Tim Ahok-Djarot Yakin Bisa Gaet Pemilih Agus-Silvi, Djarot Nilai AHY Bersikap Ksatria

Tim Ahok-Djarot Yakin Bisa Gaet Pemilih Agus-Silvi, Djarot Nilai AHY Bersikap Ksatria
BENTENGSUMBAR.COM - Juru bicara tim sukses Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, Raja Juli Antoni, yakin bisa menggaet pemilih pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta putaran kedua. Sebab, Toni yakin ada kesamaan karakter pemilih Ahok-Djarot dengan Agus Sylvi.

Toni menilai, sebagian besar pemilih Agus-Sylvi berasal dari mereka yang memiliki hubungan historis yang kuat dengan Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang telah memimpin selama sepuluh tahun. Dengan begitu, Toni yakin akan sangat mudah menggaet pemilih di putaran kedua.

"Feeling saya, justru kebanyakan pemilih Agus yang jumlahnya 17 persen itu adalah pemilih yang nasionalis, yang selama ini mempunyai hubungan historis dengan SBY sebagai mantan presiden," kata Toni kepada Tempo, Kamis, 16 Februari 2017.

Selain itu, Toni memprediksi sebagian besar pemilih Agus-Sylvi berasal dari kelompok Islam moderat yang tidak menyukai agama dijadikan sebagai alat politik. Menurut Toni, kelompok Islam konservatif dan garis keras, seperti Forum Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan Partai Keadilan Sosial (PKS), sudah berkumpul di kubu Anies-Sandi sejak putaran pertama.

"Pemilih Agus itu juga mungkin kelompok Islam moderat yang tidak suka isu politisasi agama. Karena kebanyakan kelompok Islam yang konservatif contohnya, sudah full di Anies-Sandi," ujar Toni.

Toni menambahkan, secara otomatis kelompok Islam moderat dan kelompok nasionalis menyukai gaya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Menurut saya, peluangnya sangat besar sekali pemilih Agus bisa digaet oleh pasangan calon nomor urut dua," tutur Toni.

Pemilih Jakarta Rasional

Raja Juli Antoni mengatakan sebagian besar pemilih di DKI Jakarta pada umumnya merupakan pemilih rasional. Dengan demikian, pemilih yang semula berkubu pada salah satu partai pengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni belum tentu ikut sikap partai pada putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah 2017.

"Sebagian besar dari mereka tidak terikat dengan 'party ID'. Hubungan ideologi, psikologis, dan emosional antara partai dan anggota (partai), khususnya di Indonesia, sangat lemah," ujar Toni kepada Tempo, 16 Februari 2017.

Dalam pilkada kali ini, pasangan Agus-Sylvi didukung empat partai politik, yaitu Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun pasangan nomor urut satu tersebut diprediksi akan tersingkir karena hasil hitung cepat mereka berada pada urutan terakhir.

"Pada akhirnya, ke mana pun pilihan warga DKI Jakarta akan pindah sangat bergantung pada pilihan personal (tidak terpengaruh dengan sikap partai)," kata Toni.

Toni mencontohkan, ada organisasi masyarakat tertentu yang ketua umumnya bergabung dengan salah satu kubu. Namun semua anggota partai itu belum tentu sepakat untuk bergabung. Seperti yang disebutkan tadi, hal tersebut sangat dipengaruhi lemahnya hubungan partai dengan anggotanya.

Meski begitu, Toni mengatakan, komunikasi politik tetap dilakukan oleh pasangan nomor urut dua dengan partai pengusung Agus-Sylvi untuk menggaet suara pada putaran dua. Selain itu, tim sukses akan terjun ke daerah-daerah yang setelah dievaluasi terdapat kecurangan atau kalah. Mereka juga akan memproteksi dan menjaga pemilih di daerah yang menang.

"Semua kemungkinan itu akan kami lakukan. Pada akhirnya, pilihan itu nantinya bersifat personal, yang terkadang atau sering tidak terkait dengan isu elite partai," tutur Toni.

AHY Bersikap Ksatria

Dikutip dari Tempo, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengapresiasi pidato Agus Harimurti Yudhoyono pascahasil hitung cepat dari beberapa lembaga survei. Penghitungan cepat itu menempatkan Agus beserta pasangannya, Sylviana Murni, di posisi akhir. Hasil tersebut membuat langkah Agus-Sylvi terhenti dalam putaran pertama Pemilihan Daerah (Pilkada) DK Jakarta. 

"Bagus. Saya kasih apresiasi. Saya berterima kasih. Saya apresiasi kepada Pak Agus yang secara ksatria menyampaikan ucapan selamat dan sudah legawa," ujar Djarot di Balai Kota, Kamis,16 Februari 2017.

Menurut Djarot, sikap ksatria tersebut harus dimiliki oleh siapapun, khususnya di dalam kompetisi perebutan posisi DKI-1. Pasalnya, kata Djarot, dalam panggung politik selalu ada pihak yang kalah atau memang. Djarot menilai kalah atau menang merupakan hal yang biasa.

"Saya kasih apresiasi kepada beliau yang usia muda, tapi punya kematangan di dalam membangun sistem demokrasi melalui Pilkada," ujar Djarot. 

Dalam pidatonya, Rabu kemarin, putra sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu berpesan agar generasi muda  berani mengambil risiko dari apa yang dilakukannya. Agus juga berpesan agar generasi penerus jangan  takut gagal ataupun takut kalah. Agus berharap mereka selalu berbuat yang terbaik karena banyak yang bisa diperjuangkan generasi muda Indonesia. 

Djarot juga sudah mendapatkan kabar bahwa pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, telah berkomunikasi dengan Agus pascapencoblosan kemarin malam. Komunikasi tersebut terjalin setelah hasil hitung cepat menunjukan pasangan Agus dan Sylvi diprediksikan gugur dalam putaran pertama.

"Terima kasih. Katanya beliau (Agus) juga sudah menyampaikan ucapan pada Pak Basuki. Ya baguslah. Marilah kita sekarang bersama-sama membangun menciptakan suasana di Jakarta yang sejuk. Seperti yang disampaikan oleh Pak Agus," ucap Djarot. (by/tempo)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »