BENTENGSUMBAR. COM - PAN menepis pernyataan Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief yang menyebut ada setoran uang Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno supaya jadi cawapres Prabowo Subianto. PAN justru menyebut PD yang meminta Rp 500 miliar untuk bergabung dengan koalisi Gerindra.
"Itu omong kosong. Andi Arief nggak boleh asal nuduh. Jangan-jangan itu ungkapan bola mantul. Mereka yang mau minta dana Rp 500 miliar agar gabung di koalisi Gerindra. Tidak elok seperjuangan menuduh yang tidak-tidak," ujar Wakil Bendum PAN Asri Anas di rumah dinas Zulkifli Hasan, Jalan Widya Chandra IV, Jakarta, Rabu, 8 Agustus 2018.
Pernyataan Asri diperkuat oleh Sekjen PAN Eddy Soeparno. Eddy menyebut pernyataan Andi isapan jempol belaka.
"Tadi mana ya Rp 500 miliar. Saya belum pernah dengar komitmen itu, ada pembicaraan itu, apakah pernah ditawarin oleh kita rasanya tidak pernah ada. Jadi saya tidak bisa confirm cuitan itu, karena pembahasan tak pernah ada dengan PAN," jelas Eddy.
Tuduhan Tak Pantas
Sementara itu, PKS merasa tuduhan Andi tidak tepat.
"Kami sedang perjuangkan aspirasi ulama dan umat. Sesuatu yang tidak pantas tuduhan tersebut dialamatkan kepada PKS," ujar Wasekjen PKS Abdul Hakim saat dimintai konfirmasi, Rabu, 8 Agustus 2018.
PKS menegaskan tetap memperjuangkan rekomendasi Ijtimak Ulama di mana Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri direkomendasikan jadi cawapres Prabowo.
"Sampai saat ini posisi PKS perjuangkan Ijtimak Ulama," terang Hakim.
Sebelumnya, Andi kecewa terhadap sikap Prabowo yang disebutnya memilih Sandi jadi cawapresnya. Andi lantas menyebut Prabowo sebagai 'jenderal kardus'.
"Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 M menjadi pilihannya untuk cawapres," ujar Andi.
(Sumber: detik.com)
"Itu omong kosong. Andi Arief nggak boleh asal nuduh. Jangan-jangan itu ungkapan bola mantul. Mereka yang mau minta dana Rp 500 miliar agar gabung di koalisi Gerindra. Tidak elok seperjuangan menuduh yang tidak-tidak," ujar Wakil Bendum PAN Asri Anas di rumah dinas Zulkifli Hasan, Jalan Widya Chandra IV, Jakarta, Rabu, 8 Agustus 2018.
Pernyataan Asri diperkuat oleh Sekjen PAN Eddy Soeparno. Eddy menyebut pernyataan Andi isapan jempol belaka.
"Tadi mana ya Rp 500 miliar. Saya belum pernah dengar komitmen itu, ada pembicaraan itu, apakah pernah ditawarin oleh kita rasanya tidak pernah ada. Jadi saya tidak bisa confirm cuitan itu, karena pembahasan tak pernah ada dengan PAN," jelas Eddy.
Tuduhan Tak Pantas
Sementara itu, PKS merasa tuduhan Andi tidak tepat.
"Kami sedang perjuangkan aspirasi ulama dan umat. Sesuatu yang tidak pantas tuduhan tersebut dialamatkan kepada PKS," ujar Wasekjen PKS Abdul Hakim saat dimintai konfirmasi, Rabu, 8 Agustus 2018.
PKS menegaskan tetap memperjuangkan rekomendasi Ijtimak Ulama di mana Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri direkomendasikan jadi cawapres Prabowo.
"Sampai saat ini posisi PKS perjuangkan Ijtimak Ulama," terang Hakim.
Sebelumnya, Andi kecewa terhadap sikap Prabowo yang disebutnya memilih Sandi jadi cawapresnya. Andi lantas menyebut Prabowo sebagai 'jenderal kardus'.
"Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 M menjadi pilihannya untuk cawapres," ujar Andi.
(Sumber: detik.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »