memang tumbuh dari kebersamaan.

Dalam kunjungan tersebut, Tim KKN membawa bantuan berupa makanan dan minuman, masing-masing sebanyak dua kardus, untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar warga, yang nantinya akan dibagikan ke rumah-rumah.

Bantuan tersebut diserahkan secara langsung kepada salah satu warga yang bertanggung jawab dalam pengelolaan posko. 

Proses penyerahan berlangsung sederhana namun penuh makna. 

Bagi warga, perhatian dari mahasiswa ini bukan hanya soal isi kardus bantuan, tetapi juga tentang rasa peduli yang diberikan di saat keadaan belum sepenuhnya stabil.

Salah satu mahasiswa kemudian melakukan wawancara singkat dengan warga setempat. 

Percakapan berlangsung santai namun penuh informasi mengenai kondisi masyarakat setelah banjir yang merendam rumah-rumah mereka. 

Warga menceritakan bagaimana air yang tiba-tiba naik membuat banyak keluarga tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga, bahkan sebagian masih trauma karena kejadian terjadi di malam hari.

Saat ditanya mengenai kondisi posko, warga menjelaskan bahwa sebagian kebutuhan pokok masih tercukupi, namun beberapa bantuan masih diperlukan, terutama untuk jangka panjang. 

Mereka juga menekankan pentingnya dukungan moral, karena banyak warga yang mulai merasa lelah menghadapi proses pemulihan yang diperkirakan memakan waktu cukup lama.

Dalam wawancara itu, warga juga menyampaikan harapan besar agar ke depan pemerintah dan masyarakat lebih memperhatikan kondisi lingkungan. 

Menurut mereka, bencana banjir kali ini tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga oleh kerusakan alam yang semakin memprihatinkan. 

Mereka berharap ada langkah nyata untuk menjaga sungai, mengurangi pembuangan sampah sembarangan, serta mencegah pendirian bangunan di daerah rawan banjir.

Tim Mahasiswa KKN mengaku kunjungan tersebut memberi pelajaran berharga bagi mereka. 

Melihat langsung kondisi warga membuat mereka semakin memahami arti kepedulian sosial. 

Tidak hanya datang membawa bantuan, tetapi juga hadir untuk mendengar dan merasakan apa yang dialami masyarakat terdampak bencana.

Aksi kecil ini diharapkan dapat memberi semangat baru bagi warga Batu Busuk yang sedang berupaya bangkit dari masa sulit. 

Tim KKN UNAND Tanjung Alam 2026 berkomitmen untuk terus bisa berdampak bagi sekitar.

Tidak hanya sebagai tugas pengabdian semata, namun memang untuk merasakan perasaan yang sama dengan warga setempat. 

Mereka percaya bahwa setiap langkah, sekecil apa pun, akan memberi arti bagi masyarakat yang sedang berjuang memulihkan hidupnya.

Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian, para mahasiswa ini berharap apa yang mereka lakukan dapat menjadi dorongan bagi pihak lain untuk turut membantu. 

Karena pada akhirnya, pemulihan pasca bencana bukan hanya tugas pemerintah atau relawan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama sebagai sesama manusia. (*)

Menteri PKP - PWI Fasilitasi 5.000 Rumah Wartawan    
Jumat, Desember 05, 2025

On Jumat, Desember 05, 2025

Menteri PKP - PWI Fasilitasi 5.000 Rumah Wartawan
Kesepakatan ini dicapai dalam audiensi antara Menteri PKP Maruarar Sirait dan Ketua Umum PWI Pusat Akhmad Munir di Kantor PKP, Jakarta, Jumat (5/12).
BENTENGSUMBAR.COM
- Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat sepakat memfasilitasi 5.000 unit rumah subsidi bagi wartawan di seluruh Indonesia.

Kesepakatan ini dicapai dalam audiensi antara Menteri PKP Maruarar Sirait dan Ketua Umum PWI Pusat Akhmad Munir di Kantor PKP, Jakarta, Jumat (5/12).

Dalam pertemuan tersebut, Menteri PKP Maruarar Sirait yang akrab disapa Ara menegaskan bahwa penyediaan rumah subsidi bagi wartawan merupakan komitmen bersama untuk meningkatkan akses hunian layak bagi seluruh wartawan.

Ia menekankan bahwa pemerintah ingin memastikan semua kelompok masyarakat termasuk wartawan yang berada di garis depan penyampaian informasi memiliki kesempatan untuk memperoleh rumah yang layak dan terjangkau.

“Saya sangat menghormati profesi wartawan. Karena itu kami ingin wartawan memperoleh hak dan informasi yang jelas. Program rumah subsidi ini wujud kehadiran negara, sesuai program Presiden Prabowo,” tegas Menteri Ara.

Ia menantang PWI agar segera menyiapkan data dan melakukan sosialisasi masif kepada wartawan di seluruh Indonesia agar program ini tepat sasaran dan dapat direalisasikan sepenuhnya.

Menteri Ara bahkan menyampaikan bahwa 5.000 unit tersebut harus terserap seluruhnya pada 2026, tantangan yang langsung disanggupi oleh Ketum PWI.

"Deal, ya?” tanya Menteri Ara.

“Ya, deal,” jawab Akhmad Munir.

Menanggapi komitmen tersebut, Munir yang juga Direktur Utama LKBN Antara menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan insan pers. 

Ia menegaskan bahwa PWI siap menggerakkan jaringannya untuk memastikan program ini dapat diakses secara luas, tidak hanya oleh anggota PWI tetapi seluruh wartawan yang membutuhkan hunian layak.

Menurutnya, fasilitas ini menjadi angin segar terutama bagi wartawan yang selama ini kesulitan memperoleh rumah karena penghasilan yang terbatas.

“Terima kasih kepada Menteri PKP yang telah menyediakan fasilitas pengadaan rumah bagi wartawan. Kami berharap seluruh wartawan di Indonesia memanfaatkan kesempatan ini,” ujarnya.

Sosialisasi untuk Masyarakat

Selain penyediaan rumah, Menteri Ara juga meminta dukungan PWI untuk membantu menyebarluaskan informasi mengenai program Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP).

KPR FLPP adalah subsidi perumahan dari pemerintah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), yang bertujuan membantu masyarakat memiliki rumah dengan suku bunga tetap 5% selama masa tenor, cicilan ringan, jangka waktu hingga 20 tahun.

"Dan uang muka yang terjangkau," ujar Ara.

Melalui dukungan PWI, ia mengharapkan informasi mengenai pembelian rumah bersubsidi dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas, termasuk wartawan, sehingga mereka memahami mekanisme pembelian rumah yang aman, legal, dan terjangkau.

Kolaborasi ini juga diharapkan dapat menghindarkan publik dari misinformasi terkait program perumahan.

Sebagai tindak lanjut, PWI Pusat akan menggelar sosialisasi nasional bersama Kementerian PKP, BP Tapera, developer, dan agen properti pada Selasa, 9 Desember 2025, yang akan digelar dari kantor PWI Pusat.

“Kami mengajak pengurus PWI provinsi dan kabupaten/kota serta seluruh anggota untuk mengikuti sosialisasi ini,” kata Akhmad Munir.

Ia menjelaskan bahwa program ini sangat relevan, mengingat PWI memiliki sekitar 35.000 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, dapat mengakses skema subsidi sesuai aturan KPR FLPP.

Dengan pendapatan sekitar Rp2–3 juta, seorang wartawan dapat mengakses rumah subsidi dengan cicilan sekitar Rp1.080.000 per bulan.

“Alhamdulillah, program ini memberi solusi nyata bagi kesejahteraan insan pers,” ujar Munir.

Program penyediaan 5.000 rumah untuk wartawan ini sekaligus menjadi bagian dari kontribusi Kementerian PKP dalam menyukseskan Program Tiga Juta Rumah Presiden Prabowo Subianto. (*)