HEADLINE
Wako Padang Fadly Amran Menghadiri Senam Massal Gebyar KORMI Kota Padang    
Minggu, Desember 28, 2025

On Minggu, Desember 28, 2025

BENTENGSUMBAR.COM – Mengisi akhir pekan, Wali Kota Padang Fadly Amran menghadiri Senam Massal Gebyar Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Padang yang digelar di Lapangan Apeksi, Balai Kota Padang, Aie Pacah, Minggu (28/12/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh ratusan masyarakat serta berbagai kelompok senam yang ada di Kota Padang. Suasana semakin semarak dengan penampilan barongsai yang menghibur para peserta senam dan pengunjung.

Fadly Amran menyampaikan apresiasi atas konsistensi KORMI Kota Padang dalam menggelar kegiatan olahraga rekreasi secara rutin. Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan cita-cita Pemerintah Kota Padang dalam mewujudkan Padang menjadi kota sehat.

“Kami menaruh harapan besar kepada KORMI Kota Padang untuk terus menggerakkan masyarakat agar aktif berolahraga dan berkreasi dengan semangat kebersamaan. Jika ini terus digerakkan, insyaallah akan semakin banyak masyarakat yang terlibat,” ujar Fadly Amran.

Wali Kota Padang menegaskan, Pemerintah Kota Padang memberikan dukungan penuh terhadap berbagai kegiatan KORMI Kota Padang karena mampu mendorong gaya hidup sehat di tengah masyarakat Kota Padang.

Ketua KORMI Kota Padang Helmi Moesim menyampaikan, Gebyar KORMI Kota Padang merupakan agenda tahunan yang melibatkan berbagai kelompok senam dan masyarakat umum. 

Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk membangkitkan semangat masyarakat pascabencana yang terjadi pada November lalu.

“Melalui kegiatan ini kami ingin mengajak masyarakat bangkit bersama, tetap sehat, dan terus bersemangat. Terimakasih kami ucapkan kepada Pemerintah Kota Padang yang telah memberikan dukungan terhadap kegiatan kami ini,” ujar Helmi Moesim yang juga anggota DPRD Kota Padang ini.

Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta, Senam Massal Gebyar KORMI Kota Padang juga menyediakan berbagai doorprize menarik, seperti sepeda, kulkas dua pintu, lemari es, serta hadiah lainnya. (*)

Wako Padang Fadly Amran Menyampaikan Apresiasi Tinggi atas Terselenggaranya Peradi Run 2025    
Minggu, Desember 28, 2025

On Minggu, Desember 28, 2025

Wako Padang Fadly Amran Menyampaikan Apresiasi Tinggi atas Terselenggaranya Peradi Run 2025
Wali Kota Padang, Fadly Amran, menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya Peradi Run 2025 yang diinisiasi oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) Padang

BENTENGSUMBAR.COM
- Wali Kota Padang, Fadly Amran, menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya Peradi Run 2025 yang diinisiasi oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) Padang.

Ajang lari yang mengusung konsep sport tourism dan kepedulian sosial ini mempertandingkan dua kategori, yakni 5 Kilometer (5K) dan 10 Kilometer (10K). Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 700 peserta, dengan titik start dan finish dipusatkan di Jalan Batang Arau, kawasan Kota Tua Padang.

“Kami mengapresiasi DPC Peradi Padang yang telah menggelar kegiatan sangat positif ini. Peradi Run 2025 tidak hanya mendorong gaya hidup sehat, tetapi juga menghadirkan kepedulian nyata bagi korban bencana di Sumatera Barat (Sumbar),” ujar Fadly Amran saat melepas peserta Peradi Run 2025 bersama Gubernur Sumbar, Mahyeldi, Minggu (28/12/2025) pagi.

Fadly menambahkan, pemilihan kawasan Kota Tua Padang sebagai rute lari menjadi nilai tambah tersendiri dalam memperkenalkan potensi wisata sejarah Kota Padang kepada masyarakat luas, termasuk peserta dari luar daerah.

“Melalui kegiatan ini, peserta dapat menikmati keindahan kawasan Kota Tua Padang sekaligus berkontribusi membantu sesama. Hal ini sejalan dengan upaya Pemko Padang dalam mengembangkan sport tourism serta revitalisasi kawasan Kota Tua,” jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas digelarnya Peradi Run 2025 yang turut membantu masyarakat terdampak bencana hidrometeorologi di Sumbar yang terjadi akhir November 2025 lalu.

“Kegiatan ini mencerminkan solidaritas dan kepedulian bersama untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah di berbagai daerah,” ungkap Mahyeldi.

Ketua DPC Peradi Padang, Miko Kamal, menjelaskan bahwa Peradi Run 2025 merupakan salah satu rangkaian kegiatan penutup akhir tahun yang memadukan olahraga, kebersamaan keluarga, dan aksi sosial.

“Peserta tidak hanya berasal dari berbagai daerah di Sumatera Barat, tetapi juga dari luar provinsi. Mereka melintasi rute kawasan bersejarah Kota Tua Padang yang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Kota Padang,” ujarnya.

Ia menambahkan, Peradi Run 2025 digelar juga dalam rangka memperingati hari lahir Peradi yang jatuh pada 21 Desember, sekaligus sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak bencana.

“Seluruh keuntungan dari kegiatan ini akan disalurkan untuk membantu korban bencana di Sumatera Barat. Setiap peserta kategori 10K secara otomatis menyumbang Rp10.000, sedangkan peserta kategori 5K menyumbang Rp5.000,” pungkasnya. (*)

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi    
Minggu, Desember 28, 2025

On Minggu, Desember 28, 2025

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi
Banyaknya persoalan yang dilakukan Warga Negara Asing (WNA) asal China tidak terlepas dari kebijakan pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi yang memberikan karpet merah kepada WN China di Indonesia.

BENTENGSUMBAR.COM
- Banyaknya persoalan yang dilakukan Warga Negara Asing (WNA) asal China tidak terlepas dari kebijakan pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi yang memberikan karpet merah kepada WN China di Indonesia.

Begitu yang disampaikan Direktur Pusat Riset Politik, Hukum, dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, merespons soal WN China yang melakukan penyerangan terhadap lima prajurit TNI dari Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 6/Satya Digdaya dan sejumlah karyawan sejumlah karyawan perusahaan di Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).

"Saya kira banyak masalah terkait WNA China tidak terlepas dari kebijakan pemerintahan Jokowi yang memberikan karpet merah kepada WN China di Indonesia," kata Saiful kepada RMOL, Minggu, 28 Desember 2025.

Menurut Saiful, permasalahan WN China karena pemerintah terlalu memberikan angin segar kepada WN China di Indonesia.

"Jika pemerintah tidak memberikan kelonggaran-kelonggaran bagi WN China di Indonesia, maka tidak mungkin terjadi seperti yang saat ini kita lihat dan kita dengar," terang Saiful.

Saiful melihat, WN China di Indonesia sudah menggerogoti semangat nasionalisme bangsa, mereka seolah-olah menjadi penghuni kelas utama dibandingkan dengan warga negara sendiri.

"Mestinya pemerintah sadar dan paham sehingga dapat memberikan batasan-batasan yang terukur kepada WN China di Indonesia," tutur Saiful.

Untuk itu kata akademisi Universitas Sahid Jakarta ini, dengan berbagai macam problematika WN China di Indonesia, mestinya pemerintah segera berbenah dan tidak lagi memberikan karpet merah bagi mereka.

"Pemerintah harus selektif dalam pemberian izin maupun bisnis kepada WN China di Indonesia, karena jika tidak mareka menjadi ngelunjak dan seakan-akan semuanya menjadi hak mereka dengan tanpa mengindahkan kewajibannya sebagai WNA di Indonesia," pungkas Saiful. (*) 

Sumber: RMOL

Bagi yang Tak Mau Tinggal di Huntara, Korban Bencana Dikasih 600 Ribu Untuk Ngontrak    
Minggu, Desember 28, 2025

On Minggu, Desember 28, 2025

Bagi yang Tak Mau Tinggal di Huntara, Korban Bencana Dikasih 600 Ribu Untuk Ngontrak
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menjelaskan, bantuan itu diberikan bagi kepala keluarga (KK) yang memilih tidak menempati hunian huntara. (Foto Huntara di Padang/Net). 

BENTENGSUMBAR.COM
- Tak hanya membangun hunian sementara (huntara), Pemerintah juga menyiapkan skema bantuan lain bagi warga terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bantuan tersebut berupa Dana Tunggu Hunian (DTH).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menjelaskan, bantuan itu diberikan bagi kepala keluarga (KK) yang memilih tidak menempati hunian huntara.

Dana ini dapat digunakan untuk mengontrak atau menyewa rumah, hingga proses pembangunan hunian tetap atau huntap, rampung.

“Akan diberikan sebesar Rp 600.000 per bulan, per KK,” ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers daring di kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (26/12/2025).

Untuk menjamin transparansi dan kecepatan, BNPB menerapkan mekanisme transfer langsung. Dana dikirim ke rekening penerima melalui bank pemerintah di Provinsi Aceh.

Pada tahap awal, pencairan mencakup periode tiga bulan  yakni pada Desember 2025, Januari 2026, dan Februari 2026.  Penyaluran dilakukan secara bertahap tanpa menunggu pendataan total selesai.

“Kalau ada 10, 100, atau 1.000, langsung ditransfer. Sebab datanya dinamis dan yang mendatang langsung dari lapangan,” terang Suharyanto.

Meski tersedia opsi dana tunai, ia menegaskan, pemerintah tetap melanjutkan pembangunan fisik huntara. Prosesnya terus dikebut, walaupun terkendala cuaca ekstrem.

“Tim di lapangan bekerja sangat intensif, bahkan hingga 18 jam, untuk pembersihan kawasan dan pembangunan huntara,” tandasnya.

Hingga saat ini, tercatat ada 25 kabupaten/kota di tiga provinsi yang telah mengajukan permohonan pembangunan huntara. Rinciannya 13 kabupaten/kota di Aceh, 6 di Sumut, dan 6 di Sumbar.

Terpisah, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait memastikan, pembangunan huntara akan dipercepat. Pada tahap pertama, pembangunan mencapai 2.603 unit.

Ara, sapaan akrabnya mengatakan, pembangunan telah dimulai di Sumut, meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, dan Sibolga. Hal yang sama akan segera dilakukan di Aceh dan Sumbar.

Upaya percepatan ini merupakan perintah Presiden Prabowo Subianto. Padahal menurut Ara, biasanya huntara belum dibangun jika status masih tanggap darurat.

“Tapi, Presiden ini luar biasa ingin lebih cepat,” kata Ara, di Jakarta Pusat, Jumat (26/12/2025).

Pembangunan huntara mempertimbangkan empat hal. Pertama, kepastian hukum. Lalu kedua, aman dari bencana. Berikutnya ketiga, aksebilitas ke fasilitas umum. Terakhir keempat, mudah dijangkau dari jalur logistik.

"Jangan kita memindahkan dari yang baru kena bencana alam, ke tempat yang tidak aman, jadi harus kita pastikan itu," tegas politisi Partai Gerindra ini.

Sementara, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta Pemerintah Daerah (Pemda) segera menyiapkan data masyarakat terdampak bencana secara akurat.

Pemda juga diminta untuk memastikan kesiapan lokasi pembangunan huntap yang clear and clean, yakni status hukumnya jelas dan aman dan layak secara teknis untuk dibangun.

Kemudian, tidak menimbulkan dampak lingkungan, serta tetap dekat dengan lingkungan sosial masyarakat, seperti pasar, akses logistik, sekolah, dan tempat ibadah.

“Semakin cepat menyiapkan lahan yang clear and clean, maka otomatis gerak kita akan cepat juga. Karena tidak mungkin (huntap) akan dibangun tanpa (lahan) clear and clean," urai Tito, Jumat (26/12/2025).

Selain melalui skema gotong royong, pemerintah juga telah menyiapkan penanganan melalui APBN untuk membangun huntap dengan jumlah unit yang jauh lebih banyak. Sehingga, seluruh korban akan tetap tertangani.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memastikan,  Pemerintah terus mengebut pembangunan huntara dan huntap.

Di Provinsi Aceh, pembangunan huntara telah memasuki tahap konstruksi di Kabupaten Pidie Jaya. Sementara enam kabupaten lainnya, yakni Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Tengah, Gayo Lues, Bener Meriah, dan Bireuen, masih berada pada tahap pematangan lahan serta pembukaan akses jalan menuju lokasi huntara.

Adapun Kabupaten Aceh Timur dan Nagan Raya masih dalam proses identifikasi lahan. Pratikno menjelaskan, pembangunan huntara dan huntap dilakukan secara kolaboratif oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat dengan dukungan TNI dan Polri, serta dikoordinasikan oleh BNPB.

“Tantangan utama memang penyiapan lahan oleh pemerintah daerah, sementara pembangunan fisiknya dikerjakan pemerintah pusat di bawah koordinasi BNPB,” tuturnya.

Sementara di Sumut, empat daerah telah memasuki tahap pembangunan huntara dan huntap, yakni Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Langkat.

Di Sumbar, pembangunan huntara berlangsung di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 8 unit huntara, Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 3 kopel, Kabupaten Padang Pariaman 7 kopel atau 17 unit, Kabupaten Tanah Datar 1 kopel, dan Kabupaten Agam 2 kopel.

“Kehidupan dan penghidupan masyarakat harus dipulihkan bahkan menjadi lebih baik. Itu perintah Presiden dan harus kita jalankan sebaik-baiknya,” tandasnya. (*) 

Sumber: RM. id

Presiden Iran: Kami Sedang Perang Habis-habisan Melawan AS, Israel, dan Eropa!    
Minggu, Desember 28, 2025

On Minggu, Desember 28, 2025

Presiden Iran: Kami Sedang Perang Habis-habisan Melawan AS, Israel, dan Eropa!
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pada hari Sabtu bahwa negaranya sedang menghadapi konfrontasi skala penuh dengan Amerika Serikat (AS), Israel, dan Eropa. 

BENTENGSUMBAR.COM
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pada hari Sabtu bahwa negaranya sedang menghadapi konfrontasi skala penuh dengan Amerika Serikat (AS), Israel, dan Eropa. 

Dia menggambarkan kampanye tekanan terhadap Teheran sebagai lebih kompleks dan merusak daripada perang Iran-Irak.

"Menurut saya, kami sedang dalam perang habis-habisan dengan Amerika Serikat, Israel, dan Eropa; mereka tidak ingin negara kami berdiri di atas kakinya sendiri,” kata Masoud Pezeshkian dalam sebuah wawancara dengan situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Dia mengatakan perang saat ini lebih buruk daripada perang Irak pada tahun 1980-an. 

“Jika dipahami dengan benar, perang ini jauh lebih kompleks dan lebih sulit daripada perang itu," katanya.

“Dalam perang dengan Irak, situasinya jelas; mereka menembakkan rudal, dan jelas di mana kami akan membalas. Tetapi di sini, mereka sekarang mengepung kami dalam segala hal, memberi kami tekanan dan menempatkan kami dalam posisi sulit, menciptakan masalah—secara ekonomi, budaya, politik, dan dalam hal keamanan," paparnya.

Pezeshkian menyampaikan komentar tersebut menjelang kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat, di mana dia berencana untuk memberi pengarahan kepada Presiden AS Donald Trump tentang opsi untuk potensi serangan di masa depan terhadap Iran, di tengah kekhawatiran bahwa Teheran sedang membangun kembali fasilitas produksi rudal balistik dan memperbaiki pertahanan udara yang rusak selama perang Juni lalu.

Israel telah memberi tahu Amerika Serikat bahwa latihan rudal Iran baru-baru ini mungkin menyembunyikan persiapan untuk potensi serangan, menurut laporan Axios pekan lalu, sehari setelah Iran International melaporkan aktivitas udara Iran yang tidak biasa yang terdeteksi oleh badan intelijen Barat.

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir mengangkat masalah ini secara langsung dengan Brad Cooper, kepala Komando Pusat (CENTCOM) AS, memperingatkan bahwa pergerakan rudal Iran baru-baru ini dapat berfungsi sebagai kedok untuk operasi kejutan terhadap negara Yahudi tersebut.

Pezeshkian mengatakan pada hari Sabtu bahwa Iran lebih kuat daripada selama perang 12 hari dengan Israel dalam hal peralatan dan personel. 

"Jika musuh memilih konfrontasi, mereka tentu akan menghadapi respons yang lebih tegas," ujarnya.

Pada bulan Juni, Israel melakukan serangan udara dan operasi rahasia terhadap situs militer dan nuklir Iran, menewaskan lebih dari 1.000 orang termasuk pejabat senior dan ilmuwan nuklir.

Iran membalas dengan meluncurkan ratusan rudal dan drone ke Israel, menewaskan sedikitnya 33 orang, di antaranya seorang tentara yang sedang tidak bertugas.

Amerika Serikat membantu Israel mencegat serangan Iran dan kemudian bergabung dengan agresi Israel, mengebom tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni. (*) 

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI    
Minggu, Desember 28, 2025

On Minggu, Desember 28, 2025

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI
Atas keputusan itu, lagi-lagi Mualem banjir dukungan dan apresiasi netizen. Mualem bahkan disebut sebagai calon presiden NKRI.

BENTENGSUMBAR.COM
- Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi selama 14 hari, berlaku 26 Desember 2025 hingga 8 Januari 2026.

Keputusan diambil usai rapat bersama pemerintah kabupaten/kota terdampak, pemerintah pusat, dan BNPB. Ini merupakan perpanjangan kedua status darurat.

Mualem menginstruksikan percepatan distribusi logistik, pemenuhan hak dasar pengungsi, serta optimalisasi layanan kesehatan melalui rumah sakit dan puskesmas.

Atas keputusan itu, lagi-lagi Mualem banjir dukungan dan apresiasi netizen. Dilansir dari akun Instagram RMOL, Sabtu malam, 27 Desember 2025, Mualem bahkan disebut sebagai calon presiden NKRI.

“KEREN CALON PRESIDEN NKRI,” tulis pemilik akun @moon3215520.

“masyaAllah pak gubernur pemimpin yg mengutamakan rakyat y , sehat2 ya pak,” timpal akun daliladjafar.

“Barakallah fiik gubernur Aceh Mualem sehat dan sll dilindungi Allah Ta'ala Aamiin Allahumma Aamiin,” tukas akun meylianada_.

Selain itu ada netizen yang satire menyebut bahwa Mualem hanya berjuang sendiri. 

“Bapa ini kasian banget seperti berjuang sendiri :( sehat2 pak yah,” tulis akun @ ul_syh.

“Mualem mengambil keputusan yang benar-benar dibutuhkan oleh rakyatnya,” timpal akun  @aneuk_aceh89. 

Hingga berita ini dimuat, unggahan itu memiliki 1.420 likes dan 23 komentar. (*) 

Sumber: RMOL

Penghentikan Perkara Dugaaan Korupsi Nikel Senilai Rp 2,7 T, Dinilai Akibat Penghancuran KPK Sejak 2019    
Minggu, Desember 28, 2025

On Minggu, Desember 28, 2025

Penghentikan Perkara Dugaaan Korupsi Nikel Senilai Rp 2,7 T, Dinilai Akibat Penghancuran KPK Sejak 2019
Peneliti ICW Wana Alamsyah menilai, penerbitan SP3 (Surat Penghentian Penyidikan) terhadap kasus yang menjerat mantan Bupati Konawe Utara, Aswad Sulaiman, merupakan buah dari penghancuran lembaga antirasuah itu sejak 2019 silam.

BENTENGSUMBAR.COM
- Indonesian Corruption Watch (ICW) angkat suara terkait kabar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghentikan penyidikan kasus dugaan korupsi pemberian izin pengelolaan pertambangan nikel di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Peneliti ICW Wana Alamsyah menilai, penerbitan SP3 (Surat Penghentian Penyidikan) terhadap kasus yang menjerat mantan Bupati Konawe Utara, Aswad Sulaiman, merupakan buah dari penghancuran lembaga antirasuah itu sejak 2019 silam.

“SP3 yang dikeluarkan oleh KPK bukan hanya menambah daftar panjang perkara yang dihentikan, namun juga dapat dilihat sebagai hasil dari penghancuran KPK secara sistemik pada 2019 lalu,” kata Wana, dalam siaran pers yang diterima JawaPos.com, MInggu (28/12).

Menurut Wana, ICW sejak awal mengkritisi mekanisme KPK yang dapat mengeluarkan SP3. Hal ini karena rawan dijadikan bancakan korupsi.

“Penghentian perkara dapat berpotensi bukan didasarkan atas pandangan objektif, melainkan dari penilaian subjektif yang sulit untuk ditagih akuntabilitasnya oleh publik,” tegas Wana.

Seperti diketahui, baru-baru ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakui telah menghentikan penyidikan kasus dugaan korupsi pemberian izin pengelolaan pertambangan nikel di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Perkara yang menjerat mantan Bupati Konawe Utara, Aswad Sulaiman, itu resmi dihentikan sejak Desember 2024.

“Benar, KPK telah menerbitkan SP3 dalam perkara tersebut,” kata juru bicara KPK, Budi Prasetyo, kepada wartawan, Jumat (26/12).

Budi menjelaskan, dugaan tindak pidana korupsi tersebut terjadi pada 2009. Namun, setelah melalui proses penyidikan yang mendalam, penyidik tidak menemukan alat bukti yang cukup untuk melanjutkan perkara ke tahap berikutnya.

“Setelah dilakukan pendalaman pada tahap penyidikan tidak ditemukan kecukupan bukti,” tegasnya.

Meski penyidikan dihentikan, KPK menegaskan tidak menutup kemungkinan untuk membuka kembali perkara tersebut. Lembaga antirasuah itu tetap membuka ruang bagi masyarakat yang memiliki informasi atau bukti baru terkait kasus tersebut.

“Kami terbuka, jika masyarakat memiliki kebaruan informasi yang terkait dengan perkara ini untuk dapat menyampaikannya kepada KPK,” imbuhnya.

Sebelumnya, KPK menetapkan Aswad Sulaiman, yang menjabat sebagai Bupati Konawe Utara pada periode 2007–2009 dan 2011–2016, sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pemberian izin kuasa pertambangan eksplorasi dan eksploitasi serta izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi.

Kasus tersebut berkaitan dengan penerbitan izin pertambangan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara pada periode 2007–2014. KPK menduga perizinan itu dilakukan secara melawan hukum.

Dalam konstruksi perkaranya, KPK memperkirakan negara mengalami kerugian sedikitnya Rp 2,7 triliun. Kerugian tersebut berasal dari penjualan hasil produksi nikel yang diduga diperoleh melalui proses perizinan yang tidak sesuai ketentuan.

Selain itu, KPK juga menjerat Aswad dalam perkara dugaan suap terkait izin kuasa pertambangan. Selama periode 2007–2009, Aswad diduga menerima suap sekitar Rp 13 miliar dari sejumlah perusahaan yang mengajukan izin kuasa pertambangan kepada Pemerintah Kabupaten Konawe Utara. (*) 

Sumber: Jawapos.com

Susno Duadji: Reputasi Kejaksaan Tercoreng oleh Pembiaran Tidak Menangkap Napi Silfester Matutina    
Minggu, Desember 28, 2025

On Minggu, Desember 28, 2025

Susno Duadji: Reputasi Kejaksaan Tercoreng oleh Pembiaran Tidak Menangkap Napi Silfester Matutina
Silfester Matutina dan Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri), Susno Duadji. Ia menyindir Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait penegakan hukum yang adil di negeri ini. (Kolase Foto). 

BENTENGSUMBAR.COM
- Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri), Susno Duadji kembali menyindir Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait penegakan hukum yang adil di negeri ini.

Salah satunya yang dia soroti adalah sikap Kejaksaan yang melakukan pembiaran terhadap terpidana Silfester Matutina, dimana hingga kini kejaksaan tidak melakukan penangkapan atau eksekusi atas putusan yang sudah inkrah itu sejak 6 tahun belakangan.

Susno Duadji tidak menampik jika reputasi kejaksaan dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi belakangan ini cukup bagus di mata masyarakat. Hanya saja, reputasi tersebut dinilai tercoreng akibat pembiaran terhadap terpidana yang dikenal dekat dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

"Reputasi kejaksaan yg bagus; tercorweng oleh pembiaran tidak menangkap Napi Silfes-ter Matutina selama 6 thn," tandas Susno Duadji melalui akun media sosialnya, Jumat (26/12).

Sebelumnya, pegiat media sosial, Chusnul Chotimah juga merespons aksi Kejaksaan Agung (Kejagung) memamerkan tumpukan uang sitaan kepada Presiden, Prabowo Subianto.

Dikatakan Chusnul, langkah tersebut tidak mencerminkan keberanian penegakan hukum secara menyeluruh.

Ia menegaskan bahwa Kejagung terkesan tebang pilih dalam menangani kasus hukum. “Tapi nangkap Silfester ga mampu,” ujar Chusnul di X @ch_chotimah2 (25/12/2025).

Chusnul bilang, pameran uang sitaan justru memunculkan kesan bahwa aparat penegak hukum lebih mengedepankan pencitraan ketimbang penindakan yang adil dan konsisten. “Artinya ini cuma pencitraan aja,” tandasnya.

Sorotan juga sebelumnya datang dari pegiat media sosial, Herwin Sudikta. Ia menyebut langkah Kejagung memamerkan uang sitaan menimbulkan ironi di tengah masih lemahnya penegakan hukum terhadap sejumlah figur kontroversial.

Dikatakan Herwin, penegakan hukum tidak cukup hanya ditunjukkan melalui angka fantastis hasil sitaan, tetapi juga harus tercermin dari keberanian aparat menindak semua pihak tanpa pandang bulu.

“Agak ironis ketika Jaksa Agung memastikan Rp6,6 triliun disebut sebagai hasil penegakan hukum,” kata Herwin kepada fajar.co.id, Kamis (25/12/2025).

Ia membandingkan pameran uang sitaan tersebut dengan kasus lain yang belum tersentuh hukum secara serius. Salah satunya menyangkut Silfester Matutina.

“Sementara Silfester Matutina masih bisa tertawa terbahak sambil mengangkangi hukum tanpa konsekuensi apa pun,” sesalnya.

Kata Herwin, publik tidak hanya membutuhkan simbol keberhasilan penegakan hukum berupa tumpukan uang, tetapi juga keadilan yang dirasakan secara nyata.

“Kalau hukum benar-benar ditegakkan, seharusnya yang ditegakkan bukan cuma angka, tapi juga keadilan,” tegasnya.

Ia pun mengingatkan agar penegakan hukum tidak terjebak pada pencitraan administratif semata.

Sebelumnya, Kejagung kembali menyedot perhatian publik dengan aksi memamerkan tumpukan uang sitaan bernilai fantastis.

Kali ini, uang pecahan Rp100 ribu yang disusun menyerupai “menara” itu mencapai total Rp6.625.294.190.469,74 atau sekitar Rp6,6 triliun.

Informasi yang beredar menyebutkan, tumpukan uang tersebut diserahkan kepada negara dan prosesnya akan disaksikan langsung oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.

Uang bernilai triliunan rupiah itu merupakan hasil pengumpulan dari berbagai perkara hukum.

Di antaranya berasal dari kerja Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) serta rampasan negara dari sejumlah tindak pidana, termasuk kasus korupsi dan pencucian uang. (*)

Sumber: Fajar.co.id