BentengSumbar.com --- Markas Daerah Laskar Merah Putih (MADA LMP) Provinsi Sumatera Barat menghimbau warga Kota Padang untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang putaran kedua, Rabu besok (5/3).
"Mari kita sukseskan Pilkada ini dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) masing-masing untuk memberikan hak pilih. Sebab, satu suara menentukan nasib kota ini lima tahun kedepan," cakap Azwar Sutan Mantari, Ketua MADA LMP Provinsi Sumatera Barat.
Dikatakan Azwar, sekaranglah saatnya warga kota melakukan perobahan yang dicita-citakan itu. Perobahan dari status quo kepada kemajuan Ranah Bingkuang. Jika tetap memilih pemimpin yang telah ikut membuat kehancuran di kota ini, maka berarti warga kota masih cinta status quo, masih ingin melihat kota ini tertinggal dari daerah lain.
"Untuk itu, saya menghimbau semua warga kota menggunakan hak pilih sesuai hati nurani dan akal budi, lepaskan sekat-sakat kedaerahan dan tinggalkan fitnah-fitnah yang dibungkus dengan dokrin agama. Warga harus cerdas dalam menggunakan hak politinya," ujar Sutan Mentari lagi, didampingi Zamri Yahya, SHI, Wakil Ketua MADA LMP Provinsi Sumatera Barat.
Pada alek domokrasi semacam ini, kata Sutan lagi, orang cenderung menghalalkan segala cara untuk memenangkan pertarungan dan jagoannya. Bahkan tak segan-segan melancarkan fitnah dengan balutan dokrin agama dengan mengatakan si A tak dihiasi nilai-nilai agama dan fitnah lainnya. Justru orang-orang seperti inilah yang akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa ini.
"Kita hidup di negara Pancasila, maka tolak ukurnya atau staatfundamental normnya adalah Pancasila dan UUD 45. Kalau ada yang menjadikan agama sebagai tolak ukur atau bercita-cita mendirikan negara agama, maka keluar saja dari Indonesia ini dan pergi ke negara yang berdasarkan agama yang mereka inginkan. Bagi kami, NKRI harga mati," pungkas Azwar yang juga tokoh masyarakat Pauh IX Kuranji ini.
Di negara Pancasila ini, semua warga negara dijamin kesamaan haknya. Tak memandang ras, suku, dan agama. Segala bentuk isu sara merupakan ancaman bagi keutuhan bangsa. Untuk itu, pihak-pihak yang melancarkan fitnah kepada kelompok warga negara lainnya, seperti golongan Tinghoa segala macam, harus menghentikan perbuatannya tersebut.
"Siapa pun dia, jika dia warga negara Indonesia, baik pribumi, maupun keturunan Arab, India, Cina dan lainnya, memiliki hak yang sama, tak ada perbedaan. Mereka memiliki hak politik yang sama sebagai warga negara. Mau mendukung siapa dalam pemilu, itu hak mereka," terang Sutan. (BS-002)
"Mari kita sukseskan Pilkada ini dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) masing-masing untuk memberikan hak pilih. Sebab, satu suara menentukan nasib kota ini lima tahun kedepan," cakap Azwar Sutan Mantari, Ketua MADA LMP Provinsi Sumatera Barat.
Dikatakan Azwar, sekaranglah saatnya warga kota melakukan perobahan yang dicita-citakan itu. Perobahan dari status quo kepada kemajuan Ranah Bingkuang. Jika tetap memilih pemimpin yang telah ikut membuat kehancuran di kota ini, maka berarti warga kota masih cinta status quo, masih ingin melihat kota ini tertinggal dari daerah lain.
"Untuk itu, saya menghimbau semua warga kota menggunakan hak pilih sesuai hati nurani dan akal budi, lepaskan sekat-sakat kedaerahan dan tinggalkan fitnah-fitnah yang dibungkus dengan dokrin agama. Warga harus cerdas dalam menggunakan hak politinya," ujar Sutan Mentari lagi, didampingi Zamri Yahya, SHI, Wakil Ketua MADA LMP Provinsi Sumatera Barat.
Pada alek domokrasi semacam ini, kata Sutan lagi, orang cenderung menghalalkan segala cara untuk memenangkan pertarungan dan jagoannya. Bahkan tak segan-segan melancarkan fitnah dengan balutan dokrin agama dengan mengatakan si A tak dihiasi nilai-nilai agama dan fitnah lainnya. Justru orang-orang seperti inilah yang akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa ini.
"Kita hidup di negara Pancasila, maka tolak ukurnya atau staatfundamental normnya adalah Pancasila dan UUD 45. Kalau ada yang menjadikan agama sebagai tolak ukur atau bercita-cita mendirikan negara agama, maka keluar saja dari Indonesia ini dan pergi ke negara yang berdasarkan agama yang mereka inginkan. Bagi kami, NKRI harga mati," pungkas Azwar yang juga tokoh masyarakat Pauh IX Kuranji ini.
Di negara Pancasila ini, semua warga negara dijamin kesamaan haknya. Tak memandang ras, suku, dan agama. Segala bentuk isu sara merupakan ancaman bagi keutuhan bangsa. Untuk itu, pihak-pihak yang melancarkan fitnah kepada kelompok warga negara lainnya, seperti golongan Tinghoa segala macam, harus menghentikan perbuatannya tersebut.
"Siapa pun dia, jika dia warga negara Indonesia, baik pribumi, maupun keturunan Arab, India, Cina dan lainnya, memiliki hak yang sama, tak ada perbedaan. Mereka memiliki hak politik yang sama sebagai warga negara. Mau mendukung siapa dalam pemilu, itu hak mereka," terang Sutan. (BS-002)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »